Kirana adalah seorang gadis biasa. Meski hidupnya sederhana, ia selalu merasa bahagia bersama keluarga. Hingga pada suatu hari sebuah musibah terjadi, merenggut kebahagiannya. Kehilangan orang yang paling dicintai secara tiba-tiba. Ia merasa terpasung di antara kesedihan dan kerinduan yang tak berujung. Setiap hari ia selalu terpekur dan menangis sendu di sudut ruangan kamarnya. Manakala hujan tiba, ia seperti orang gila keluar rumah menerjang hujan menuju tepi jalan raya. Di sana ia hanya terdiam, mematung, dan merasakan setiap tetesan rinai hujan membasahi tubuh mungilnya.
Umur Kirana sudah menginjak 22 tahun. Setahun yang lalu ia sudah jadi sarjana, merampungkan pendidikan di Ibu Kota. Setelah lulus ia masih bercokol di Jakarta bekerja di salah satu perusahaan media. Suatu waktu, ibunya di kampung menelfon, memberitakan bahwa kakak perempuannya akan segera menikah. "Mbakmu sudah dipinang orang." Dari nada suaranya terdengar bahwa ibu Kirana amat bahagia. "Setelah menikah, mbakmu akan ikut suaminya. Kamu pulang ya, temani bapak dan ibuk di rumah." Mendengar itu, ia memutuskan untuk kembali pulang ke kampung halaman, menuruti perintah ibu. Lagipula ia sudah terlalu lelah dengan hiruk pikuk Kota Jakarta yang memuakkan. Kini saatnya ia berkumpul kembali dengan keluarga, melepas rindu yang sudah menggenang bertahun lamanya terpisah jarak.
P.S = jangan lupa difollow akunnya yah
YOU ARE READING
Kirana Saat Hujan Turun
Short StoryHujan mengingatkannya pada seseorang. Seseorang yang telah pergi dan tak mungkin kembali. Dinginnya hujan justru membuatnya merasa hangat. Kenangan demi kenangan menyeruak dalam pikirannya. Ah ada kerinduan yang susah dijelaskan. Baca ceritanya hi...
