Magic

2.7K 41 6
                                    

Dari balkon kamarnya di lantai dua, pohon sakura terlihat cantik di pandang. Dia bisa melihat langsung dan berhadapan dengan senja kemerahan. Hidupnya tampak tidak menarik sama sekali. Bahkan tidak tahu apa hidup yang sebenarnya.

Apa yang kau pikirkan ketika kau tahu apa yang terjadi esok? Bahkan tak ada kejutan sama sekali yang membuatnya menerka-nerka. Dia tahu cara pikir semua orang di sekitarnya. Dan, dengan mudah dia bisa membedakan teman yang tulus atau sekedar memanfaatkannya. Bukan hanya itu, dia bisa menghentikan waktu sesaat. Tidak. Dia jarang melakukan itu, setelah dia menghentikan waktu, dia harus tidur selama seminggu penuh untuk memulihkan tenaganya. Dia sekali melakukannya dan tidak berencana melakukannya. Dua lagi. Dia bisa memindahkan benda tanpa tersentuh oleh tangannya. Dan satu hal dari semuanya yang satu-satunya menyebalkan. Dia tidak pernah merasakan sakit dan sedih. Baik sakit tubuh yang terluka atau sedih perasaan. Jangan pernah bercerita kesedihanmu padanya dia tak pernah mengerti. Yang diketahui hanya rasa bahagia luar biasa setiap harinya.

Aisawa Tsukinami percaya bahwa dirinya adalah putri sang dewa. Namun dalam hati kecilnya dia tak menginginkan itu semua. Dia ingin menjadi manusia normal. Bisa merasakan cinta dan tentunya akan merasakan sakit hati. Tak ada dorongan lain selain kekuatannya untuk bahagia. Bahkan seberapa banyak temannya. Tidak ada satu pun yang benar-benar membuatnya bahagia. Dia tampak asing dari mereka dan lebih memilih sendirian. Meskipun dia tak merasa sedih saat itu.

"Kau harus mencarinya. Kau harus mencarinya untuk menyempurnakan hidup. Kau harus mencarinya untuk menjadi manusia seutuhnya." Suara itu lagi. Aisawa tidak menggubris seperti biasanya. Dia termenung membayangkan orang yang selama ini dikatakan oleh suara sang dewa. Tapi, dia tak mengenal siapa pun.

Dia bosan. Dia tidak merasakan sebuah petualangan dalam hidup. Dia merasa dirinya paling tahu, paling kuat, paling bisa dan paling-paling yang lainnya. Matanya yang bening bahkan sudah tak terlihat indah lagi. Dia tak pernah sekali pun menangis. Entah ketika pertama kali dia dilahirkan. Apakah dia menangis? Tidak. Dia bahkan tak tahu apakah dia benar-benar dilahirkan atau diturunkan dewa dari langit. Yang dia tahu, dia dirawat sepasang suami istri yang sudah tua. Dan, mereka meninggal ketika Aisawa belum sempat bertanya siapa kedua orangtua kandungnya.

Aisawa memandangi kelopak bunga sakura yang merah muda. Satu persatunya berhamburan hanya dengan perlakuan Aisawa yang menggerak-gerakkan jari telunjuk seolah mengomandoi setiap kelopaknya turun. Tiba-tiba saja semua itu berhenti seketika. Dia mencoba lagi dan lagi. Namun, sia-sia. Jemarinya tak berfungsi. Pikirannya juga kacau. Tak ada pandangan untuk esok. Hatinya pun serasa aneh tidak seperti biasanya dia segelisah ini. Bahkan dia belum tahu apa itu gelisah. Ini sangat aneh.

"Ada apa ini?!" tanyanya pada diri sendiri.

Seketika pandangan membunuhnya terhenti pada seorang lelaki yang sedang mengobrol lewat telepon dengan sangat ceria. Bahkan dia sama sekali tak punya kekuatan. Dia tidak bisa membaca pikiran lelaki itu, masa depan, menggerakkan benda, atau bahkan menghentikan waktu. Hatinya benar-benar aneh sekarang. Dengan cepat dia menuruni anak tangga turun ke lantai satu dan keluar pagar rumah. Dia bertemu lelaki itu sekarang. Lelaki yang membuatnya tidak bisa apa-apa.

Lelaki itu melirik sebentar ke arah Aisawa. Alisnya mengangkat tanda tidak mengerti mengapa gadis itu keluar dari rumah dengan terengah-engah. Dia tersenyum ramah sementara itu Aisawa menatap tajam kepadanya. Kali ini lelaki berwajah sangat Jepang itu mengerutkan kening tanda lebih bingung. Dia melirik sekitar tapi tak ada siapa pun di trotoar itu. Hanya dia. Dan tatapan itu memang untuknya.

"Apa saya mengganggumu, Nona?" tanyanya ramah. Benar-benar ramah. Bibir merah gelapnya tersenyum sangat manis. Seketika Aisawa takjub dan entah mengapa emosinya mereda. Meski masih lemas karena berlari menuruni tangga terburu-buru.

Magikó (Kumpulan Cerpen Fantasi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang