Psstt. Gadis dengan rambut bergelombang yang dikuncir ekor kuda, pemilik nama lengkap Keisya Xavia Sadira Atmaja yang semula sibuk dengan ponselnya itu menoleh, mencari tau darimana asal suara tadi.
Saat menoleh ke kanan, Keisya melihat seorang laki – laki yang ia kenali sebagai anak SMP Arjuna hanya dari melihat seragamnya. Sambil memperhatikan keadaan sekitar, laki – laki itu terlihat melambaikan tangan, mencoba memanggil Keisya agar mendekat ke arahnya. Ragu – ragu, Keisya menunjuk dirinya sambil bertanya tanpa suara. Jujur saja, dia tidak ingin terlibat masalah. Mengingat kondisi sekolah mereka yang sudah lama bermusuhan.
Saka mengangguk. Membuat Keisya mau tidak mau melangkah mendekat. Saka langsung menarik Keisya saat bisa menjangkau tangannya, membuat gadis itu terkejut karena gerakan Saka yang begitu tiba – tiba. Apalagi sekarang laki – laki itu membawanya masuk lebih jauh ke dalam gang.
"Lo mau ngapain?" pekik Keisya begitu Saka melepaskan cekalan pada tangan kanannya. "Jangan macem – macem ya, atau gue teriak sekarang." imbuhnya penuh dengan ancaman.
"Tenang," Saka merentangkan tangannya ke depan, memberikan intruksi agar Keisya lebih tenang. "Lo tenang dulu, gue nggak ada maksud apa – apa. Apalagi mau macem – macem sama lo."
"Gimana gue bisa percaya?"
"Gue bawa lo ke sini karena gue mau minta tolong sama lo."
Keisya menatap Saka penuh dengan rasa curiga. Dia tidak boleh percaya begitu saja pada omongan orang yang baru dia kenal, apalagi jika orang itu adalah laki – laki. Begitulah pesan Mama yang selalu ia pegang teguh hingga sekarang.
"Gue minta tolong kasih surat ini ke Keira."
Dengan satu tarikan nafas Saka mengatakan kalimat itu, lengkap dengan kedua mata terpejam dan kedua tangan memegang sebuah amplop berwarna coklat terulur ke depan menahan malu.
***
Selamat pagi, siang, sore, dan malam dimana pun kalian semua berada. Semoga terhibur ya sama cerita Keisya dan kawan - kawan.
Peluk & Cium,
Krafky

KAMU SEDANG MEMBACA
Escape
TeenfikceSejak putus dari mantan pacarnya-Sakha, Keisya jadi enggan untuk menjalin hubungan dengan siapa pun dan menikmati hari - harinya sebagai penyiar radio di sekolah. Sampai pada akhirnya, bak sebuah takdir yang memang direncanakan oleh Tuhan, Keisya d...