Chapter 4

47 3 0
                                    


Elna berlari sekuat tenaga, ia ingin lolos dari cengkaraman hantu itu, tapi disemua tempat Elna bersembunyi, lagi-lagi sosok hantu itu bisa menemukan keberadaanya.

"Tolong jangan ganggu akuuuu," usir Elna dengan mengatur pola nafasnya.

"Pargi...

"Tolong pergi ku mohon..

< Saya mau kamu ikut dengan saya Elna >

Sosok itupun tertawa..

Elna menutup telinganya. "Ga!!! Aku gamau ikut kamu!!!" Pekik Elna.

Lalu Sosok itu marah.

Dengan berusaha Elna bangkit dan mencoba lari untuk pergi dari tempat ini.

sekuat tenaga Elna mencari jalan keluar. Sambil sesekali mencuri-curi nafas.

Tiba-tiba Elna terjatuh.

"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa," teriak Elna.

Elna terjatuh dari jurang yang sangat curam dan semuanya terasa sakit.

Ketika Elna bangun, ia tidak memperdulikan dirinya yang ternyata sudah meninggal.

Lalu sosok itu tertawa dan menyuruh Elna untuk liat tubuhnya yang penuh darah.

Elna terkejut, seluruh perasaannya kini sangat sedih dan tidak yakin.

"Engga--engga ini ga mungkin, hiks--hiks-enggaa!!," dengan susah payah Elna menyentuh tubuhnya, tapi tidak bisa-bisa.

Elna terus menangis lalu memikirkan Mamah dan ka Iqbaal yang kalau sampai tau ternyata Elna sudah tiada.

"Engga....

"Engga ini ga mungkin terjadi

"Mamah.. Ka Iqbaal tolongg

"Miun..Lion..Clara.. Aku gamau ini terjadiii..

"Hiks..hikss..hiks.. Gamungkin aku sudah meninggal..

"Ga mungkin !!!

Elna terus menangis dan meratapi takdirnya.

________________________________________

IQBAAL POV

"Hoamm... Ngantuk banget dah, udah jam 2 mata gue masih melek aja," gumam Iqbaal.

Iqbaal yang baru saja menonton pertandingan liga inggris itu langsung pergi kekamarnya untuk tidur.

"Gue masih kepo sama tuh anak curut, ternyata masih bisa sakit," Iqbaal pun tertawa.

Ya beginilah Iqbaal, yang selalu tidak akur dengan adiknya itu.

Iqbaal menatap langit-langit atap kamarnya sambil sesekali merasakan hal aneh. Ia merasa Elna sakit tiba-tiba bukan karena kecapean, tapi karna ada hal yang ditutupinya itu.

BRUKKK...

"Ebuset dah kamar sebelah lagi apa ya, berisik banget," ucap Iqbaal yang terkejut mendengar sesuatu dari kamar Elna.

Ia pun menuju kamar Elna, diketuknya kamar Elna, tetapi tidak ada sahutan dari adiknya itu, lalu Iqbaal membuka sendiri pintu kamar Elna.

"Elna..." Ucap Iqbaal panik.

Elna sedang mimpi sambil teriak-teriak.

"Engga ini ga mungkin terjadi"

"Elna lo bangun.." Tangan Iqbaal menepuk pelan pipi Elna.

"Mamah.. Ka Iqbaal tolongg"

"Miun..Lion..Clara.. Aku gamau ini terjadiii.."

"YaAllah, lu mimpi apa sih? bangun dek ini kakak disini, bangunn...." Kepanikan Iqbaal makin menjadi-jadi.

Aku melihat merekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang