Chapter 03

239 16 3
                                    

Para member bersiap-siap syuting video untuk mv single terbaru mereka.  Karena mv dilakukan di luar ruangan di cuaca yang panas, maka member yang belum mendapat giliran memilih menunggu di bawah payung yang di sediakan oleh staff. Saat ini giliran rapline, jadi semua member vocalline sedang asik menunggu sambil bercanda satu sama lain dan bermain game sederhana untuk mengusir rasa jenuh.

Jungkook selalu unggul dalam permainan, sedangkan Jin selalu tertangkap bermain curang, Taehyung yang tak pandai bermain game terus menerus kalah. Jimin? tentu saja dia bekerja sama dengan Jin untuk bermain curang, dia hanya suka menjahili teman-temannya. Menang --- bukanlah prioritasnya.

Namun tiba-tiba saat dia asik bermain dan bercanda, lagi dan lagi sakit kepala menderanya.

"Hyeong, aku ke toilet sebentar," pamit Jimin pada Jin yang masih di pukuli oleh Jungkook setelah bermain curang.

"Hei, aku sedang di pukul. Kenapa kau tidak membantuku? kau kan juga curang!" teriak Jin tak terima.

"Hyeong, aku tidak bisa buang air di sini. Lagi pula, walau aku membantumu. Kita tak bisa mengalahkannnya. Jadi biarkan aku melepaskan bebanku," ucap Jimin dengan senyum palsunya yang manis sambil melambai pada semua member.

Sesampainya di toilet, Jimin meminum obatnya dengan sebotol air yang dia bawa dari ruang tamu. Di senderkannya tubuh mungil itu ke dinding dan lambat laun dia mulai terduduk, meremas rambutnya berharap rasa sakit dikepalanya akan berkurang. Namun hal itu tak merubah apapun, sampai dia berusaha keras mencoba menahan isakannya, "Aku bukanlah pria lemah. Aku harus bertahan," gumam Jimin menyemangati dirinya sendiri.

"Jim ..." Terdengar suara teriakan dari luar. Jimin tahu betul itu suara Taehyung. Dengan segera dia bergegas berdiri, mencuci wajahnya agar tak nampak terlalu jelas, jika dia telah menangis. Kemudian setelah memasukan kembali botol obatnya ke dalam saku, dia keluar untuk menemui Taehyung.

"Ada apa Tae?" tanya Jimin setelah bertemu Taehyung di depan pintu toilet.

"Sekarang giliran kita, ayo!" ajak Taehyung. Jimin mengangguk kemudian mengikuti langkah Taehyung yang besar walau dia harus mengikutinya dengan setengah berlari karena kakinya yang lebih pendek dari Taehyung.

Jungkook, Jin, Jimin dan Taehyung melakukan syuting dengan lancar sampai Jimin tiba-tiba terjatuh dan pingsan. Awalnya mereka mengira, kalau Jimin sedang bercanda. Namun saat mereka tertawa dan mencoba membangunkan Jimin. Jimin tak juga terbangun.

"Jim, jangan bercanda. Kita belum selesai bekerja! Jim!teriak Jin sambil mengguncang-guncang tubuh Jimin, namun Jimin tak juga terbangun.

"Hyeong, hidung Jimin mengeluarkan darah!" teriak Ho Seok histeris saat melihat darah mengalir.

"Kita harus membawanya ke Rumah Sakit sekarang," usul Namjoon.

"Jungkook kau gendong dia!" Yoongi menyumpal hidung Jimin dengan tisu. Semua staff berlari ke arah mereka dan menanyakan apa yang terjadi?

"Bisakah kita tunda dulu syuting hari ini? sepertinya Jimin harus di bawa ke Rumah Sakit," ijin Namjoon pada sutradara.

"Baiklah! akan kuhubungi manajer kalian untuk mengatur jadwal berikutnya," ucap sutradara.

Semua member bergegas masuk mobil van mereka yang di kemudikan oleh manajer. Sesampainya di rumah sakit, para member heboh memanggil-manggil suster dan dokter, dan otomatis membuat mereka menjadi sorotan semua orang yang ada di tempat itu. Pasalnya mereka tak memakai masker atau penutup wajah lainnya, jari walau mereka belum terlalu terkenal, namun dari penampilan mereka saja sudah terlihat mereka seorang idol. Apalagi mereka masih mengenakan kostum untuk pembuatan mv.

Jungkook masih menggendong Jimin di punggungnya sampai ke ruang UGD, dia menolak bantuan suster yang hendak membawa Jimin dengan kursi roda. Dengan alasan larinya lebih cepat dari pada kursi dorong itu.

Dokter yang menangani Jimin, sempat melihat Jimin di bawa ke UGD. Maka dari itu, saat dia melihat ada dokter lain memeriksa Jimin di ruang UGD. Dokter itu masuk begitu saja.

"Dia pasienku!" ucapnya spontan membuat semua member dan dokter yang hendak memeriksa Jimin menoleh ke arahnya.

"Prof. Han? Dia pasien anda?" tanya dokter yang sedang memeriksa Jimin.

"Ya, dia dalam pengawasanku. Apa dia pingsan? Bagaimana keadaan vitalnya?" tanya dokter yang dua bulan lalu telah mendiagnosa Jimin.

"Ini dok." Seorang perawat memberikan grafik hasil pemeriksaan sementara.

"Sepertinya obatnya mulai tak bereaksi lagi," ucap dokter Han sambil membalik-balik lembar pemeriksaan.

"Dok, ada apa dengan teman kami?" Namjoon memberanikan diri untuk bertanya.

"Kalian teman satu grupnya? Waah seperti yang di ceritakan Jimin, kalian sekumpulan pria tampan," ucap dokter Han memuji para member.

"Tolong awasi dulu keadaannya," ucap dokter Han pada perawat, kemudian menoleh ke arah para member yang nampak tidak senang dengan pujiannya tadi, "Kalian, mari ke ruangan saya," ucapnya sebelum keluar dari ruang UGD.

"Sepertinya kalian belum tahu-menahu tentang kondisi Park Jimin. Dia memang selaku datang sendiri kemari, apa harus kuberi tahu tentang keadaanya pada kalian?" tanya dokter ramah.

"Tentu saja, beri tahu kami. Kami adalah orang-orang yang menghabiskan waktu kami bersamanya selama 24 jam dalam sehari," jawab Jin antusias.

"Jimin telah menderita kanker otak stadium awal dua bulan lalu, namun sepertinya kanker itu telah berkembang dengan pesat. Dia harus melakukan operasi secepatnya atau dia tak punya banyak waktu untuk melanjutkan hidupnya sebagai seorang idol bersama kalian. Aku sudah menyuruhnya untuk operasi, namun dia menolak karena ingin debut bersama kalian. Sekarang bisakah kalian yang membujuknya?" jelas dokter Han, dia yakin jika teman-temannya yang membujuk maka pasien keras kepalanya itu pasti akan mau di operasi.

Selama dua minggu, Jimin belum juga sadarkan diri. Para member yang cemas akhirnya meminta agensi untuk menunda semua jadwal mereka. Mereka lebih memilih menunggu Jimin tersadar.

"Hyeong, bagaiman ini? Jimin hyeong belum sadar juga. Bagaimana jika langsung saja operasi tanpa menunggu Jimin hyeong sadar?"celoteh Jungkook tiba-tiba.

"Itu tidak mungkin. Operasi hanya bisa dilakukan jika pasien atau wali yang menyetujuinya. Jimin tak ingin keluarganya tahu, dia sendiri belum sadarkan diri. Bagaimana kita bisa melakukan operasi?" Namjoon menjawab celoteh si maknae.

"Kita tunggu saja, semoga Jimin segera sadar. Jika dia tak mau di operasi, maka aku yang akan membunuhnya," ucap Yoongi dengan mata terpejam, membuat semua member menoleh ke arahnya dan membuat mereka terkesiap tak bisa berkata-kata lagi.

Jangan lupa vote dan komentnya guys ...
Bentar lagi tamat looh 😘

LIFE (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang