Quentin [6]

9.6K 1.8K 47
                                    

Quentin tahu dia sudah gila. Jika Cybil langsung mengusirnya, lelaki itu takkan membantah. Tak seharusnya dia mengajak Cybil menikah dengan cara seperti itu. Bukankah dia bertekad memenangkan hati perempuan itu dengan perlahan? Namun, hari ini ada banyak sekali kejutan yang membuat Quentin tidak bisa hanya menjadi penonton.

Quentin tak bisa menahan diri. Melihat Jeremy yang gila itu menampar Cybil saja sudah menjadi alasan kuat bagi Quentin untuk melindungi perempuan itu. Apalagi setelah sang pendiri We Are The Champion membuka sedikit rahasia rumah tangganya. Membayangkan Cybil menjadi korban kekerasan dari suaminya semasa masih menikah, sudah membuat darah Quentin berubah menjadi magma. Perlindungan apalagi yang bisa diberikan Quentin selain menikahi Cybil?

"Tin, stop ah becandanya. Nggak lucu," tukas Cybil. "Aku nggak percaya sama kata-kata Bocah Terminator," dia mencoba berseloroh.

Sedetik kemudian, perempuan itu menghela napas, tampak begitu muram. Hati Quentin begitu sakit hanya karena melihat ekspresi Cybil. Adu kalimat yang diucapkan perempuan itu dan Jeremy, kembali bergema di benak Quentin. Ancaman Jeremy yang diakhiri dengan tamparannya.

"Aku nggak bercanda, kok. Ini serius." Quentin berusaha mendepak kegugupan yang membuat suaranya agak gemetar. Ditatapnya Cybil dengan sungguh-sungguh. Tubuhnya dimajukan dengan kedua siku bertelekan di lutut.

"Dua belas tahun lalu, kamu nggak cuma menyelamatkan hidup Bocah Terminator ini. Kamu juga udah bikin aku jatuh cinta. Itulah kenapa aku ngirimin kamu banyak hadiah. Aku berhenti karena tau kamu nggak suka apa yang kulakuin. Tapi, aku juga minta kamu untuk nunggu, kan? Memang, kata-kata di kartu terakhir itu kekanakan banget. Yah, sesuai pola pikir anak umur enam belas tahun." Quentin mencoba tersenyum. Cybil tampak pucat, pupil matanya agak melebar. Bibir tipisnya bahkan sedikit membuka.

"Aku patah hati waktu tau kamu nikah sama Jeremy. Itulah sebabnya aku nekat ikutan pesta di kapal pesiar yang sampai memicu gosip panas kalau aku gay. Sampai detik ini, perasaanku nggak berubah. Malah makin intens setelah kenal kamu, Cy. Nggak logis memang. Apalagi kita bahkan baru kenalan dua bulan lalu. Tapi, cinta kan memang perasaan yang absurd dan nggak bisa dirasionalkan pakai hukum sebab akibat. Satu lagi, tolong jangan pernah bilang kalau aku salah memahami perasaanku sendiri atau semacamnya."

Cybil sama sekali tidak tampak senang dengan kata-kata Quentin. Lelaki itu pun memutuskan untuk berhenti bicara. Kini saatnya menunggu respons Cybil. Yang penting, Quentin sudah menyampaikan poin utamanya.

"Aku nggak tau harus ngomong apa," Cybil akhirnya bersuara. "Tapi, maaf ya. Susah rasanya untuk percaya kalau semuanya memang beneran."

Quentin tahu bahwa ini saatnya untuk memberi ruang pada Cybil. Mencoba bersikap sesantai mungkin, dia akhirnya berkata, "Aku pulang dulu, ya? Tapi kuharap kamu mau mikirin semua kata-kataku tadi. Aku serius." Lelaki itu berdiri. "Kunci semua pintu dan pastiin Jeremy nggak bisa jahatin kamu lagi. Telepon aku kalau ada apa-apa. Jam berapa pun."

Tanpa menunggu jawaban Cybil, Quentin berbalik dan mulai melangkah ke arah pintu. Dia tahu, jika sudah berhubungan dengan perempuan itu, jalannya takkan mudah. Cybil bukan seperti perempuan kebanyakan. Perempuan itu memiliki banyak sekali pengalaman yang membuatnya tak mudah berubah pendirian.

"Oke, anggaplah kamu memang serius. Aku penasaran, kenapa kamu ngajak aku nikah? Kita beda banget, Tin."

Quentin berhenti dan berbalik. "Apa alasan kalau aku cinta sama kamu udah nggak bisa diterima? Aku nggak keberatan meski kamu nggak punya perasaan apa-apa. Kasih aku waktu untuk bikin kamu jatuh cinta sama aku. Selain itu, aku pengin ngelindungi kamu. Jangan sampai ada orang kayak Jeremy di sekitarmu. Aku juga pengin bantuin kamu ngurus We Are The Champion dan nyekolahin anak-anak kayak Widya. Sampai mereka mandiri. Kalau bukan dengan nikahin kamu, aku nggak tau cara lainnya. Aku memang bisa aja ngasih donasi, tapi belum tentu kamu mau terima. Dan nggak bikin aku bisa ngelindungi kamu. Tapi, tolong jangan salah dipahami seolah aku 'ngebeli' kamu, Cy. Kebetulan aja aku punya uang. Kalaupun aku nggak kaya, aku bakalan kerja keras untuk bantuin kamu ngurus rumah penampungan." Lelaki itu terdiam sejenak. "Tolong pikirin semua kata-kataku tadi."

The Sexy Secret [Terbit 19 Januari 2022]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang