Kadang, keluarga bukanlah tempat yang pasti untuk berkeluh kesah. Kamu bisa menyembunyikan semua keluh kesahmu terhadap keluarga, tapi tak mampu bila tak berbicara terhadap keluargamu.
Karena sahabat, sudah kamu anggap sebagai bagian dari keluargamu.
.
.
.
.
.
.
.
."Woy... kalian tau gak sih itu, gitu amatlah laganya... blablabla"
Jangan tanya keseharian sekumpulan perempuan bila sudah bertemu. Bisa jadi mereka sedang curhat, mengutarakan isi hatinya. Tapi juga bisa membicarakan orang.
Jangan tanya juga kenapa perempuan suka membicarakan orang lain? Aku tak tahu alasannya, mungkin bawaan dari alam.
Sejujurnya kita sebagai perempuan agak susah untuk memendam rasa. Rasanya tuh pengen baget cerita ke seseorang. Siapa pun itu
Dan di sini lah kita. Aku dan sahabat-sahabatku berkumpul saat waktu telah melewati pelajaran-pelajaran yang penuh peluh dan keringat hari ini.
Aku sekarang duduk di antara teman-temanku, mendengarkan saja karena rencananya setelah temanku ini selesai bicara dan tak ada respon lagi, aku ingin mengutarakan sesuatu.
"Iyaya... gitu deh. Tapi bodo amatlah yang sama gituan" kata temanku, tang sepertinya akan menjadikan kalimat untuk mengakhiri perbincangan tersebut.
Tanpa aba-aba aku berkata "eeeh.. eehh." Semua temanku menoleh denganku dengan muka seperti bertanya 'ada apa'
"Gua lagi suka sama seseorang" kataku dengan cepat.
Oh iya... aku dan teman-temanku berkata-kata dengan bahasa gaul seperti 'lo' dan 'gua'. Biasa anak jakarta suka gitu.
Oke back to the topic....
"Udah gak sama mat lagi" tanya seorang temanku. "Engga lah. Sama mat gak begitu suka-suka amat. Sepertinya emang sukanya gak serius, layaknya cinta monyet" jawabku
"Lalu sekarang sama siapa?" Tanya temanku yang lainnya lagi. "Eeemmm... sama ru" jawabku.
"Ru? Si kecil itu? Kalah telak tinggi kalian, ni" kata temanku dengan intonasi yang cepat.
Ya begitulah... banyak yang beranggapan tinggi seorang lelaki harus lebih tinggi dari perempuan. Tapi tak bisa selamanya begitukan?
Aku menyukai dia juga bukan karena kegantengan atau fisik. Aku tak tahu alasannya.
Back to the topic
"Terserah sih, ni. Lo mau suka sama ru atau sama yang lain, ya sabeb. Tapi jangan sampai semua hati lo tertuju ke dia, karena Tuhan harus mempunyai hati lo lebih banyak dari yang lain."
Ya... begitulah.
Aku tak ingin terambisi dengan cinta ini. Jangan sampai mataku tertutup untuk melihat kenyataan yang sebenarnya
KAMU SEDANG MEMBACA
in
Teen FictionI love you. Can you live in my life, my heart? Kisah cinta seorang anak yang memperjuangkannya dalam diam. Bisakah iya mendapatkannya?