Thank u

2K 54 14
                                    


Nico Robin, wanita bersurai raven itu terlihat bingung, terlihat dari raut wajahnya yang sedikit berkerut dibagian keningnya, sorot matanya menatap seorang pria yang sedang duduk bersandar di pinggiran kapal, dari jarak jauh seperti itu Robin tau apa yang pria itu lakukan.  Ia hanya agak heran apa yang harus ia lakukan atas apa yang telah dilakukan pria itu, Roronoa Zoro, teman satu krunya telah menolongnya dari serangan mendadak dari pendekar pedang mabuk yang tubuhnya berbentuk seperti cumi-cumi di pulau ikan waktu itu.

Mungkin ini sudah untuk yang ketiga kalinya pendekar pedang hijau itu sudah menolongnya, meski ia sudah pasti tau teman-temannya yang lain pun akan menolongnya, tapi kali ini dengan seorang Zoro ia merasa berbeda. Dia pria yang selalu seolah tidak peduli dengan kehadirannya disaat pertama kali ia bergabung dengan anggota bajak laut topi jerami.   Ia bahkan selalu menganggapnya hanya sebagai wanita yang merepotkan, dan juga Robin merasakan kalau Zoro tidak pernah mempercayainya. Walaupun perjalanan mereka sudah sejauh ini tapi wanita seksi itu selalu merasa pria itu menjaga jarak dengannya, berbeda dengan perlakuannya dengan wanita lain seperti Nami, pria bersurai hijau itu bisa dengan mudah mengomel, menggerutu maupun berbicara dengan Nami. Sangat kontras sekali dengannya. Disaat ia mendekatinya, Zoro hanya menatap sekilas dengan mata kanannya yang terbuka setelah itu ia melengos pergi atau mendengkur tidur entah bagaimanapun situasinya.

Yang Robin pikirkan sekarang ia hanya ingin berterima kasih dengan kebaikan pria yang menggunakan tiga pedang itu, ia bukan wanita yang tidak tau balas budi tapi dengan keadaan dan situasi seperti sekarang ia sangat sulit untuk mengucapkan terima kasih maupun memberikan sesuatu kepada Zoro.

---

Malam itu seperti biasa Luffy cs sudah tidur seperti biasanya dan Robin di kamarnya dengan cukup penerangan masih asyik dengan bukunya.

"uhm habis??" gumamnya sendiri memandang segelas kopinya yang sudah kosong.

Robin memutuskan untuk bangkit dari posisinya dan keluar dari kamar dengan pelan agar tidak membangunkan Nami.

Ckrek

Robin mengedarkan pandangannya di dapur kapal sunny go yang gelap, tiba-tiba saja ia menangkap sosok seorang yang sedang membongkar lemari es mereka, dengan cepat ia menyalakan lampu di samping pintu.

"arrggh shit!!" rutuk suara orang itu.

Robin mengerutkan keningnya saat mengenali orang itu dan terkekeh.

"fufufu Zoro apa yang kau lakukan disitu?" tanyanya pelan.

Zoro melirik wanita yang lebih tua darinya itu dengan wajah galaknya.

"oii woman!! Diamlah!!" ketusnya seperti orang yang tertangkap basah mencuri sesuatu.

Robin masih dengan senyumnya "kalau kau mencari sake, Sanji menaruhnya di lemari es sebelah sana" tunjuknya terkekeh.

Zoro mendengus masih dengan gerutuannya yang terdengar mengutuk rivalnya itu sembari berjalan dengan wajah malunya.

"disebelah sana Zoro" sahut Robin menunjuk arah sebaliknya karena pria itu berjalan ke arah yang salah.

"jangan tertawa kau damn woman!!" gerutunya kesal dengan penyakit buta arahnya itu.

"Zoro..." panggil wanita itu saat Zoro mulai membuka pintu untuk keluar.

Langkah Zoro terhenti.

Wanita itu menunduk sambil mengaduk kopinya "terima kasih"

Hening untuk sesaat.

"untuk apa!!?" sahut Zoro tanpa berbalik.

Robin tersenyum meskipun ia tahu Zoro tidak menatapnya.

"karena kau telah menyelamatkan hidupku" ucapnya terus terang.

"tch tidak usah berterima kasih! Jangan salah paham! Aku tidak menolongmu tapi musuh yang juga memegang pedang adalah musuhku" ucapnya dengan suara beratnya.

Robin tersenyum mendengar balasan Zoro, ia tahu pria itu bukan tipe pria manis seperti Sanji yang membalas semua perkataan wanita dengan lembut dan penuh perasaan tapi ia lega sudah mengatakan apa yang ia ingin katakan.

Robin melangkahkan kakinya mendekati Zoro sebelum ia pergi. Dengan perlahan ia mendekatkan wajahnya tanpa sepengetahuan Zoro.

Cup

Zoro terbelalak kaget. Ia merasakan benda lembut dan hangat menempel di pipinya. Wajahnya memerah saat wanita itu mulai menjauh dari wajahnya.

"apa yang kau lakukan, huh!!!?" bentaknya panik dengan wajah tersipu.

"itu sebagai rasa terima kasihku padamu" jawabnya santai meninggalkan Zoro yang mematung dan panik sendiri ditempatnya.

"damn woman!!!" desisnya tersipu sambil memegang pipinya.

The end.

Maafkan kegajean ini ngoahahaha krn bkinnya mendadak haha...

Zorobin Stories Where stories live. Discover now