Sehun bersyukur karena akhirnya Hanseol Hospital memiliki beberapa tambahan tenaga medis. Sudah beberapa hari ini Hanseol Hospital kekurangan tenaga karena beberapa dokter yang sudah pensiun dan ada juga yang melanjutkan pendidikan. Perluasan jaringan Hanseol juga membuat rumah sakit itu harus menambah banyak tenaga kerja jika tidak mau kewelahan.
Sebagai kepala unit bedah, Ia bertanggung jawab untuk membimbing dokter dan tenaga medis baru yang akan segera menjadi rekan timnya.
"Saya pikir saya sudah memperkenalkan diri saya dipertemuan sebelumnya, jadi mari kita langsung menuju ke hal-hal penting yang harus dibahas." Nada bicara Sehun sangat tegas dan terkesan sedikit mengintimidasi.
"Beberapa rules Hanseol Hospital sudah tertulis dengan jelas di buku panduan yang ada didalam map ini." Sehun membagikan map tersebut dalam diam kemudian melanjutkan, "Saya akan menjelaskan beberapa hal yang tidak dijelaskan didalam map tersebut, sisanya dapat kalian pahami dan pelajari sendiri nanti."
"Yang pertama, seperti rumah sakit pada umumnya, ada pembagian shift pagi, sore dan malam. Itu semua sudah diatur oleh bagian sekertariat, kalian hanya tinggal mengecek jadwalnya dan hal tersebut juga bisa diakses secara online."
"Yang kedua...jika terjadi keadaan darurat pada pasien dan diharuskan penanganan yang cepat, kalian harus menghubungi dokter yang menjadi penanggung jawab pasien tersebut dahulu untuk menghindari hal yang tidak diinginkan." Sehun terus menjelaskan dengan tegas hal-hal yang harus dipahami.
"...selanjutnya jika ada sesuatu yang menyulitkan atau apapun itu, kalian bisa menghubungi saya atau datang langsung ke ruangan saya. Selamat bergabung di departemen bedah Hanseol." Semua bertepuk tangan dan saling mengucapkan salam.
Sejak tadi, pandangan Sehun tidak lepas dari seorang gadis yang menjadi salah satu dokter baru di departemennya. Padahal, Sehun adalah lelaki yang hampir tidak pernah memuji kecantikan seorang perempuan sebelumnya. Namun, kali ini Ia merasa ada yang berbeda dari wajah gadis tersebut. 'Ah, benar-benar cantik.'
Iris Sehun dan gadis itu beberapa kali bertemu, dan Sehun hanya membatin meskipun gadis itu terlihat baik pasti Ia adalah gadis yang manja dan sombong. Sehun juga merasa gadis itu akan menyebabkan keributan karena pastilah dokter-dokter dirumah sakit ini akan berusaha mendekatinya melihat wajahnya yang sangat cantik itu.
"Ah ya satu lagi...ada sebuah tradisi dirumah sakit ini yaitu adanya gathering secara berkala baik dalam masing-masing departemen maupun secara keseluruhan. Saya akan menjadwalkan gathering untuk kita secepatnya agar kita semua rekan tim bedah dapat menjadi lebih akrab terutama untuk kalian yang masih baru disini." Iris Sehun bertemu lagi dengan gadis itu, dan gadis itu tersenyum. 'Senyumnya...sangat indah.'
"Sekarang kalian bisa keluar dari ruangan saya, silahkan mengecek jadwal kalian dan jangan lupa untuk mempelajari hal-hal tentang Hanseol yang sudah tersedia di map kalian."
***
Irene begitu mengagumi Hanseol, semua tertata dengan apik dan rapi. Alat-alat yang ada dirumah sakit itupun benar-benar canggih dan lengkap, tak heran mengapa rumah sakit ini menjadi idola. Saat sedang asiknya menerawang lebih jauh, Irene dikagetkan dengan sebuah tepukan dipundaknya.
"Hei, namaku Wendy dokter bedah umum. Aku ingin minta maaf jika sikapku dan temanku diruang pertemuan tadi membuatmu kurang nyaman." Kemudian gadis itu menjulurkan tangannya.
"Ah tak apa...namaku Irene dokter spesialis bedah toraks dan kardiovaskuler ." Irene tersenyum menyalami uluran tangan gadis bernama Wendy tersebut. Irene tidak menyangka bahwa gadis itu juga merupakan dokter bedah.
"Wah daebak! Selain cantik ternyata kau juga dokter spesialis bedah toraks dan kardiovaskuler. Pasti kau sangat cerdas."
Dalam waktu singkat Irene dan Wendy menjadi lebih akrab dan saling tukar cerita. Wendy tidak menyangka gadis secantik dan sepintar Irene ternyata tidak membosankan bahkan malah sangat menyenangkan. Irene juga merasa Wendy lucu dan cocok dengannya.
Saat sedang mengobrol dengan Wendy tiba-tiba ada dua lelaki yang menghampiri mereka. Irene sungguh kaget, itu teman lelaki Wendy yang ada diruang pertemuan. Apa mereka satu departemen bedah juga? Astaga kenapa Irene tidak melihat mereka berdua tadi ketika berada diruangan Dokter Oh Sehun?
"Yak..dari mana saja kau! Aku mencarimu dari tadi tahu!" Wendy memukul lengan lelaki itu.
"Mianhae, aku bertemu dengan teman sekolahku dan kami asik mengobrol." Ucap lelaki itu sambil meringis. Jaehyun-ssi, perkenalkan ini sahabatku Son Wendy." Dan mereka berdua pun bersalaman.
"Ehem...siapa gadis cantik disebelahmu?" Tanya lelaki itu kepada Wendy.
"Ini Irene. Kita satu departemen bedah dengannya." Wendy memperkenalkan Irene pada media lelaki itu.
"Aku Baekhyun. Byun Baekhyun. Irene-ssi kau sangat cantik." Ucap lelaki itu sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Yak! Apa maksudmu begitu? Irene-ssi jangan hiraukan Baekhyun, dia memang sinting."
"Apa kau bilang? Sinting? Dasar kau nenek sihir!" Balas Baekhyun tidak kalahnya. Tak lama mereka berdua pun berdebat. Irene menutar bola matanya malas melihat tingkah dua orang sahabat didepannya.
"Irene-ssi, apakah kau sudah mengecek jadwalmu untuk hari ini?" Jaehyun yang juga malas menanggapi Baekhyun dan Wendy kemudian beralih pada gadis cantik dihadapannya.
"Ah itu, saya belum mengeceknya."
"Kalau begitu ayo ke bagian sekertariat didepan." Irene menganggukan kepalanya dan mulai berjalan bersama Jaehyun meninggalkan Wendy yang masih berdebat dengan Baekhyun.
"Yak! Yak! Tunggu aku! Jangan tinggalkan aku bersama nenek sihir ini." Tak lama Baekhyun menyusul Irene dan Jaehyun, kemudian disusul Wendy yang masih marah-marah dibelakangnya. Tampaknya rumah sakit ini akan menjadi semakin ramai karena ulah dua manusia itu.
***
Mereka berempat sudah mengecek jadwal dan juga menyelesaikan semua hal yang perlu dilakukan di bagian sekertariat. Tiba-tiba ada suara gaduh berasal dari lorong.
"Apa kau tuli?!" Irene kaget mendengarnya. Itu dokter kepala bedah Hanseol, dokter Oh Sehun.
"...aku sudah bilang jangan memberikan apapun sebelum pasien menunjukan kemajuan!"
"Tt-tapi dokter Lee menyuruh saya untuk..." perawat yang sedang dimarahi dokter Sehun sudah siap menangis.
"Kau tahu setelah operasi semalam pasien tersebut berpindah menjadi tanggung jawabku! Jadi patuhi semua perintahku!" Sehun semakin meninggikan suaranya
"Ma-maafkan saya dok.." Perawat itu menundukan kepalanya dalam.
"Kalau semua perawat seceroboh ini semua pasien bisa cepat mati!" Sehun mengatakan hal tersebut sambil berjalan menjauh.
Semua yang ada diruangan tersebut hanya terdiam, tidak menyangka bahwa dokter Oh Sehun yang sangat tampan itu ternyata kejam.
"Wah, daebak! Sepertinya kita memiliki atasan yang bermulut pedas." Ucap Baekhyun sambil bertepuk tangan.
"Dokter Oh memang seperti itu orangnya. Kalian harus sabar menghadapinya dan jangan sampai membuat masalah jika tidak ingin kena omelnya." Perawat Joy menasehati kami semua.
"Apa dokter Oh selalu bersikap seperti itu? Wah aku tidak menyangka dibalik wajahnya yang tampan ternyata tersimpan sifat yang buruk." Wendy berkata sambil menggelengkan kepalanya.
"Dokter Oh akan mulai seperti itu jika kesalahan yang diperbuat sudah sangat fatal. Bagaimanapun juga Ia adalah dokter bedah terbaik dirumah sakit ini." Perawat Joy berusaha menenangkan kami semua.
"Wendy-ah bersiaplah kena omelan dokter Oh setiap hari, kau kan bodoh hahaha!" Ejek Baekhyun.
"Tutup mulutmu. Setidaknya aku tidak langsung lari ketika melihat kecoa terbang. Kau yang terpayah disini Baekhyun-ah, sadari itu!" Wendy membalas ejekan Baekhyun. Mendadak ruangan menjadi ramai penuh tawa karena tinggah dua sahabat konyol itu.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Way To Get Back
FanfictionMenjadi dokter bukanlah cita-cita Irene pada awalnya. Namun karena sebuah trauma, Ia memutuskan untuk bangkit lalu menjadi seorang dokter dan yah semua berjalan lancar tidak sampai Ia bertemu dengan dokter Oh Sehun. Sehun yang dingin namun sangat me...