Pagi ini Vira sudah siap untuk pergi ke sekolah. Dia sangat bersemangat pagi ini karna bisa kembali masuk sekolah. Seperti biasa dia berangkat bersama dengan Varo, dan seperti biasa juga Varo akan sarapan bersama dengan dia dan Xavi.
Varo sudah berada di ruang tengah sambil memainkan ponselnya. Dia sedang menunggu Vira, karna bosan akhirnya dia melangkah kan kaki nya ke arah dapur, kebetulan disana ada Xavi yang tengah menyiapkan sarapan.
"Bang, lagi bikin apa?" Tanya Varo, Xavi sedikit tersentak dengan suara Varo. Jelas dia kaget karna dari tadi dia fokus membuat nasi goreng untuk dia, Vira dan Varo. Tiba tiba datang Varo dengan mengagetkan.
"Iihhh, kagetin aja. Ini lagi bikin nasi goreng buat nanti sarapan" kata Xavi.
"Ohh lanjutin bang"
"Iyaa, lu lagi ngagetin aja. Oh iya Vira udah turun belum?" tanya Xavi.
"Belum bang tau tuh lama banget, apa Varo samperin aja?" Tanya Varo
"Yaudah gak apa apa tapi inget jangan lama lama" tegas Xavi.
"Oke" balas Varo dengan tangan terangkat dan membentuk bulat sempurna dengan sisa tiga jari.
Vira Pov
Sekarang sudah siap semua, udah pake bedak, liptint juga udah, semua nya beres.
Gue gak kaya anak anak sekolah jaman sekarang sih, yang kalau sekolah menor menor semua, bedak bisa disentil, bibir kek abis minum darah merah banget. Suka bingung aja gitu sama mereka. Tapi yaudah lah bukan urusan gue juga.
Karna gue rasa udah siap semua dan beres juga, gue memutuskan untuk langsung turun kebawah, karna pastinya disana sudah ada Varo dan Xavi. Pas lagi buka pintu gue kaget kan, karna tiba tiba ada sosok di depan pintu kamar gue.
"Astagfirulloh ya allah setan dari mana ini" refleks, asli gue refleks ngomong kaya gitu karna emang bener gue kaget.
"Enak aja lu, lu kira gue setan!!" Kata sosok itu, di posisi ini gue masih diam berdiri sambil nutup mata karna takut, tapi pas dia buka suara gue kayak kenal itu suara siapa.
"Loh kok suara lu kayak Varo sih?"
"Gue emang Varooo, kok lu ngeselin sih" greget Varo.
"Ohhh hahahahaha gue kira setann"
"Bodo amat ya, gue gak mau bareng lagi kesekolah sama lu!" Rajuk Varo.
"Ihh Varoo kan gue bercanda, masa ngambek sihh" ucap gue sambil megangin lengan nya kan maksudnya biar luluh gitu, tapi dia malah turun ke bawah, dan ninggalin gue.
"Varooo ihss masa ngambek sihhh, maafin ya? Yayayaya?" Dengan segenap rasa malu yang gue singkirkan dulu, akhirnya gue ngeluarin jurus andalan gue, yaitu Puppy eyes. Sebenarnya gue juga jijik dengan apa yang gue lakuin, tapi ini cara buat dia luluh.
"Iya iya, gausah kaya gitu sih. Gue gemes gue cubit mau?" Jawab Varo. Dia berjalan mendekat ke arah gue, dengan tangan yang direntangin buat mencubit pipi gue, karna takut akhirnya gue kabur ke dapur dan nemuin bang Xavi.
"Bangggg, Vira mau di cubit sama Varo" teriak gue. Abang yang lagi ada di dapur keluar dengan muka cape.
"Apaa sih kalian tuh kalo ketemu selalu berantem." Kata abang.
"Lagian Vira duluan bang, Masa iya gue disangka setan." Jelas Varo. Gue mah ketawa aja yakan.
"Viraa, kamu nih ada ada aja" Tegur abang. Gue sih cuma ngangguk iyain aja.
"Yaudah kalian sarapan dulu, udah siang juga nanti kalian terlambat" kata abang.
***
Kini mereka sudah sampai di sekolah setelah melewati beberapa kejadian yang bikin lelah.
KAMU SEDANG MEMBACA
FERMER
Teen Fiction"Aku mengalah jika ada laki laki lain yang menyukai mu. Karna aku tahu bahwa yang menginginkan mu bukan hanya aku." -Elvaro Ethnan Wijaya "Aku masih ingat hari dimana saat aku menetapkan bahwa aku suka sama kamu" -Elvira Putri Ananta- Kepo pangen ta...
