#1 Tatapan Itu Mempermainkanku

0 0 0
                                    

Hari itu Gilsha tampak berwibawa mengenakan seragam kerja yang sama dengan staf lain. Kaki jenjangnya berlenggang, sesekali menebar senyuman pada orang-orang yang kebetulan berpapasan dengan dirinya. Baru pertama kali Gilsha menginjakkan kaki di lantai lobi utama apartemen ini, tapi gesturnya seolah sudah hapal mati. Dia begitu percaya diri. Setelah diperhatikan lebih lama, ternyata ada Pak Steven-bos kami-yang mengikuti Gilsha dan berusaha menyamai langkah.

Aku, tak lagi lain melaksanakan tugas sebagai klining servis di lobi utama ini. Sebenarnya, kedapatan area di lobi sangat menyiksa. Kapan pun harus tampil segar selalu. Ah, apa karena aku seorang yang urakan. Jadi, itu terasa menyusahkan.

"Simon ...."

Suara Pak Steven membuyarkan, bersama langkah mereka yang semakin dekat. Dan, Gilsha ... melihatku untuk detik yang tak sebentar.

"Iya, Pak," jawabku tegas, sementara berhenti melakukan pekerjaan.

"Tolong bersihkan lagi toilet lobi, baru saja saya dapat komplain dari klien."

Memang tidak perlu diragukan lagi, jikalau Pak Steven datang pastilah tentang komplain. Kembali, ditepuknya punggungku dengan pelan setelah selesai memberi perintah. Pak Steven termasuk atasan yang ramah pada bawahan, juga pandai bergaul.

"Ah, itu ada Pak Samuel. Mari, Pak ...."

Bibir kemerahan milik Gilsha berucap lembut. Sepasang netra lebarnya pun menggiring fokus Pak Steven kepada keberadaan Pak Samuel yang sedang duduk di sofa lobi. Bersamaan itu, tak lepas Gilsha dari pandanganku bahkan untuk satu detik pun. Membuat Gilsha sempat menyadari perhatianku dan membalas kontak mataku sedikit sinis. Ya, sinisme yang diam-diam tersembunyi di balik keramahannya.

"Gilsha, haruskah kita bermain mata seperti ini dulu sebagai permulaan?"

FVCKING GILSHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang