MATCA🐝
***
"Gak ada niat mau punya pacar baru lagi?" tanya Rasyi menatap sambil menatap jalanan, tidak menoleh kepada Ravael. Hening sebelum Ravael menjawab, "Males nyari." Rasyi menoleh cepat saat mendengar kata males keluar dari mulut Ravael.
"Males?" tanya Rasyi dan Ravael mengangguk sambil fokus menyetir.
"Sejak kapan lo bisa males? Gak boleh ih. Cuman gue aja yang boleh males, lo jangan." Rasyi jadi misah - misuh tidak jelas.
"Yaahh gimana dong, ketularan sama lo." goda Ravael dengan suara di imut - imut kan.
"Gak gak gak gak. Gak boleh! Pokoknya lo harus jadi rajin lagi." tegas Rasyi sambil menegakkan tubuhnya. Ravael menoleh jahil kearah Rasyi lalu berucap, "gue bakal rajin lagi kalo untuk hari iniii aja lo rajin. Gak ada kata males."
Rasyi langsung melotot," kok jadi gue sih?! Ntar lo malah ngelunjak lagi males nya." protes Rasyi.
"Aduuhh gue males nyetir nih, gantiin..." Rasyi semakin melotot lalu memekik, "iya, iya jadi rajin. Tapi cuman sehari!"
—
Dan nyatanya rajin nya Rasyi cuman sampai setelah istirahat pertama saja dan bisa di hitung hanya tiga jam saja. Dan setelahnya Rasyi mengeluh lelah menulis.
Rasyi mengubah posisi kepalanya menjadi menghadap penghuni baru di seberang samping bangku nya. Hari ini kelas mereka memang kedatangan murid baru, cowok. Daren namanya.
Daren juga sama posisi duduknya, kepalanya miring menghadap Rasyi dengan mata tertutup. Karena iseng, Rasyi memanggilnya, "Sttsss... Alvaaaa..." Daren mengerjapkan matanya, membuat bulu mata lentik Daren bergerak, dan Rasyi fokus menatap nya.
Daren menatap nya setelah sukses terbuka matanya. "Gak nulis?" tanya Rasyi sambil berbisik. Daren menatap nya lalu menggeleng, "kenapa?" tanya Rasyi.
"Males." jawab Daren. Rasyi menganggukkan kepalanya dengan posisi yang masih miring.
"Lo gak nulis juga?" tanya Daren, Rasyi menggeleng, "Males juga." jawab Rasyi.
"Darenaldo Alvaro, Rasyi Angelia. Sedang apa kalian berdua?" Daren dan Rasyi menegakkan tubuh mereka secara bersamaan. Ravael menatap kedua nya, sedari tadi ia mendengar percakapan kecil antara Rasyi dan Daren.
"Tadi tipe-x nya Alva jatuh, terus saya bantuin ngambil." bohong Rasyi, Ravael langsung membuang pandangan nya ke arah lain sambil menarik nafas pelan.
Pak Tajim menatap tajam kedua nya, lalu kembali melanjutkan materi nya.
—
"Ael, mau kemana?" tanya Rasyi saat Ravael beranjak dari bangku nya.
"Ke kantin."
"Gak ngajak gue?" tanya Rasyi, sambil memegang ujung seragam Ravael. "Mau ke kantin?" tanya Ravael, dan Rasyi menggeleng pelan.
Ravael mengusap rambut Rasyi, "baik - baik sama Daren." ucap Ravael, Rasyi mengangguk. Lalu Ravael pun keluar meninggalkan Rasyi dan Daren.
"Rumah lo dimana?" tanya Rasyi kepada Daren.
"Gak punya rumah." jawab Daren.
"Terus tinggal di mana?"
"Di rumah orang tua."
Rasyi mengangguk - angguk, "Gak laper?" tanya Rasyi.
"Laper."
"Terus kenapa gak makan?"
"Udah makin angin." jawab Daren.
Hening...
"Ravael pacar lo?" tanya Daren.
"Oh Ael? Buk..."
"Nih." ucapan Rasyi terpotong saat Ravael datang dan memberikannya nasi bungkus, roti, dan air mineral.
Ravael duduk di samping Rasyi lalu membukakan nasi bungkusnya, "Makan." Ravael menyendokkan nasi nya lalu menyuapkannya pada Rasyi. Tetap seperti itu sampai nasi bungkus nya habis.
—
"Kak Rasyi!" Rasyi menoleh dan mendapati seorang cewek dari kelas sepuluh.
"Boleh bicara sebentar gak?" tanya cewek itu, Rasyi mengangguk kalem.
"Bicara empat mata kak." Ravael dan Rangga yang mengerti langsung pindah. Rasyi kembali menoleh kearah adik kelas nya itu setelah melihat Ravael dan Rangga menjauh.
Cewek itu duduk di hadapan Rasyi sambil menggigit bibir bawahnya, "ngg.. Anu kak.. Kak Ra... Ravael jomblo gak? Emm maksud aku punya pacar gak?" Rasyi mengerjapkan matanya menatap cewek di hadapan nya.
Rasyi menggeleng sambil menjawab, "gak tau."
"Aku boleh gak jadiin kak Ravael pacar aku?" tanya cewek itu. Rasyi memiringkan kepalanya, "kenapa gak langsung tanya aja sama Ael?" tanya Rasyi.
"Ael, Rangga!" Rasyi memanggil, kedua cowok itu pun melangkah mendekati Rasyi dan cewek itu.
"Udah selesai ngomong nya?" tanya Ravael kepada Rasyi, "ini dia mau ngomong sama lo." ucap Rasyi. Ravael menoleh ke arah cewek itu, pipi cewek itu memerah.
"Ngg..." cewek itu menarik nafas nya lalu, "KakKenalinNamaAkuKeisyaAkuSukaSamaKakakDariAwalAkuSekolahDisini, KakakMauGakJadiPacarAku?" Keisya berbicara cepat. Ravael mengerti lalu menoleh ke arah Rasyi.
Rasyi juga menatap Ravael. Ravael menipis kan bibir nya lalu menatap ke arah Keisya yang sudah menunduk.
"Oke kita pacaran." Keisya langsung mendongak lalu tersenyum lebar.
"Makasih kak." Keisya bangun dari duduk nya lalu beranjak pergi.
"Semudah itu lo nerima dia?" tanya Rangga yang masih tak percaya dengan kejadian sebelum nya.
"Bikin orang bahagia dapet pahala." jawab Ravael sambil menyuapi Rasyi. Rangga menganga menatap kedua insan tuhan yang bukan sepasang kekasih itu.
GILA!!
***
TBC
Kamis, 21 Februari 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
LADY LAZY
Random~ "Males." "Terus kenapa gak jadiin gue pacar lo aja?" "Daren udah punya pacar belum?" "Gue sebenernya jahat." "Ck. Malu - maluin." Gadis pemalas itu jatuh cinta. Jatuh. Cinta. Terjerumus dan tenggelam di dalam pesona lelaki itu. ~