The Sexy Secret [Terbit 19 Januari 2022]

Cybil [12]

Gilda seolah menjelma menjadi sosok asing yang tak dikenali Cybil. Kian lama, penampilan mereka makin identik. Bukan hanya Cybil yang menyadari itu, tapi semua orang di We Are The Champions. Yang pertama kali menyinggung masalah itu -meski dalam nada bergurau- adalah Mikko, karyawan bagian keuangan.

"Sekarang kalau mau ngasih laporan, harus mastiin dulu udah ketemu orang yang tepat. Soalnya, kalau dari jauh, Mbak Gilda sekarang makin mirip sama Mbak. Apalagi dari belakang. Kemarin, tukang pecel lele juga bilang gitu. Pesanan Mbak sempat dikasih ke Mbak Gilda." Lelaki itu cengengesan. "Kalau orang nggak tau, pasti kalian dikira kakak adik atau kembar."

Itu memang benar. Seingat Cybil, kemiripan mereka tidak terlihat jelas karena model rambut dan gaya busana yang berbeda. Kulit Gilda sedikit lebih gelap dan kalah jangkung dari bosnya meski hanya beberapa sentimeter. Selain itu, Cybil lebih kurus dibanding orang kepercayaannya itu sebelum Gilda mulai menurunkan berat badan belakangan ini.

Gilda juga melenyapkan semua koleksi busana lamanya; rok pensil warna gelap, blus-blus sederhana bergaya kemeja, hingga blazer yang sesekali dikenakan. Sebagai gantinya, perempuan itu mengenakan celana berpipa lurus atau celana capri, atasan dengan model lebih trendi. Kadang Gilda menambahkan scarf atau jaket pendek yang modis. Semua menjiplak gaya berpakaian Cybil.

Namun yang paling membuat Cybil tidak nyaman ada dua hal. Pertama, Gilda mengganti parfumnya dengan merek yang biasa dipakai Cybil selama bertahun-tahun. Kedua, perempuan itu menunjukkan perhatian yang tak semestinya pada Quentin.

Insiden salah peluk yang dilakukan Quentin itu membuat Cybil sangat terganggu. Dia tak menyukai pemandangan itu, saat suaminya memeluk dan mencium leher perempuan lain. Quentin memang sudah meminta maaf dan Cybil pun memaklumi alasan hingga suaminya membuat kekeliruan separah itu. Akan tetapi, respons Gilda yang justru mengusiknya lebih serius.

Gilda tak pernah menyinggung masalah itu sama sekali. Perempuan itu bahkan mengajukan banyak pertanyaan tentang Quentin yang membuat Cybil tak nyaman. Yang terparah dari semuanya, saat suaminya datang berkunjung, Gilda bersikap begitu manis hingga terasa sangat berlebihan. Menawarkan ini-itu untuk Quentin. Mulai dari minuman hingga makanan, seolah Cybil tidak bisa melakukannya. Gilda juga nyaris menempel pada Quentin, mengekori lelaki itu dan mengoceh panjang tentang entah apa.

Semua itu bukanlah versi asli Gilda yang dikenal Cybil bertahun-tahun ini. Perempuan itu berubah drastis. Namun, pertanyaan yang mengusik Cybil belakangan, apakah dia memang mengenal Gilda seperti yang dipikirkannya?

Dia memang belum pernah membahas apa yang mengganggunya itu pada Gilda. Cybil sengaja mengulur waktu, menanti terjadi perubahan. Dia takut akan merusak hubungan mereka. Cybil juga tak mau menjadi orang yang terlalu berprasangka. Dengan menunggu, perempuan itu berharap Gilda kembali seperti yang dikenalnya. Siapa tahu, itu cuma semacam penyimpangan yang mungkin ada penjelasannya dari sisi psikologis.

Nyatanya, tadi Gilda malah melakukan hal yang tak terbayangkan. Sengaja mengenakan busana yang sama persis dengan yang melekat di tubuh Cybil. Jika sebelumnya Gilda tidak tahu apa yang akan dipakai atasannya di acara penggalangan dana, bisa saja dianggap sebagai kebetulan nan langka. Karena itu, Cybil tak lagi cemas. Melainkan sudah mencapai titik takut yang membuat bulu kuduknya meremang. Seolah ada hal buruk yang segera akan terjadi.

Cybil berencana akan bicara dengan Gilda, meski dia tak nyaman untuk melakukan itu. Gilda yang sekarang seolah bertransformasi menjadi pesaing Cybil, bukan lagi tangan kanan yang selalu memberi dukungan. Selain itu, Cybil juga memutuskan untuk memperingatkan Quentin.

"Selama ini, aku udah nggak nyaman tiap ketemu Gilda. Tapi nggak tau caranya untuk ngasih tau kamu tanpa bikin kita berantem. Karena aku tau kalian dekat banget," gumam Quentin setelah mereka bersiap untuk tidur.