Hati yang sakit

46 3 0
                                    

Hati yang sakit ialah hati yang hidup, tapi terjangkit penyakit. Terkadang hatinya condong pada kebaikan, namun terkadang berat kepada kemaksiatan. Semua itu terjadi ketika ia mampu mengalahkan salah satu dari keduanya.

Di dalam hati tersebut ada cinta kepada Allah ‘Azza Wajalla, iman kepada-Nya, ikhlas untuk-Nya, tawakkal kepada-Nya, dan itulah bahan yang menyebabkannya hidup. Namun, di dalamnya ada pula cinta dan pengutamaan terhadap syahwat, serta ia memiliki hasrat kuat untuk meraihnya.

Ia seringali iri, ujub, sombong, suka membuat kerusakan di muka bumi, dan suka menjadi pemimpin. Itulah bahan yang menyebabkan hatinya rusak dan hancur.

Ia diuji dua penyeru. Pertama, penyeru yang mengajaknya kepada Allah, Rasulul-Nya, dan kehidupan akhirat. Kedua, penyeru yang mengajaknya kepada kehidupan dunia. Dalam hal ini, ia hanya memenuhi ajakan tetangga yang paling dekat di antara keduanya.

Hati yang pertama hidup dan tenang, hati yang kedua kering dan mati, sementara hati yang ketiga sakit. Adakalanya ia lebih dekat pada keselamatan, namun adakalanya pula lebih dekat kepada kehancuran.

Sisi Lain Hati

Sahabat Hudzaifah bin Al-Yaman radhiallahu anhu berkata, “Hati ada empat. Pertama, hati yang bersih, di dalamnya terdapat lampu yang bersinar terang. Itulah hati orang mukmin. Kedua, hati yang tertutup. Itulah hati orang kafir. Ketiga, hati yang terbalik. Itulah hati orang munafik. Ia mengetahui lalu mengingkari, ia meliat lalu buta. Keempat, hati yang mengandung dua sisi, sisi iman dan sisi kemunafikan. Itulah hati rang yang bisa mengalahkan salah satu di antara keduanya.”

Hati yang bersih adalah hati yang terbebas dari peribadatan kepada selain Allah. Di dalamnya terdapat lampu yang bersinar terang, yaitu lampu iman. Kebersihan hati mengisyaratkan bahwa ia selamat dari kesamaran perkara batil dan syahwat yang sesat. Lampu menyebaban hatinya memperoleh sinar terang dengan cahaya ilmu dan iman.

Hati yang tertutup ialah hati yang masuk dalam tutup dan tabirnya. Karena itu, ia tidak bisa ditembus cahaya ilmu dan iman. Hal ini sebagaimana firman Allah ‘Azza Wajall tatakal menceritakan perihal kaum Yahudi,

“Dan mereka berkata, ‘Hati kami tertutup’...” [QS. Al-Baqarah: 88]

Hati yang terbalik sebagaimana tertuang dalam firman Allajh ‘Azza Wajalla,

“Maka mengapa kamu [terpecah] menjadi dua golongan dalam [menghadapi] orang-orang munfik, padahal Allah membalikkan mereka kepada kekafiran disebabkan usaha mereka sendiri.” [QS. An-Nisa: 88]

Artinya, Allah telah membalikkan dan mengembalikan mereka dalam kebatilan karena usaha dan amal perbuatan mereka sendiri. Hal inilah yang paling buruk.

Hati yang mengandung dua materi ialah hati yang tidak dihuni iman dan diterangi cahayanya. Ia tidak fokus pada kebenaran yang dituntunkan Allah melalui Rasul-Nya. Di dalamnya terdapat materi iman dan lawan dari iman. Adakalanya lebih dekat pada keimanan, namun adakalanya lebih dekat pada kekufuran. Ketetapan bahwa hati ini ialah hati yang bersih atau tertutup, bergantung pada materi yang manang.

سبحانك تثاللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك.

-
-
-

Semangat berhijrah! selalu Istiqomah!
Jadikan Al-Qur'an sebagai bacaan utama!

Kajian SingkatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang