"Malas sekali kau tidur di jam pelajaran seperti ini ya..."
"Siapa...?"
"Siapa aku sebenarnya... harusnya kau sudah mengerti..."
"Tenang saja... biar aku yang menggantikan kendalinya. Kau istirahat saja."
"He? Eh? Tu-tunggu!!"
"Selama tidur."
Terakhir kulihat wajah tersenyum, wajahnya tak asing. Rambut pendek itu, mata violet itu, senyum itu, itu aku.
Aku berjalan menuju ke atap sekolah saat jam pelajaran selesai. Disana, aku melihat diriku sendiri. Dengan memakai jubah yang kupakai di mimpi sedang menatap langit sore, aku mencoba mendekatinya.
"Kenapa kau begitu gemetaran? Aku adalah dirimu sendiri... jadi tak ada yang perlu ditakutkan."
"K-kau ini... apa sebenarnya?"
"Apa aku ini sebenarnya...? Seharusnya kau sudah tahu itu."
"Sisi... jahat ku?"
"Ahahaha... Hampir tepat... Sudah kubilang kan? Aku adalah dirimu. Perwujudan lain dari diri dan keinginanmu."
"Perwujudan lain? Keinginan?"
"Naahh... bayangkan saja seperti ini. Kau ingin melakukan sesuatu tetapi dirimu yang sekarang tidak berani melakukannya atau tidak berani bergerak. Maka saat itulah aku terwujud sebagai penggantimu untuk melakukannya. Bisa dikatakan juga kepribadian ganda, tetapi tidak sepenuhnya seperti itu juga..."
"Lalu...?"
"Aku tidaklah nyata dan tidak juga fiktif, aku ada tapi tidak sepenuhnya ada, itulah aku... diciptakan untuk memperbaiki dunia ini. Jadi tidak sepenuhnya aku ada di dunia ini karena keinginanmu. Keinginanmu hanya sebagian dari perwujudan ku saja."
"...Aku yang sebenarnya... berasal dari perwujudan dunia ini, tangisan dunia ini. Dan kau yang kebetulan punya kesamaan denganku secara tiba-tiba menjadi wadah bagiku, jadi dengan kata lain..."
"Kaulah yang terpilih-"
"Aku... yang terpilih..? Untuk apa!?"
"Tentu saja untuk memperbaiki dunia ini bodoh... Hahahaha..."
Kulihat tawanya yang dingin dan kosong.
"Naaahhh Saatnyaa bagimu.... Untuk bangun...!"
Dia menjentikkan jarinya lalu seketika aku berada di posisinya berdiri sekarang...
YOU ARE READING
OtherSelf
Mistero / ThrillerKematian, Kehampaan, Kepedihan. Semua itu sering dirasakan. Apalagi saat ini. Masa dimana manusia kehilangan kemanusiaannya dan tidak peduli dengan sekitarnya selain ambisi dan nafsu mereka. Di saat itulah mereka butuh pertolongan.