Taxsi itu terhenti saat sudah sampai didepan pekarangan rumah yang terkesan mewah. Lalu mereka berdua keluar dari taxsi sesudah membayarnya.
Alin menatap rumah itu dengan keheranan,"Nay! Ini rumah majikan lo?"
Berlin mendelik terkejut,"Sembarangan! Rumah gue lah!!" Ujar Berlin tidak terima
Matanya menoleh menatap Berlin"Are you sure?" Tanya Alin tidak yakin.
Berlin memutar bola matanya jengah,"Astaga Aliin!! Udah ayo gausah banyak bacot."
Berlin meninggalkan Alin yang masih diam ditempat. Dan beberapa detik kemudian Alin menghampiri Berlin yang menunggu gerbang rumahnya dibuka'kan oleh satpam rumahnya.
"Silahkan Non." Ucap satpam itu ketika gerbang sudah dibuka lebar.
Sekarang Alin mulai percaya kalau ini benar-benar rumah Berlin.
"Non? Berarti bener dong ini rumah lo?" Tanya Alin seraya berjalan mengikuti Berlin
"Percaya kan lo?"
"Heheh! I'm sorry Nay. Gue masih gak yakin kalo ini rumah lo dan gue juga masih gak yakin kalo lo itu anak sultan!" Beber Alin
"Terserah lo deh Lin,mau ngatain gue anak sultan anak ayam juga terserah!! Yang penting lo seneng."
"Yaelah baperan amat sih Non Nay-Nay." Alin meledek Berlin.
"Sekali lagi lo panggil gue sebutan Non gue tampol mulut lo sekarang juga!" Ancam Berlin
Alin memiringkan mulutnya seraya berkata,"Galak amat mbak."
Matanya berkeliling menatap isi rumah tersebut yang begitu luas.
"BUSETTT!! RUMAH APA ISTANA INI WOY!!" Teriak Alin sehingga suaranya menggema diseluruh sudut lantai dasar.
Berlin tersentak ketika Alin berteriak kencang,"ALIN!! SUARA LOO."
Alin menyengir tak berdosa.
"Heheh maap Nay. Maklumin lah kan gue baru masuk istana inii."
Berlin menggertakkan giginya kuat-kuat,"Gue makan lo sekarang juga ya Lin."
"Aaa acuu tacuuutt buund." Kata Alin berpura-pura ketakutan
"Gausah drama!" Berlin pun kembali berjalan menuju lantai tiga diikuti Alin.
Lantai 3.
Berlin dan Alin mendapati Luna dan Bara yang tengah sibuk sendiri-sendiri diruangan keluarga. Terlihat Luna tengah serius menatap layar laptop dan beberapa kertas diatas meja,sedangkan Bara tengah asik dengan layar TV'nya.
"Assalamualaikum." Berlin dan Alin menghampiri mereka.
"Waalaikumsalamm." Jawab Luna menghentikan kegiatan mengetik dilayar laptopnya.
"Waalaikumsalamm." Sambung Bara
Luna melirik Alin yang berdiri disamping Berlin. "Teman Berlin?"
Alin mengernyit bingung,"Berlin?" Matanya menatap Berlin
"Berlin itu gue Lin." Sahut Nayra langsung diangguki oleh Alin.
"Ah iya Bunda lupa! Maaf ya sayang,Nayra kalo dirumah memang suka dipanggil Berlin." Kata Luna
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Silence [ON GOING]✓
Fiksi Remaja[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Aku pergi yha? Aku menyerah bukan karena aku tidak mencintaimu,bukan karena perasaan sudah menghilang,bukan karena aku lelah bertahan apalagi lelah berjuang. Namun aku mulai tersadar,tersadar telah banyak hal yang telah ku p...