Dont be a silent readers
Pagi telah tiba. Matahari menampakkan wujudnya. Dengan cahayanya yang hangat.
Kendaraan mulai berlalu lalang. Trotoar mulai ramai akan pejalan kaki.Banyak orang yang telah memulai aktivitas.
Namun, berbeda dengan gadis yang masih bergelung di bawah selimut hingga saat ini. Yoon taera. Gadis itu masih memejamkan matanya, tak peduli bahwa sinar matahari telah masuk melalui celah-celah tirai.Kriiiiingg kriiiiingg
Alarm telah berbunyi, taera masih tetap menjelajahi alam mimpinya. Hingga sebuah suara mengusik tidurnya.
“Taera! Bangun dan bersiaplah! Kau harus sekolah! Taera!! Bangun!”
Ibu taera menepuk bahu taera pelan, berusaha membangunkan putri satu-satunya.
Tepukan pada bahu taera terhenti ketika taera mulai bangun.Matanya mengerjap membiasakan sinar matahari yang masuk ke retinanya.
“Segeralah bersiap. Eomma dan appa menunggumu diruang makan”
Kalimat terakhir yang ibunya katakan sebelum menutup pintu kamar taera.
Gadis itu mulai beranjak dari tempat tidurnya. Menyambar handuk yang tergantung, dan membersihkan diri.Setelah berpakaian, ia melangkahkan kakinya ke ruang makan. Ibu dan ayahnya telah berada disana.
Taera mendudukkan tubuhnya di kursi dan memakan sarapan yang ada didepannya.“Aku selesai.”
“Taera, nanti kau pulang sendiri. Appa tak bisa menjemputmu.”
“Eum, baiklah..”Taera memasuki mobil ayahnya dan memakai sabuk pengaman. Ayah taera mulai melajukan mobil hingga sampai di depan gerbang sekolah taera.
“Sampai jumpa, appa.”
“Belajar yang rajin. Appa berangkat dulu.”Taera berjalan santai memasuki area sekolah.
Namun, tepukan pada bahunya berhasil mengagetkan taera.Plak
Taera melayangkan pukulan pada lengan sinpelaku yang kini meringis akibat pukulan taera.
“Jangan mengagetkanku!”
“Siapa yang mengagetkanmu? Aku hanya memberi tepukan biasa.”Taera mencibir pelan perkataan si pelaku yang tak lain adalah jisung, sahabat seperjuangannya.
Ia kembali melangkahkan kakinya menuju ruang kelas diikuti jisung di belakangnya.
“TAERA! JISUNG!”
Sebuah teriakan mengalihkan atensi taera dan jisung. Mereka menolehkan kepalanya secara serempak.
Dibelakang mereka, kim soora -sahabat mereka- tengah berlari.Dengan nafas yang terengah-engah, soora langsung menarik taera dan memeluknya.
“KYAA AKU SANGAT SENANG!!”
Taera hanya menutup mata ketika soora berteriak tepat di telinganya. Dengan sedikit paksaan, taera melepaskan pelukan soora dan meletakkan punggung tangannya ke dahi soora.
“Hei! Apa yang kau lakukan?”
Soora menjauhkan tangan taera dari dahinya sambil merengut kesal.
“Kau baik-baik saja?”
Tanya jisung, tatapan aneh ia lontarkan kepada soora. Soora hanya tersenyum lebar menanggapi ucapan jisung.
“Tentu aku baik, sangat baik. Oh astaga! Aku sangat bahagia hari ini! Kyaaa”
Soora kembali berteriak histeris mengabaikan dua sahabatnya yang tengah menahan malu karena ulahnya.
Jisung hanya menghela nafas melihat perilaku soora yang sedikit memalukan.Ia menarik pergelangan tangan soora menuju lapangan indoor dengan taera yang berada dibelakang jisung dan taera.
“Astaga! Soora! Jaga tingkah mu! Kau mempermalukan ku dan taera!”
Jisung mengatakannya dengan raut wajah kesal, tak lupa dengan tatapan tajamnya yang ia tujukan pada soora.
Taera hanya terdiam melihat jisung dan soora.“Baiklah, aku minta maaf. Sebagai permintaan maaf, aku akan mentraktir kalian di kantin saat jam istirahat.”
“Kau ini kenapa? Tidak biasanya kau mau mentraktir kami.”Taera yang dari tadi diam kini angkat bicara. Sungguh, ia sangat penasaran pada soora yang kini masih tersenyum lebar.
“Aku sedang merasa senang. Nanti aku jelaskan ok? Bel hampir berbunyi”
Tepat setelah soora menyelesaikan kalimatnya, bel masuk berbunyi, mengharuskan mereka masuk ke kelas.
“Yasudah, aku akan kekelas. Taera, jika makhluk ini mempermalukanmu, ikat saja di gudang” kata jisung sebelum melenggang pergi sambil bersiul.
“Soora, ayo ke kelas. Jam pertama pelajaran sejarah. Kau sudah mengerjakan tugas kan?”
Pertanyaan taera membuat senyum lebar soora langsung menghilang, rasa senang nya seperti menguap entah kemana.
Sedangkan taera yang mengetahui perubahan ekspresi soora, segera berlari keluar lapangan karena ia tahu, soora belum mengerjakan tugasnya.
Dan akan meminjam buku tugasnya lagi.Soora yang menyadari bahwa taeri telah melarikan diri, segera meneriaki taera. Tak peduli dengan tatapan marah para siswa yang berlalu lalang di dekat lapangan.
Yang ia pikirkan saat ini hanyalah, bagaimana caranya agar ia bisa mengikuti pelajaran sejarah tanpa terkena hukuman karena tidak mengerjakan tugas.To be continued
Dont be a silent readers
Dont forget to vote and comment
Kecepatan update dan panjang chapter ditentukan oleh vote dan commentSee you

KAMU SEDANG MEMBACA
Fangirl and her idols
Fanfiction(on going) Ga bisa buat desc langsung baca aja. Semoga suka. Happy reading😉😉