PART 1

75 10 1
                                    


MATCA🐝

***

Rasyi Angelia. Gadis itu mengubah posisi kepalanya menjadi menghadap teman sebangkunya. Mulutnya menguap lebar namun tak ditutup nya. Di liriknya wajah teman sebangkunya yang sedang fokus itu, lalu berbisik, "ssstt... Ael, Aeeeeell..." Ravael melirik Rasyi sambil menaikkan salah satu alisnya sekilas.

"Berapa menit lagi?" tanya Rasyi dengan mulut yang di gerakkan tanpa suara. Ravael melihat jam di dinding, "sepuluh menit lagi." ucap Ravael juga tanpa suara. Rasyi mengerucutkan bibir nya, lalu kembali menguap untuk kedua kalinya, dan dengan cepat di tutup Ravael.

"Di tutup kalo nguap, pamali." Ravael menarik tangannya setelah berucap seperti itu, Rasyi hanya bergumam tidak jelas.

Beberapa menit kemudian, "berapa menit lagi?" Rasyi kembali bertanya.

"Lima." Ravael menjawab.

Rasyi menegakkan tubuh nya, "pinjem pulpen." Rasyi menjulurkan tangannya ke samping, Ravael memberikannya.

Rasyi mengambil buku nya dari laci, dan Ravael melirik takjub dengan mulut yang sedikit terbuka. Untuk pertama kali nya Rasyi membuka buku setelah tiga tahun lama nya.

Ravael tersenyum saat melihat Rasyi menulis. Namun senyum nya langsung luntur saat telinga nya mendengar gumaman,

"... Lima detik..."

"...enam detik..."

"...tujuh detik..."

Ravael kembali menghadap depan, dan fokus dengan pelajaran yang di sampaikan oleh guru di depan kelas.

Beberapa menit kemudian, "Ael.. Aeeeell..." Ravael melirik malas Rasyi.

"Ini kenapa belum bel?" tanya Rasyi, "padahal ngitung nya udah di lompatin biar cepet selesai." lanjut Rasyi dengan bergumam.

Ravael memutar bola matanya jengah, malas menanggapi Rasyi, ia memilih mengabaikan gadis satu itu.

Kriing... Kriing...

Bel istirahat berbunyi nyaring memenuhi seluruh penjuru sekolah.

"Ra. Yuk!" Rasyi menopangkan wajah nya, "Males Aeell." Ravael mendengus, lalu menarik pergelangan tangan kanan Rasyi.

"Kekantin. Lo dari pagi belum makan." Ravael menatap Rasyi yang juga menatap nya.

"Tapi gue Males jalan Aeell." ucap Rasyi sambil merengut. Ravael menatap datar Rasyi, "Rasyi Angelia." Rasyi mendengus lalu berdiri dengan malas.

"Yaudah cepet pegangan tangan, biar gak jatoh ntar." Rasyi mengulurkan tangan nya yang tanpa pikir panjang di sambut Ravael.

Mereka pun berjalan menuju kantin diikuti pandangan murid murid yang masih tak percaya jika mereka tidak jadian. Kantin sudah cukup penuh berhamburan di sana sini. Mereka berjalan menuju meja kantin yang sudah diisi seorang laki - laki yang melambai - lambai ke arah mereka.

"Udah mesen kalian dua?" tanya laki - laki itu saat Ravael dan Rasyi sudah duduk di hadapannya, Rangga namanya.

"Belum."

"Biar gue pesanin, lu pesen apa? Sama Rasyi juga mau pesen apa?"

"Gue soto, kalo Rara apa aja, yang penting gak pedes, minum nya air mineral dingin." jawab Ravael.

"Yaudah gue pesanin," lalu selanjutnya Rangga memanggil anak culun yang melewati meja mereka.

"Tolong pesenin soto ayam dua, sama air mineral dingin." ucap Rangga, elaaah si Rangga dikira bakal mesen sendiri.

"Dah itu aja, sana pesen! GPL!!" ucap Rangga seakan akan seperti presiden yang sedang berpidato membahas tentang BBM naik. Siswa itu belum beranjak, dengan wajah yang ragu ingin bertanya.

"Mau apa lagi lu disini?" tanya Rangga saat sadar anak culun itu belum beranjak.

"Hngh.. Anu.. I..tu u...uang..nya?" tanya nya.

"Gua tau lu orang beradakan? Gua liat kemarin lu di jemput sama mobil, kasih sedekah dikit ngapa!" Rangga semakin menggas ngomongnya, mau tidak mau siswa itu beranjak pergi dari pada rahasia nya makin ke bongkar.

"Yaelah Rang, udah tua juga, makin ae kelakuan lu kek bocah!" Ravael menggelengkan kepalanya. Rangga hanya terkekeh bukannya merasa tersinggung, "slow bro, idup itu dibawa santai. Selagi ada yang gratis kenapa tidak di manfaatkan?" setelahnya Rangga merasa bangga sendiri karna bisa mengeluarkan kata-kata seperti itu.

"Prinsip lu kek tai." Ravael tertawa diikuti Rangga.

"Bodo! Btw, belum jadian juga lu dua ampe sekarang?"

"Gabakal." ucap Ravael, sedang Rasyi hanya bersikap acuh.

"Jatuh cinta baru tau rasa lu!" Rangga melempar kulit kacang nya ke wajah Ravael, yang dengan bagus langsung di hindari Ravael.

Tidak lama kemudian pesanan Ravael dan Rasyi datang bersamaan dengan pacar Ravael yang menghampiri lalu duduk di samping kanan Ravael.

"Rava, kamu kok gak nyamperin aku sih?" tanya Bella kesal.

Ravael menoleh, "oh iya maaf, lupa." Setelah berucap seperti itu Ravael kembali memakan soto nya, melihat Ravael bersikap seperti itu membuat Bella semakin kesal.

"Rava ih! Kok gitu aja sih reaksi kamu? Bujuk kek, apain kek aku nya biar gak marah lagi sama kamu." Bella berbicara sambil bersedekap dada.

"Yaudah sih maaf,  kan udah di kantin." ucap Ravael berusaha sabar sambil menoleh ke arah Bella, "Iya udah dikantin, terus liat kamu duduk berdua sama cewek lain." Ravael langsung memasang wajah datar saat Bella menyebut Rasyi cewek lain.

"Rasyi cuman temen, dan lagian gak berdua aja ada Rangga juga." ucap Ravael meralat.

"Ya tetep aja kan pergi kekantinnya berdua, aku yakin kalo gak Rangga yang ngajak kalian berdua ke meja ini pasti kalian cuman duduk bedua aja." Bella semakin kesal.

"Jangan ngelantur! Rasyi cuman temen. Dan lo liat! Kantin penuh, gak ada istilah nya ada meja kosong disini." dan kedua sejoli Itu pun semakin beradua mulut. Sedang Rasyi dan Rangga hanya berdiam. Rasyi yang anteng memakan makanannya dan Rangga yang meringis melihat pertengkaran yang katanya sepasang kekasih itu.

"Lo gak marah, di tuduh-tuduh pacarnya Ravael?" tanya Rangga ke pada Rasyi.

"Ngapain marah? Ribet!" jawab Rasyi.

Rasyi haus dan air mineralnya sudah tandas, lalu dengan santai meminta nya ke pada Ravael, "Aeeell, auss. Air mineral gue abis."

Ravael menoleh,"yaudah tunggu, gue beliin." ucap Ravael lalu beranjak karena air mineral nya juga habis.

Bella semakin marah dengan sikap Ravael yang lebih memprioritaskan cewek yang katanya cuman temen dari pada dirinya yang jelas - jelas pacarnya.

***

TBC

Selasa, 18 Februari 2019

LADY LAZYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang