Shadow

22 2 0
                                    

Kalian semua pasti merasa hidup kalian sangat berarti. Sehingga banyak dari kalian yang berlomba-lomba untuk mendapatkan kehidupan dunia yang menyenangkan dan lebih baik dari hidup mereka saat ini. Hidup mereka sudah baik, tetapi tetap saja mereka tidak puas dengan kehidupan mereka saat ini. Sifat manusia yang pasti ada di setiap manusia, selalu merasa tidak puas. Bagi mereka dunia ini hanya kesenangan. Bagiku dunia ini... adalah kehampaan. Tiap waktu, tiap saat aku melihat kematian, kematian, dan kematian, hingga aku ingin merasakannya. Setelah aku mengerti alasan banyak dari mereka yang melakukan kematian. Kehampaan, rasa bosan terhadap dunia, abu-abu, kosong, stress, tekanan, depresi. Setiap ku berjalan yang kulihat hanya kehancuran dunia, manusia mulai kehilangan kemanusiaannya. Mereka tidak punya hati dan perasaan, mereka hanya melihat apa yang mereka ingin lakukan saja. Mereka tidak melihat dan tidak peduli dengan apa yang ada disekitar mereka. Disuatu waktu aku pulang dari tempat sekolahku, aku langsung masuk ke kamar tanpa menyapa kedua orangtuaku. Karena bagiku mereka tak memiliki wajah, semua orang tak memiliki wajah. Sama halnya dengan hati mereka, kosong. Aku menyalakan televisi dan berbaring di kasur dengan tatapan kosong. Aku melihat berita yang berisi berita bunuh diri, pembunuhan dan lain-lain. Di berita bunuh diri diberitakan warga sekitar banyak yang menjadi saksi kejadian tersebut, tetapi tidak ada yang mencoba untuk menolong orang itu, mereka lebih memilih melihatnya hingga kematiannya. Bahkan di waktu yang sama ada yang menyuruhnya lompat secepatnya lalu mengabadikan kejadian itu dengan smartphone mereka. Mereka menganggap kejadian ini seolah-olah hanyalah hiburan semata atau atraksi dari hewan sirkus. Aku tertidur sesaat setelah berita itu selesai. Aku tertidur dan aku memimpikan berada di tempat dimana orang itu ingin bunuh diri. Entah kenapa aku memimpikan itu. Lalu aku sesaat melihat kebawah, banyak orang-orang dibawah yang meneriaki dia dan ada tidak sedikit yang merekamnya. Lalu ada juga yang meneriakinya kegirangan menyuruhnya untuk lompat. Entah kenapa aku merasa kalau aku adalah orang yang sedang mereka teriaki. Tiba-tiba saja orang itu datang, dan entah kenapa aku mulai mengajaknya berbicara. Aku berbicara dengannya panjang lebar, entah aku tak tahu apa yang kubicarakan. Aku seperti membujuknya untuk kembali ke rumahnya. Kami sesaat melihat kebawah. Lalu aku melihat ke langit dan menunjuk langit dan berbicara.

"Lihatlah, indah bukan? Kau masih bisa melihat semua ini selama kau masih hidup. Apa masih berpikir untuk mati?"

"Baiklah..."

Lelaki itu pun kembali ke bawah dan beranjak pulang. Disitu aku merasa ada yang aneh. Yang pertama suaraku jadi sedikit lebih berat. Yang kedua aku memakai jubah dan topi yang aneh berwarna hitam yang menutupi dari ujung kaki sampai mulutku. Seketika setelah dia pergi aku terbangun. Begitu terbangun kepalaku terasa sangat pusing dan tubuhku terasa lelah. Aku kembali menyalakan berita. Aku terkejut, ternyata beritanya berubah. Lelaki yang diberitakan mati bunuh diri tersebut ternyata berhasil dibujuk dan kembali kerumahnya. Aku tak bisa berkata apa-apa lagi melihat berita tersebut. Aku segera berganti pakaian, aku melepas bajuku, rok yang kupakai. Lalu membuka lemariku, entah kenapa jubah yang ada di mimpiku ada disitu. Aku masih tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Setelah menyiapkan pakaian aku bergegas pergi mandi lalu kembali tertidur lagi dikamarku. Kalau semua ini bukan mimpi. Jadi sedari tadi tubuhku sudah bergerak tanpa kehendakku.

OtherSelfWhere stories live. Discover now