(07) admiration

104 16 0
                                    

Suasana di jam kerja redaksi Glamorous. Semua sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, begitu pula Taehyung yang sedang berkutat dengan materi yang diambil oleh junior asuhannya. Dengan telinga yang tersumpal earphone, Taehyung memeriksa foto-foto tersebut sambil mendengarkan musik. Sesekali Taehyung terkikik sembari menahan malu. Bagaimana tidak? Toh, foto-foto yang diperiksa olehnya adalah foto Seokjin.

Pintu ruangan terbuka. Seorang pemuda berkacamata masuk ke dalam ruangan tersebut. Semua orang yang melihatnya langsung memberi salam. Tak luput juga Jungkook yang menyapa sambil tersenyum, "Ah, Namjoon-hyung! Selamat pagi!"

Pemuda yang dipanggil Namjoon itu membalas, "Pagi juga, Jungkookie! Sedang asyik nih, sepertinya."

"Hehehe, begitulah, hyung."

Namjoon mempersilakan Jungkook kembali pada pekerjaannya. Kemudian ia mendengar suara tawa dari sebuah meja yang tidak jauh dari tempatnya berdiri. Namjoon berjalan menghampiri sumber suara tersebut, yang tak lain adalah dari meja Taehyung.

"Hei, pagi-pagi sudah heboh," hardiknya pada yang bersangkutan.

Taehyung terkejut melihat Namjoon yang muncul tiba-tiba, "Aish-hyung! Bikin kaget saja!"

"Habisnya kau asyik sendiri sih," Namjoon nyengir. "Oh iya, kau sudah memilah foto untuk artikel Kim Seokjin nanti?"

"Justru itu, hyung. Itu yang membuatku tertawa," jawabnya sambil menunjuk ke layar komputer. Namjoon mendekat untuk melihat apa yang ditunjuk Taehyung. Tak lama kemudian, ia menahan tawa ketika melihat salah satu foto. Foto dimana Seokjin secara tidak sengaja terpotret dengan wajah konyol, sepertinya sedang iseng menggoda kru film saat itu. Taehyung berdalih, "Kan, hyung tertawa juga!"

Namjoon mengatur nafas setelah berusaha mengendalikan tawanya, "Uh... ya... memang luar biasa ya, kakak sepupumu itu."

Taehyung terkekeh mendengar komentarnya. "Eh iya, hyung sedang apa di sini?"

"Aku? Hmm... aku menunggu hasil untuk artikel Kim Seokjin ini, tapi belum selesai. Aku bosan, jadi aku main ke sini."

"Main, eh?" ujar Taehyung. "Aku yakin ada hal lain yang membuatmu kemari."

"Kau menyadarinya?" Namjoon tersenyum jahil. "Yah... aku harap kau cepat selesai mengecek foto-foto itu sih. Bisa kesulitan nanti penulis artikelnya, dia juga harus mencocokkan dengan foto agar selaras, kan?"

"Roger!" Taehyung mengacungkan jempolnya. "Sekitar 20 menit lagi akan selesai. Mohon bersabar ya, Pak Editor."

"Dasar!" Namjoon mencubit pipi Taehyung, yang dicubit meringis kesakitan. "Baiklah. Aku mengandalkanmu, bro!"

Taehyung melambaikan tangan sambil berkata 'bye bye' pada Namjoon yang berjalan keluar. Setelah itu, ia merapikan posisi duduknya dan mulai fokus kembali dengan tugasnya. Ia tidak ingin mengecewakan seniornya tersebut.

Kim Namjoon, dia adalah tutor saat Taehyung masih training untuk menjadi karyawan baru di Glamorous. Pria berkacamata ini sangat apik, berwibawa, dan mempunyai rasa kepemimpinan yang hebat. Hal itu terlihat dari caranya melatih para trainee. Dengan sabar Namjoon mengajar dan melatih mereka, namun tidak lupa untuk memberi pengarahan yang mendetil agar para trainee tidak kebingungan.

Saat itu banyak yang mengira, Namjoon sulit untuk didekati. Tipe orang yang dilabeli kaku dan ditakuti oleh para karyawan baru. Sebagian dari mereka berpikir seperti itu, tetapi bagi Taehyung, Namjoon terlihat berbeda. Taehyung mengaguminya. Masih ingat di benak Taehyung, ketika Namjoon memberikan sedikit kuliah motivasi kepada semua trainee. Sebuah wejangan yang energinya sama seperti api roket luar angkasa.

Meraih impian tidaklah mudah, disaat kau menjalaninya pasti terasa berat. Tapi aku harap kalian tidak menyerah. Pelan-pelan saja, tidak usah terburu-buru. Jika tetap fokus, maka tanpa kalian sadari impian itu sudah kalian raih dengan sendirinya.

Setiap mengingat nasihat itu, Taehyung merasakan semangat yang menggebu-gebu. Bagaimana tidak? Ia sudah mengalaminya sejak masih sekolah, dan kata-kata itu benar membuktikan dirinya yang sekarang ini. Dari situlah, ia mulai mengagumi Namjoon. Dimana kawan-kawan yang lain menjaga jarak dengan sang tutor, justru Taehyung malah berusaha mendekati Namjoon-seperti bertanya di kelas, misalkan. Taehyung tidak peduli dicap 'cari perhatian', ia ingin membuktikan bahwa ia bisa menjadi karyawan-fotografer-yang baik. Dan usahanya membuahkan hasil. Diantara 19 karyawan baru, hanya 11 orang yang diterima oleh Glamorous, termasuk Taehyung.

Hubungan Taehyung dengan sang editor semakin akrab karena pekerjaan mereka memang diwajibkan untuk saling bertemu satu sama lain. Seperti yang Taehyung lakukan sekarang ini. Taehyung menyetor hasil foto-foto kepada Namjoon, kemudian Namjoon akan mengecek foto yang sekiranya cocok disandingkan dengan tulisan artikel yang akan diterbitkan. Begitu seterusnya.

Lalu bagaimana dengan Namjoon? Namjoon sendiri kagum dengan ketekunan Taehyung. Walaupun anak ini kadang-kadang suka usil, tapi hasil pekerjaannya tidak seusil sikapnya. Taehyung melakukan pekerjaannya dengan sangat baik untuk standar seorang photo editor. Ditambah lagi Taehyung juga pandai fotografi. Jika klien untuk fotografi sedang sibuk, Namjoon sering mengandalkan Taehyung sebagai penggantinya. Dan di luar pekerjaan, Namjoon sudah menganggap Taehyung sebagai adiknya sendiri. Sikapnya yang supel membuat Namjoon nyaman untuk berteman dengan pemuda tersebut.

"Yep, selesai!"

Taehyung menghela nafas lega setelah mengirimkan hasil sortir foto kepada Namjoon. Ia menyandarkan punggungnya yang tegang, lalu memutar kursinya ke belakang, menghadap jendela ruangan. Taehyung mengecek ponselnya, lebih tepatnya membuka Instagram. Terpapar beberapa stories yang muncul paling depan, salah satunya adalah dari Jimin. Lekas ia membuka story milik Jimin.

Ketemu hyung pemalas ini lagi! Kok bisa jadi dosen??

Terlihat foto selfie Jimin bersama seseorang dengan ekspresi wajah lesu. Taehyung tertegun. Ia kenal dengan orang tersebut. Min Yoongi. Mahasiswa senior di jurusan musik, sekaligus teman dekat Jimin di himpunan mahasiswa.

Taehyung menatap foto itu cukup lama. Seperti melihat sesuatu yang mengerikan. Ia menggigit bibirnya, telapak tangannya mulai berkeringat. Jantungnya berdetak lebih kencang dari sebelumnya.

"Jimin-ah, apa yang telah kau lakukan...? Kenapa kau bertemu dengannya lagi..."

Hidden VisageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang