-Andrew-
"Sayang, kau dimana?"
Hah. Haruskah ia berbohong? Atau jujur lebih baik?
"An? Kau masih disana? Kau dimana? Aku sedang didekat rumahmu"
"A-apa yang kamu lakukan disana Zara? Aku sedang tidak ada dirumah. A-aku sedang-" lidahku kelu, aku tak ingin menyakiti Zara.
"Diacara pertunanganmu dengan gadis itu?" suara sendu Zara menohok jantungku. Ah.. Wanita yang aku cintai, yang sangat ingin aku nikahi. Tapi lagi-lagi gadis itu menghancurkn semuanya.
"Maafkan aku, sayang. Aku akan segera ke apartement-mu setelah acara sialan ini selesai"
Ya. Aku harus segera menyelesaikan acara sialan yang -sangat ingin- aku batalkan ini. Dan lagi-lagi tidak bisa karena gadis itu. Gadis yang telah dipilih Mom dan Dad. Hanya karena aku dekat dengannya dari kecil, mereka kira aku akan mau menikah dengan gadis licik itu? Hah! Mimpi saja. Jika bukan karena permintaan Mom dan ancaman namaku akan dicoret dari keluarga, maka aku tak akan sudi melakukan pertunangan ini. Apa yang sebenarnya gadis licik itu lakukan sampai Mom dan Dad ngotot menjodohkanku dengannya?
Dan lihatlah, bahkan dihari pertunangannya denganku dia masih bermesraan dengan laki-laki lain! Memalukan! Beraninya mempermalukanku di acara-ku sendiri!
Aku menarik kasar lengannya, ia terkejut melihatku dan segera menjauh dari laki-laki tadi. Kena kau gadis licik.
"Drew.. Ada apa?"
Ada apa katanya? Huh!"Kau lupa jika aku tunanganmu? Dan kau malah bermesraan dengan lelaki lain di acara pertunangan kita? Apa kau ingin sekali diberi predikat murahan?"
"Hei! Jaga ucapanmu bro!" laki-laki itu maju selangkah dan melepas cekalanku ditangan gadis itu. Hah! Bahkan menyebut namanya saja aku tidak sudi! Ku alihkan pandanganku kembali kepada dia, tatapannya begitu kosong. Bahkan tubuhnya belum berhenti menegang hingga lelaki dihadapanku menyentuh tangannya pelan. Dia tersentak, menunduk sambil berjalan mundur perlahan menjauh.
Tiba-tiba Dad mendentingkan gelas dan seluruh perhatian tamu beralih kepadanya.
Ini waktunya.
-Author-
"Perhatian para undangan yang terhormat, dihari bahagia ini aku ingin mengucapkan terima kasih untuk kalian semua, untuk sahabatku Richard dan keluarganya atas segala kebaikan selama ini, dan ahh.. Aku tidak sabar mengumumkan kabar bahagia ini" Robert-ayah Andrew- terkekeh sambil meminum sampanye ditangannya. Hingga Ivana, istrinya, memegang lengannya untuk mengingatkan bahwa sudah saatnya acara utama.
"Baiklah, sudah saatnya, malam ini putra kami Andrew akan resmi bertunangan dengan putri manis Richard, Alena Putri Alzeta" gemuruh tepuk tangan memenuhi aula, para tamu undangan mencari si pemilik acara.
"Ayolah nak, naik keatas panggung sekarang" Richard memanggil Andrew dan mengernyit saat tidak melihat Alena disamping putranya. Andrew menaiki panggung sendirian. Para tamu mulai berbisik-bisik kebingungan.
"Dimana Alena? Jangan macam-macam An!"
"Aku bahkan tidak tau kemana gadis itu dari tadi, Dad! Mungkin dia meninggalkan acara karena tidak setuju dengan pertunangan ini" jawaban Andrew memancing amarah ayahnya. Namun sebelum Robert sempat membalas, Alena berjalan pelan mendekati panggung. Robert hanya bisa menghela nafas lega.
"Maafkan aku, aku barusan dari toilet" cicit Alena sambil menunduk.
Acara utama segera dimulai. Pertukaran cincin telah dilakukan. Andrew dan Alena berkeliling menyapa para tamu. Semuanya baik-baik saja, sampai tiba-tiba langkah Alena berhenti dan tubuhnya ambruk.
Andrew spontan menahan tubuh Alena. Ia mengernyit merasa ada cairan hangat di telapak tangannya yang menahan tubuh kurus itu.
"Astaga, Ale!! Ale!! Ale!!" Prisilla panik melihat anaknya pingsan. Ada aliran cairan merah dilengannya.
"Pa! Ale! Darah! Pa!!"
"An, bawa Ale ke mobil sekarang!"
Andrew tidak tau apa yang terjadi, ia hanya mengikuti perintah ayahnya. Dan sekarang semua menangis didepan pintu UGD rumah sakit. Andrew tidak mengerti. Hanya luka kecil, kenapa panik sekali sih?
Pintu terbuka, seorang dokter menghampiri Richard dan berkata bahwa semua baik-baik saja. Alena hanya perlu istirahat beberapa hari katanya.
"Hanya luka sekecil itu dan harus dirawat? Apa-apaan? Lemah sekali" gumam Andrew sambil menjauh.
Seorang lelaki mengepalkan tangannya, ingin sekali rasanya menghajar wajah orang yang dicintai gadisnya itu.
"Luka kecil katanya? Kau hanya tidak tau seberapa banyak luka yang telah ia terima"
Project ecek-ecek untuk menghilangkan penat.
Hope you read, enjoy, and like it!
KAMU SEDANG MEMBACA
Belong To You
RomanceKetika kau mencintai sahabatmu, selalu ada untuknya, dan berhasil menikah dengannya. Namun, semua berubah, sifatnya, sikapnya, dan hatinya. Akankah kau bertahan? Atau melepaskan? Bertahan dengan semestamu bersama hujan badai dan guntur menghujam...