5

154 15 0
                                    

Lagipula kenapa begitu cepat,ini pertemuan kedua mereka dan kini dihadiahi sesuatu yang begitu dia tidak mengerti.Apakah ini anugrah atau malapetaka.

***

Jennie duduk disamping brangkar seorang wanita paruh baya yang wajahnya terlihat pucat dan pipinya yang semakin tirus.

Jennie hanya menggenggam tangan yang selalu memberinya kehangatan selama ini,sekarang tangan itu dingin dan jennie terus mencoba menghangatkan tangan itu.

"Eomma..." Jennie menggantung suaranya,dia tidak sanggup jika melihat ibunya seperti ini.

"Eomma...apa aku harus terima tawarannya?Atau ku tolak saja,aku bingung,eomma.?

Jennie termenung dia harus menerima tawaran Namjoon demi ibunya.Sekarang dia memang harus mempersiapkan dirinya.

"Doakan aku eomma semoga ini memang jalan yang harus kuambil demi dirimu."

***

"Mark kapan kita akan ke korea? aku merindukan eomma dan appa ku mark."

"Sedang kuurus sayang.Kemungkinan kita akan pergi minggu kedua awal musim semi."

"Kenapa begitu lama?"

"Entahlah,aku juga tidak tahu." Mark hanya menggedikan bahunya saja.Sebenarnya ini sudah diatur oleh Mark.Mark cukup tahu dengan siapa istrinya itu rindu.

Mark termenung sudah 8 tahun dia menjadi suami rose tapi sedikitpun rose tidak mencintainya.Bukan tidak mencintai hanya Mark yang dengan sengaja membutakan mata dan menulikan pendengarannya akan hal itu.Dia mencinta Rose dan itu cukup baginya untuk mempertahankan wanita itu tetap disisinya.

***

"Baiklah jennie.Ini lagu berharga ku untuk mu,tolong nyanyikan dengan baik."

"Akan ku coba." Jennje menghembuskan nafas dan mulai menyanyikan lirik lagu yang telah disiapkan Namjoon.

Namjoon terkesima mendengar suara Jennie.Bukan karena suaranya yang bagus,tapi seperti ada sesuatu yang menarik Namjoon kedalam kharisma seorang Jennie.

Jennie melakukannya dengan penuh penghayatan disetiap liriknya yang keluar dari bibirnya.

Namjoon melengkungkan senyumnya keatas membuat dimplenya terlihat.Dia sangat puas dengan apa yang Jennie lakukan,dia terlihat seperti sudah terbiasa.

Hanya perlu mengulang sebanyak tiga kali dan lagu ini benar-benar sempurna.

Ini akan menjadi persembahannya untuk Rose sehingga dimanapun Rose berada dia dapat mendengar lagu ini dan mengetahui bahwa Namjoon selalu menunggunya.

Namjoon melangkahkan kakinya kedalam studio,disaat Jennie baru saja membuka earphone yang terpasang ditelinganya.

"Hm...".Namjoon menarik nafas dan mulai melanjutkan perkataannya.
"Itu tadi bagus."

"Ah...benarkah!" sahut Jennie antusias.

"Ya,tapi kurasa akan lebih bagus jika Rose ku yang menyanyikannya."

Jennie terdiam,tidak seharusnya dia bersikap seolah Namjoon benar-benar terkesima padanya.

"Hm...mungkin dia akan menyanyikannya dengan lebih bagus lagi."

Jennie bergerak mengambil tas miliknya yang berada disampingnya.

"Kau mau kemana?"

"Pulang."

"Pulang?"

"Ya,apa lagi yang dapat ku kerjakan disini?"

"Ayo makan malam dengan ku."

i'll never love againTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang