Clair de Lune

2K 378 71
                                    

And you were just like the moon,
So lonely,
So full of imperfections.
But just like the moon,
You shined in the time of darkness

🌙

Siang ini begitu sempurna bagi Doyoung. Piknik di pinggir sungai Han dengan berbagai macam makanan enak seperti kimbab, jjajangmyeon, ayam goreng pedas, samgyeopsal, sundae, dan beberapa camilan ringan. Ditambah satu buket baby breath putih dan seorang yang spesial.

Taeil mengunyah beberapa buah sundae sekaligus, dengan sesekali menyesap Cola dingin di tangan kanannya. Doyoung tidur di pangkuan kekasihnya sambil memandangi seseorang yang sibuk mengunyah tanpa henti.

"Kau lapar? Kita masih bisa memesan makanan berat disini."

Taeil menggeleng, masih mengunyah sundaenya.

"Kau terlihat kelaparan."

"Ini enwhak." Ucapnya dengan mulut penuh.

Doyoung tergelak.

"Kau bisa menghabiskan semuanya kalau kau mau."

"Akan lebih enak kalau Kim Doyoung yang memasak untukku."

Pipi Doyoung memanas. Ia membayangkan bagaimana memasakkan Taeil setiap pagi sebagai seorang istri.

"Eey, lain kali akan kubuatkan. Kau mau apa, sayang?"

Taeil tampak berpikir. Matanya terpejam untuk membayangkan makanan yang ia inginkan.

"Dakgalbi." Ucap Taeil selanjutnya.

"Woah, kau memilih masakan yang rumit."

"Kau pintar memasak, sayang. Aku yakin kau bisa."

"Baiklah, baik. Aku akan memasaknya untukmu." Doyoung membenamkan wajahnya pada perut Taeil.

"Perutmu penuh lemak. Seperti ahjussi penjual odeng di pinggir jalan."

Mereka tergelak bersama.

"Ini karena kau selalu memasak makanan yang enak. Kau benar-benar merawat perutku dengan baik."

Taeil mengecup kening Doyoung sekilas.

"Hyung."

"Hm?" Gumamnya masih dengan menyuap sundae ke dalam mulutnya.

"Sayang."

"Hmm?"

"Kau tampan."

"UHUK!" Taeil tersedak sundae.

Doyoung buru-buru bangkit dan menepuk bahu Taeil. Ia segera memberinya sebotol air putih agar yang menyangkut segera turun.

Taeil mengernyitkan dahi saat menenggak air putih yang diberikan oleh Doyoung.

"Ini air apa? Rasanya aneh."

Doyoung meraih air minum itu, lantas menenggaknya.

"Tidak ada yang aneh, Hyung. Ini air putih biasa. Kau tau sendiri kita membelinya di toko tadi."

"Tapi rasanya aneh. Seperti-- anyir?"

"Ha? Jangan bercanda. Rasanya biasa saja."

Saat itu juga, Taeil dilanda panik. Ia mengingat ucapan Taeyong beberapa waktu lalu tentang darah yang berhamburan.

"K-kau membawa obatku?"

"Tidak, Hyung. Obat itu sudah habis minggu lalu."

"Astaga." Wajah Taeil memucat.

Eclipse - Taeil x Doyoung Story ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang