0.2

5.9K 776 19
                                    

"Ada perkembangan tentang kasus ini, Kim?" Tanya Jaehyun.

Mingyu yang sedari tadi sedang menatap kearah layar laptopnya dengan serius pun menoleh kearah Jaehyun.
"Belum."

"Oh, ayolah. Kau adalah informan terbaik yang unit ini miliki."

Mingyu meraih gelas berisi minuman ringan yang berada disampingnya.
"Mereka benar-benar sulit untuk dilacak. Seperti nama mereka, "Shadow". Mereka benar-benar tak terlihat."

Lelaki itu meneguk minuman tersebut sebelum kembali berbicara.
"Aku bahkan sudah meminta bantuan pada Dokyeom dan Jungkook namun tidak seorangpun  dari mereka yang berhasil mendapatkan informasi tentang mereka."

"Kita butuh nama, Mingyu."

"Aku tahu, sobat. Aku sedang berusaha sebaik mungkin saat ini."

Pria itu meregangkan tubuhnya yang terasa pegal akibat terus menerus duduk di kursi.
"Ah, sepertinya aku harus bekerja hingga larut malam lagi hari ini."

Jaehyun menggelengkan kepalanya—tak setuju dengan ide yang Mingyu ucapkan.
"Kita memang membutuhkan informasi namun aku tidak menyetujui ide-mu."

"Kenapa? Bukankah kau juga akan bekerja sampai larut malam hari ini?"

"Ya. Aku akan bekerja hingga larut malam hari ini. Tapi tidak denganmu. Pulanglah."

Mingyu mengerutkan keningnya—tak mengerti apa yang temannya itu coba katakan.
"Maksudmu?"

Jaehyun berjalan menuju meja kerjanya lalu mengambil sebuah bingkisan cantik yang dibalut oleh pita berwarna merah muda.
"Ini."

"Untukku?"

"Tentu bukan, dasar bodoh. Ini untuk istri-mu."

"Kau menyukai istriku?"

"Astaga, kekasihku benar. Bagaimana bisa anak sepertimu lulus dari universitas dengan nilai terbaik?"

"Aku bisa lulus karena aku pintar."

"Tapi kau tidak cukup pintar untuk mengerti niat yang ku miliki."

Mingyu tersenyum jahil.
"Aku hanya bercanda. Jadi apa maksud dari kado ini?"

"Pulanglah. Chaeyeon membutuhkanmu."
"Istri-mu sedang hamil saat ini, ia pasti sangat membutuhkan figur suami disampingnya. Lalu berikan juga hadiah ini sebagai permintaan maaf dariku karena telah membuatmu pulang terlambat selama beberapa pekan ini."

Mingyu menatap Jaehyun dengan tatapan penuh haru.
"Kau malaikat-ku, Jung!"

Jaehyun menggelengkan kepalanya pelan—tak mengerti dengan tingkah kekanak-kanakan temannya tersebut.
"Sudahlah, sekarang sudah jam makan siang bukan?"

Mingyu melirik kearah jam tangannya.
"Kau benar, aku bahkan tidak menyadarinya."
"Mau makan bersama denganku dan Chaeyeon? Kebetulan ia memasak banyak makanan di rumah."

Jaehyun menggelengkan kepalanya.
"Tidak, aku akan makan bersama Taera saja."

"Budak cinta." Ejek Mingyu.

"Kau juga budak cinta, bodoh."

Mingyu tertawa lepas.
"Kau benar, kita sama-sama budak cinta. Beruntung aku ditempatkan di tim yang sama denganmu."

Mingyu meraih ponsel serta dompetnya yang tergeletak diatas meja kerjanya.
"Aku pulang dulu."

Namun sebelum Mingyu meninggalkan ruangan tersebut, Jaehyun memperingatkan sahabatnya.
"Mingyu."

SINNER: Before The War ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang