Part 1

5.9K 274 7
                                    

#SERATUS_KOIN_EMAS
#PART_1
#CLIENT_KECE
Oleh Isrina Sumia
Depok, 13/2/2

100 Koin Emas

“Resign!” teriak Brata pada wanita berkerudung abu di hadapan, dahi wanita itu mengernyit melihat ekspresi wajah bosnya. Perjaka tua itu seperti tak menerima permohonan pengunduran dirinya. Moza Kania namanya biasa dipanggil Oja. Empat bulan lagi adalah hari pernikahannya. Hari yang telah dipersiapkan lama oleh keluarganya di Aceh. Bukan hari menggembirakan, karena ia tak pernah mengenal siapa lelaki yang akan menjadi suaminya, ia pun tak pernah berbicara meski hanya lewat pesan singkat atau media sosial.

“Oja! Jangan keterlaluanlah … saya lagi perlu orang!”

“Maaf Pak, tapi Bapak saya sudah meminta saya untuk mengundurkan diri. Lagian kan saya sudah mengajukan resign dari tiga bulan yang lalu, Bapaknya aja yang lupa.”

“Aduuuh Ja, kamu tuh karyawan terbaik saya!” jawab bos besar perusahaan travel di Jakarta. Bra-Travel, nama yang aneh dan sedikit memaksa. Bra -Travel, maksudnya ingin orang lain bahwa Travel ini adalah miliknya si Brata tapi justru terdengar menjijikan.

“Maaf Pak, usia saya sudah 27 tahun. Bapak nggak kasihan sama saya! Saya kan nggak mau jadi perawan tua kayak Bapak!”

“Emangnya saya perawan!” Lelaki bertubuh tambun itu bangkit dari tempat duduknya, seraya menyodongkan perut kedepan.

“Pak … ini memang giliran saya nikah, sudah jadi budaya di keluarga saya.”

“Ja! Coba kamu pikirkan lagi, saya naikkan gaji kamu sepertiga!”

“Sepertiga … pelit!” gumamnya dalam hati.

“Maaf Pak.”

“Haduuuh! Lagian kamu tuh kenapa sih, nggak cari jodoh orang Jakarta aja!”

“Bapakkan tau, saya tuh nggak boleh pacaran Pak. Semua urusan perjodohan sudah diatur Bapak saya.”

“Gini aja … saya setuju kamu resign, tapi dengan satu syarat!”

“Apa?”

“Kamu ambil satu job lagi! Saya tidak enak, ini client terbaik kita. Dia selalu menggunakan jasa travel kita untuk perusahaannya.”

“Huh!”

“Perusahaan apa?”

“Marimar Production!”

“Ooo!”

“Mau ke mana mereka? InsyaAllah saya bisa Pak.”

“Ok. Sore ini kamu ketemuan deh sama tim mereka. Mereka minta ketemuan di kafe Batavia Kota Tua.”

“Jauh amat Pak!”

“Udah nurut aja, bawa sono mobil kantor!”

Menarik napas panjang, mengerjakan satu kali perjalanan bukanlah hal yang sulit. Marimar Production adalah perusahaan yang selalu memakai jasanya sebagai guide baik dalam negeri maupun luar negeri. Ia hampir mengenal semua karyawannya. Wanita berparas melayu khas Aceh itu melangkah dengan pasti menuju parkiran, Ia memiliki mata yang bulat, pipinya sedikit gembil, hidungnya mancung dan bibirnya tebal, cantik dan natural dengan sedikit polesan bedak yang tak mencolok, sedikit lipgloss yang ia gunakan hanya untuk membuat bibirnya sedikit terlihat basah. Menyetir menuju utara Jakarta, berjanji akan menemui seseorang di kafe Batavia. Tempat yang tak biasa dijadikan titik bertemu oleh tim mereka.

Tiba di Kota Tua, mobil avanza berlogo perusahaan ia parkir, tak jauh dari pusat wisata juga kafe. Menatap Kota Tua, sekilas memory akan flashback ke zaman Belanda. Bangunan tua berjejer rapih dan bersih, warna putih bercampur abu lapuk menunjukkan keaslian bangunan tua. Kokoh, beberapa pedagang es selendang mayang dan kerak telor berjejer rapih di sepanjang taman. Sepeda antik terlihat terparkir rapih persis di tengah taman, untuk disewakan tepatnya. Sepasang muda-mudi duduk menepi di setiap sudut taman. Oja berjalan, seraya memotret pemandangan menggunakan ponselnya. Tas ransel berwarna biru tua selalu ia kenakan kemanapun bersama sepatu boot coklat yang tak pernah ia ganti sejak setahun lalu.

 SERATUS KOIN EMAS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang