BAGIAN 2 PERTEMUAN

25 2 0
                                    

Hari sudah berganti pagi, mentari kembali memeluk bumi, untuk menyaksikan takdir-takdir yang berdatangan menyerbu penghuni bumi.

KRIIIING... alarm diatas nakas berbunyi dengan nyaring, membangunkan pemiliknya, Reina membuka mata perlahan, menarik nafas lalu menghembuskannya berulang, membiarkan udara segar memasuki parunya.

Ia melangkahkan kakinya menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, selesai dengan rutinitasnya setiap pagi, ia kembali dengan seragam kebanggaan SMA Guarada, disanalah tempat Reina sekolah, cukup baginya mengikat satu rambut berwarna coklatnya lalu mengoleskan sedikit liptin di bibir indahnya, agar tak terlihat begitu pucat.

Selesai. Gumamnya seraya memandang pantulan dirinya disebuah cermin diatas meja rias Rei, cepat sedikit! Ando sudah menunggu. Teriak Sarah dibawah sana, mendengar nama yang disebutkan ibunya, Reina segera meraih backpack merah diatas nakas lalu melangkahkan kakinya menuju ruang utama.

Siapa Ando Rei? Reina menghentikan langkahnya, kaget karena Cei tiba-tibaa saja berbicara didalam sana, ia tidak ingat kalau sekarang didalam tubuhnya ada seekor wolf yang kapan saja dapat berbicara padanya, sepertinya ia harus membiasakan diri dengan hal ini.

Dia kekasihku Cei. Jelasnya seraya melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti Apa dia tampan? pertanyaan yang membuat Rei memutar bola matanya heran, kenapa wolf didalam tubuhnya tidak memiliki sifat yang sama sepertinya? Ia hanya mendiamkan wolfnya tersebut dan menghampiri kedua orang tuanya yang sedang sarapan dimeja makan.

Rei berangkat ya mom, dad Reina mencium pipi Sarah dan Riko secara bergantian Eeeh, sarapan dulu Rei. Teriak Sarah menatap sinis putrinya yang sering meninggalkan sarapan. Reina yang sedang memakai sepatu dibuat kesal oleh Cei Tampan juga ternyata gumam Cei yang masih saja Rei abaikan perkataannya Nanti saja di sekolah, ini sudah terlalu siang, ayo ka! setelah selesai memakai sepatu, Rei berlalu mengajak Ando untuk segera berangkat, namun dia meninggalkan Ando didalam rumahnya hingga harus menyusul seraya menggelengkan kepala, heran dengan tingkah kekasihnya itu.

Apa dia seorang werewolf juga Rei? Cei terus saja bersuara, karena baru kali ini ia melihat Ando-kekasih Reina. Berhenti mengabaikanku nona! Oh baiklah aku menyerah. Cei akhirnya diam didalam kepala Reina yang membuatnya merasa lega karena ocehannya itu membuat kepala Reina terasa pusing seketika.

Ka, dimana motormu? Rei mengedarkan pandangannya, ia tidak melihat motor Ando yang biasanya ia gunakan untuk pergi kesekolah.

Aku membawa mobil, diluar gerbang, ayok! Ando menarik lengan Rei hingga mereka sampai didepan mobil berwarna hitam diluar gerbang rumah Rei, Ando membukakan pintu mobilnya untuk Rei Silahkan tuan putri. Rayunya membuat Reina tak bisa menahan untuk mengulum senyum walau hanya disebut tuan putri oleh Ando.

Reina duduk di kursi penumpang, sedangkan Ando yang mengemudikan mobilnya, ia segera saja menancapkan gas dan kendaraan beroda empat itu melesat membelah hitamnya jalan, tidak pernah khawatir dengan takdir yang akan menyapanya hari ini, esok atau lusa.

***

Reina memasuki kelasnya, ruangan yang lumayan lama tak ia kunjungi, yang selama ini ia rindukan dan berpikir bahwa dirinya tidak akan pernah menapakkan kakinya diruangan ini Reinaaaaaa... suara melengkin yang akan memecahkan gendang telinga jika saja gadis itu berteriak tepat didepannya, Rara, gadis cantik bertubuh mungil dan sedikit lebih rendah dari Reina itu adalah sahabat Reina sejak mereka SMP dulu, ia berlari menghamburkan tubuhnya memeluk Reina, sepertinya CRara sangat merindukan sahabatnya.

Hiks...hiks... Reina membalas pelukannya, namun ia kaget dengan suara isakan diatas bahunya juga tubuh Rara yang bergetar menandakan ia sedang menangis Ra, ada apa denganmu?

MY DESTINY IS LUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang