RR01

445 11 1
                                    

Hari senin adalah hari paling menyebalkan bagi Reyhan in the geng ,karna mereka harus mengikuti upacara di tengah terik matahari, apalagi jika sudah mendengar kepala sekolah mengoceh di depan bisa menghabiskan waktu satu jam, dan itu hanya membahas tentang tata tertib sekolah.

"Lan,lang yoo ah cabut, males gua harus ikut ucapara" ucap reyhan pada kedua temanya

"Entar kita ketangkep lagi sama oprasi anggota osis, mereka kan kaya setan, suka datang tiba tiba," ucap gilang malas, memang setiap senin selalu ada oprasi ke setiap kelas atau tempat tempat lainya, untuk menangkap murid murid yang mencoba untuk tidak mengikuti upacara.

"Emang lu mau dengerin tuh kepala sekolah botak pidato?" Tanya reyhan, dan langsung mendapat gelengan dari gilang

"Yaudah ayok cabut, kita sembunyi di warung mang ujang aja" ucap reyhan,

Mereka pun mencoba memanjat pagar belakang sekolah, karna letak warung mang ujang adalah di sebrang jalan belakang sekolah mereka, membuat mereka bisa bersembunyi dari osis osis yang sedang beroprasi

"Cepetan lang" ucap reyhan sambil memcoba mendorong gilang agar sampai ke atas, tiba tiba aksi mereka terhenti oleh teriakan yang menggelegar

"GILANG,DYLAN REYHAN"

'Mampus' batin mereka

Ketiga cowok yang tercyduk menelan salvia suasah payah, mereka pun melihat guru bertubuh besar sambil membawa penggaris kayu , tak lupa tatapan garang nya

"Ehehehe ibu, apa kabar bu" cengir reyhan,

"Gilang turun kamu" bentak bu tina

"Iyaa bu hehe" ucap gilang dengan cengiranya

"Kesinih kalian" bentak lagi bu tina, mereka pun menghela nafas lalu mendekati guru gempal tersebut

"Ikuti saya" ucap bu tina tegas

"Lu sih rey" bisik dylan

"Noh salahin si gilang lama banget manjat nya" ucap reyhan

"Lah ko gua, lu aja yanh dorong nya kurang kenceng" bisik gilang tak mau di salahkan

Akhirnya mereka pun saling menyalahkan.

Bu tina menggiring ketiga cowok itu ke tengah lapangan, terlihat disanah semua murid berbaris rapih karna sedang mengikuti upacara,

Semua mata tertuju pada ketiga cowok yang di bawa oleh bu tina

"Berdiri kalian di depan" ucap bu tina, dengan lemas mereka pun berdiri di dekat tiang bendera dan menjadi sorotan mata dari mulai kelas 10 sampai 12

"Anak anak lihat lah murid nakal di depan yang tidak tau aturan, baju di keluarkan, tidak memakai sabuk, tali sepatu warna warni, suka bikin onar, suka kabur saat upacara, kalian harus ingat kalian adalah penerus bangsa ini bangsa indonesia, harus nya kalian belajar dengan rajin agar bisa menjadi anak yang pintar, lihatlah para pahhlawan yang rela mati hanya untuk mendapatkan bendera merah putih, yang rela berjuang untuk mempertahankan tanah air kita, kita harusnya bersyukur kita tidak perlu berperang hanya unutk mendapatkan bendera merah putih, kita hanya tinggal menikmati keberhasilam para pejuang, dan kit harus menjaga dan menghormati jerih payah mereka, dan bla bla bla... "

Tak terasa satu jam kepala sekolah menceramahi mereka,

***

"Ihh gue sebel banget, gara gara mereka upacara jadi serasa satu taun" kesal aurel sambil menghempaskan tubuhnya di bangku, ia langsung meronggoh tas nya dan mengambil kipas kecil yang selalu ia bawa

"Panas banget gila" gerutunya sambil terus mengipasi wajah ny

"Murid kaya gituh harus di musnahkan, nambah beban sekolah aja" ucap reyna dan langsung di balas anggukan dari aurel

Reyhan & ReynaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang