Chapter 14

2.5K 285 32
                                    

Pejaman matanya terbuka saat merasakan laju mobil yang ditumpanginya melambat, hingga perlahan berhenti tepat di depan pintu utama kediamannya. Tubuh lemah itu menegak, remasan pada ujung sweaternya mengendur saat pintu di sampingnya terbuka lebar.

Napasnya tertahan karena rasa takut yang tiba-tiba kembali menyeruak, meruntuhkan segenap kekuatan yang tengah pemuda itu bangun diam-diam di balik sikap tenangnya.

Taehyung menarik napasnya dalam, menggigit bibirnya tanpa sadar, jantungnya berdegup kencang, pemuda itu bahkan bisa merasakan darahnya berdesir hebat. Gamang, namun Taehyung tetap memaksakan tungkainya untuk melangkah.

KRIEETT

Pintu terbuka, menampakkan sosok sang kakek yang tengah berdiri membelakanginya. Langkahnya bergerak mendekat perlahan dengan kepala tertunduk, dan kedua tangan saling mengapit di depan. Taehyung tentu tidak menyadari bahwa kakeknya telah berbalik menatapnya.

BRUKK!

Taehyung terperanjat, hingga tanpa sadar dia melangkah mundur. Pekikannya mungkin saja lolos jika dia tidak cepat-cepat menutup mulutnya dengan tangan.

Jung Minwoo, pria tua yang berlari tergopoh menghampirinya dengan raut cemas, kemudian tanpa mempertimbangkan apapun mengiyakan permintaannya untuk pergi ke rumah sakit pagi tadi, kini terkapar tak berdaya di depan matanya.

"Ahjussi.." lirihnya, tanpa suara.

Taehyung tertegun, hanya diam mematung menatap tubuh yang terkulai lemah di hadapannya seolah pemuda itu telah kehilangan kendali atas tubuhnya sendiri. Hingga dia merasakan beberapa orang menahan kedua lengannya saat dia akan beranjak mendekati pria tua itu.

"A-apa yang kakek lakukan?" Taehyung berteriak, pandangannya terangkat, menatap tajam sang kakek.

Tuan Kim tersenyum tipis, saat ingatan masa lalu kembali berputar di kepalanya. Sungguh, dia seperti melihat sosok putra semata wayangnya dalam diri Taehyung. Anak itu rupanya telah mewarisi sifat sang ayah, bodoh dan ceroboh.

Mengabaikan tatapan tajam Taehyung yang menghujamnya, Tuan Kim memberi instruksi kepada orang-orang suruhannya untuk membawa pria tua itu pergi.

Pria tua itu sempat menatap Taehyung sekilas sebelum orang-orang suruhan Tuan Kim menyeretnya keluar, dengan bibirnya dia mengatakan bahwa dia baik-baik saja.

Airmatanya menetes tanpa aba-aba, Taehyung kembali diliputi perasaan bersalah. Lagi-lagi seseorang terluka karena dirinya, lagi-lagi seseorang harus menanggung akibat dari perbuatannya.

Tuan Kim melangkah mendekati Taehyung yang berdiri kaku di hadapannya tepat setelah orang-orang itu menghilang dibalik pintu yang sudah tertutup rapat.

"Dia sudah berani membawamu ke tempat yang tidak seharusnya, kakek hanya memberinya sedikit teguran." ucapnya, tersenyum dengan begitu hangat namum justru membuat Taehyung semakin sesak.

"Jangan pergi tanpa sepengetahuan kakek, Kim Taehyung." tatapannya berubah sendu, "Jangan buat kakek khawatir." lanjutnya, kemudian tangannya terangkat mencoba mengusap kepala Taehyung, namun pemuda itu dengan cepat menarik kepalanya menjauhi tangan sang kakek.

"Apa membohonginya selama ini belum cukup untuk Kakek?" datar, bahkan Taehyung mengucapkannya tanpa menatap lawan bicaranya. "Kenapa kakek melakukannya? Seokjin hyung...bisakah Kakek tidak mengganggunya lagi?" Taehyung memohon.

"Taehyung-ah?"

"Aku tidak akan tinggal diam, Kek." ucap Taehyung dingin, tanpa melepas tatapannya pada kedua manik gelap milik sang kakek.

FaithTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang