2. Menggemaskan

4 0 0
                                    

Jangan lupa klik bintang di pojok bawah okee!

Pagi pagi sekali Shelna sudah selesai menyiapkan berbagai hal dari memasak, merapikan kamar, menyiapkan pakaian Elang, dan hal lain. Sejak pukul enam tadi dia sudah berangkat duluan ke Rumah Sakit tanpa membangunkan sang suami, jika ditanya alasannya kenapa itu karena dia masih sebal dengan obrolan mereka semalam, dirinya merasa belum pantas menjadi seorang istri, kekanakan memang.

Shelna pergi hanya berpamitan pada kedua orang tua laki laki itu, dengan mengendarai sepeda motor miliknya, pemberian Elang beberapa waktu lalu.

"Pagi mbak Shel," sapa beberapa orang yang mengenalnya saat dirinya tiba di Rumah Sakit.

Sementara dirumah, Elang kebingungan mencari istrinya. "Ma, Shelna mana? Kok nggak ada, nggak bangunin aku juga?"

"Loh? Emang iya?" sahut sang mama.

"Iya, tapi udah disiapin pakaian kerja"

"Tadi dia buru buru berangkat, mama kira kamu udah tau"

"Enggak kok, jam berapa emang?"

"Pagi, jam enam kayaknya,"

"Kenapa ya, dianter supir kan?" tanyanya heran, selama menikah nggak biasanya istrinya itu berangkat pagi begini, paling pagi juga jam tujuh, itupun kalau ada kepentingan mendadak.

"Enggak, dia naik motor,"

"Hah?! Mama kok biarin Shelna berangkat sendiri pake motor? Shelna kan nggak pandai bawa motor mah ih."

Belum mendapat jawaban dari pertanyaan pertama dan dirinya dikejutkan dengan fakta berikutnya, sebenarnya istrinya itu kenapa sih. Pergi tiba tiba, nggak pamit pula.

"Ya mama kan gak tau Lang, mending kamu susul deh," saran sang mama.

"Astaga, Elang berangkat dulu ma. Assalamualaikum."

"Walaikumsallam, hati hati."

Laki laki itu kemudian pergi menyusul Shelna ke Rumah Sakit.

"Shel, resep obat pasien kamar 12 udah siap kan?"

"Sudah dok, tinggal diambil saja."

"Baik saya tinggal dulu ya,"

"Iya dok"

Brak!

"Astaghfirullah"

Beberapa saat setelah dokter keluar, pintu ruangan tiba tiba dibuka dengan kasar, membuat Shelna terkejut. Dilihatnya sang suami yang berdiri di ambang pintu dengan nafas tak beraturan.

"Sayang kamu nggak papa kan?" tanyanya tiba tiba.

"Kenapa?"

"Shel, kamu kan belum pandai bawa motor kenapa nekat? Seneng kalau aku khawatir?" laki laki itu berjalan mendekati istrinya.

"Enggak kok, tadi emang buru buru," alibi Shelna.

"Kan bisa bangunin aku, memang ada apa berangkat pagi?" Elang kembali bertanya saat dirinya sudah duduk dikursi yang berada tepat di hadapan perempuan yang sudah membuatnya khawatir setengah mati tersebut.

"Gak ada, pingin aja." jawabnya cuek

Elang terdiam sebentar, mencoba berpikir keras. "Ck! Marah ya,"

"Enggak kok. Marah kenapa?"

Shelna menjawab dengan memalingkan wajahnya, berusaha menyibukan diri dengan mencari alat tulis dan beberapa resep obatnya.

"Tuh kan, kalau enggak kamu pasti ngomongnya natap aku. Lah ini sambil liat laptoplah, cari ini lah, itu lah," omel Elang pada istrinya.

"Ya kan lagi kerja,"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 10, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KETULUSAN CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang