Part 4

2.8K 192 3
                                    

#Seratus_koin_emas
#Part_4
#Tonjong_Canyon

Wanita itu terkekeh geli di sampingnya, hingga membuat senyuman di wajah Riu melebar melihat tingkahnya. Ia menarik napas panjang lalu tertawa lagi. Geli hingga air mata menetes karena kelucuan yang dibuat lelaki di sampingnya. Ada rasa suka di dalam saat melihatnya tertawa lebar. Lepas. Tiada kepalsuan, kehidupan Riu selalu diwarnai dengan puluhan bahkan ratusan wanita.

Dunia modelling, membuatnya sadar bahwa wanita di sampingnya terlihat berbeda. Wanita yang ia kenal kebanyakan tak sungkan memeluk, mencium bahkan berani untuk di ajak menginap. Oja, wajahnya pun tak jelek, manis, hidungnya mancung, alisnya berbukit bukan karena ukiran, pipinya gembil dan tak bernoda, jika dijadikan wajah gadis sampul pun sangat cocok, hanya saja tinggi badannya yang tak seperti model di tempat ia bekerja.

“Ja ….”

“Hmmm,” jawabnya masih menahan geli.

“Kapan kamu menikah?”

Hening. Wanita itu menatap wajah Riu yang mendadak serius dan diam menatap sepasang mata yang tertuju padanya. Sedikit ada degupan, lelaki di hadapan terlihat sempurna baginya. Sempurna yang hanya membawa pada keindahan di dunia bukan akhirat, bahwa sejatinya lelaki tak dipandang dari kesempurnaan fisik melainkan dari ketebalan iman.

Perjalanan mereka lanjutkan menuju Telaga Bodas Garut Jawa barat. Oja tak menjawab pertanyaan lelaki di sampingnya. Wanita itu tampak terpaksa menjalani sebuah pernikahan yang sepertinya tak ia inginkan.

“Ada pepatah yang mengatakan … berhentilah sebelum kau terjatuh.”

Wanita berhijab itu diam, tak paham dengan apa yang dikatakan Riu.

“Maksud Bapak?”

“Ja … kalo kamu nggak yakin, kenapa kamu harus jalani? Hentikan sebelum kamu menyesal.”

“Saya tidak akan menyesal Pak, saya yakin pilihan orang tua saya yang terbaik. Saya justru takut akan mengecewakan mereka. Bapak sendiri?”

“Saya? Saya tak mau menikah!”

“Kenapa? Bukannya ada Marimar, Paulina, Maria?” ledeknya.

“Saya sudah banyak mengenal perempuan Ja, mulai dari mereka yang mau hidup dengan ikatan atau pun tidak. Hidup di dunia mereka akan membuat kita sulit untuk menikah.”

“Oh ya?”

“Belum lama saya di Jakarta, sudah banyak model yang mendekati saya. Paulina dia mengaku-ngaku jadi pacar saya. Sedangkan Maria mengaku-ngaku jadi mantan saya, mereka terus menerus mendekati saya. Itu baru dua belum lagi yang lain, kebayang kan kalo nikah. Setiap hari dilempar sendal sama istri.”

“Hahhahaha! Cari istrinya yang pengertian donk Pak, Bapak juga harus setia.”

“Setia … landasan setia itu apa sih Ja? Perempuan kan gitu, mulut bilang percaya tapi hati was-was.”

“Landasan setia tuh cuma satu Pak.”

“Apa?”

“Tuhan!”

“Semakin kita dekat dengan Tuhan … semakin takut kita berbuat dosa, apalagi pekerjaan seperti Bapak.”

Riu memerhatikan wanita yang terus menerus nerocos di sampingnya. Dari kesekian banyak wanita yang pernah ia temui. Hanya Oja yang tak menganggapnya spesial. Wanita ini sangat menjaga harga diri juga keyakinannya. Ia tak terpengaruh dengan rayuan atau fisik Riu yang sering membuat banyak wanita takluk di pelukannya.

“Oh ya Pak … kalo Marimar?”

“Marimar? Dia wanita yang paling saya sayang, cuma galak.”

 SERATUS KOIN EMAS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang