Sasuke

1K 84 30
                                    


Moon's Cafe adalah kafe milik Akimichi Chouji, teman sekelas Sakura yang memang sangat hobi makan. Sakura sudah sering kemari, makanya ia juga sudah terbiasa dengan suasana tempat ini. Namun kali ini ia merasa ada yang aneh dengan suasana kafe ini.

Seingatnya terakhir kali ia kemari, kafe ini sangat ramai karena memang terkenal dengan menunya yang lezat-lezat. Seingatnya ia juga tidak pernah mendengar rumor kalau ada yang mati keracunan makanan di kafe ini sampai membuatnya sepi seperti saat ini.

Yeah, kafe ini sepi hari ini. Sangat sepi sampai Sakura hampir saja tidak menemukan manusia kalau pegawai kafe ini juga ikut meliburkan diri atau sekelompok orang berkostum aneh seperti teroris, tidak duduk di pojok ruang kafe itu. Apa ada yang rumor yang dilewatkannya? Apa Tenten mengetahui rumor orang yang keracunan makanan kafe ini dan sengaja menraktirnya di sini untuk balas dendam? Sepertinya ia harus menghubungi Sasuke sekarang juga.

Dan perasaan berat yang sejak tadi pagi ia rasakan, mungkin adalah sejenis firasat yang muncul untuk keadaan yang kini menimpanya. Tubuhnya menegang saat iris emeraldnya memaku satu sosok yang amat dikenalnya di masa lalu. Sosok yang kini berjalan semakin dekat ke arahnya. Sosok yang membuatnya mengepalkan tangannya tanpa sadar.

Sosok itu berhenti di hadapannya. Ia tersenyum sendu dan melemparkan tatapan penuh kerinduan. Ia menyodorkan tangannya untuk bersalaman dengan Sakura.

"Lama tidak jumpa Sakura. Apa kabar?"

Sakura tidak membalas sapaannya. Pun dengan uluran tangannya. Emerald yang memancarkan tatapan tajam penuh kebencianpun tak bergeming dari posisinya membidik sang jade. Senyum sendu itu berubah menjadi senyum miris. Sang pemuda menatap nanar pada Sakura. Sebegitu parahkah luka yang ia torehkan di hati sang gadis?

Irisnya meneliti setiap perubahan di wajah Sakura. Rambut cepak berponi samping khas laki-laki. Tindik di telinga dan bawah bibir. Bahkan t-shirt oblong dan jeans belel sobek-sobek yang ia kenakan. Kemana Sakuranya yang manis? Kemana Sakuranya yang manja? Kenapa perubahannya begitu drastis? Seberapa banyak hal yang terlewat olehnya tentang gadis ini? Apa ini semua efek dari kebrengsekan yang dilakukannya.

Gaara. Nama pemuda itu. Ia menarik tangannya saat merasa kalau ulurannya tak bersambut.

"Maaf."

Hanya itu yang bisa ia ucapkan. Tangannya terulur untuk menyentuh wajah Sakura. Berharap bisa menyalurkan segenap kata-kata yang tak mampu ia ucapkan. Namun yang diterima adalah tepisan tangan dari sang gadis. Ia tidak marah. Ia mengerti. Ia pantas menerimanya.

"Maaf untuk segalanya."

"Untuk apa kau di sini?"

Desisan penuh kemuakan membuat batin Gaara teriris. Apa sudah tidak ada tempat lagi di hati gadisnya ini untuknya?

Gadisnya?

Ia tersenyum miris.

Itu dulu.

Dulu sebelum ia menghancurkan hatinya sampai berkeping-keping hanya demi sebuah kefanaan bernama kekayaan. Menghancurkannya sampai berkeping-keping sampai sudah tidak ada lagi sisa airmata gadis itu untuk menangisinya. Kini hati gadisnya bukan miliknya lagi. Kini gadisnya bukanlah gadis manis yang dulu lagi. Ia sudah berubah. Dan ia tahu semua karena perbuatannya sendiri.

Say No For LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang