Inspirasion

558 53 1
                                    

Tangisan langit masih melatari beberapa belahan tempat di seluruh dunia. Menciptakan suatu nada teratur dengan irama konstan di atas daratan sang panggung opera. Mengguyur kota Seoul dengan sangat rajin, terjadwal dan tanpa absen di penghujung musim semi. Termasuk sore ini. Namun perkembangan teknologi dan kecanggihan daya pikir manusia dalam menciptakan dan mengatur sesuatu, sudah mengurangi banyak hal buruk yang akan mereka alami dalam mengantisipasi semua hal. Termasuk cuaca yang pada akhirnya dapat diramal. Para pengira mood langit itu sudah sangat bekerja dengan baik mengingat mereka memberitahukan perkembangan cuaca dan suhu setiap pagi. Namun kemungkinan usaha mereka tidak berhasil seratus persen memang tetap ada.

Meski ramalan cuaca mereka beritahukan dari banyak media, tapi jika ada orang-orang yang terlambat bangun pagi untuk nonton berita, tidak baca surat kabar pagi, tidak dengar saluran radio atau malas buka internet hanya untuk tahu hari ini langit akan menangis atau tidak, maka misi para peramal cuaca itu akan gagal dalam mengantisipasi para manusia modern di abad dua puluh satu ini dari kehujanan. Jangan tanya 'Memang, ada orang yang begitu polosnya tidak bawa payung sementara sepagian ini semua media memberitahu kalau sore hari akan hujan?' karena salah satu dari orang-orang itu adalah mereka. Dua orang yang berlari-lari kehujanan di pinggir jalan sore ini.

"Yaaaak, Jung soojung! Kenapa tidak bawa payung?!" seru seorang lelaki rambut coklat dan bermata tajam pada gadis yang berlari di depannya. Kedua tangan lelaki itu memeluk sebuah tas berukuran cukup besar di dadanya dengan erat. Berusaha sekuat tenaga agar benda di dalam tas tadi tidak kena nakalnya air hujan yang kalau datang suka keroyokan.

"Jangan menyalahkan aku oh sehun! Kau sendiri kenapa tidak bawa?!" jawab gadis berambut pendek diatas bahu yang berlari di depan lelaki tadi. Tak berbeda keadaannya, gadia tadi juga memeluk sebuah buku catatan kecil agar tidak kebasahan air mata langit.

Mengingat tubuh mereka sudah basah dan kedinginan, tak perlu pemikiran dua kali untuk dapat sekedar mampir di sebuah cafe di pinggir jalan dekat halte bus. Melihat sebuah tempat yang menggoda, sehun berlari menyeimbangi soojung dan menarik tangan gadis itu ke sebuah cafe.

"Minum secangkir cappucino atau coklat panas sepertinya merupakan ide bagus?" ujar sehun dijawab anggukan semangat '45 dari Soojung yang tambah menggigil. Alhasil dengan tubuh basah kuyup, modal muka tebal dan cuek yang mereka sangat berbakat didalamnya, kedua insan itu melenggang masuk cafe yang bersih, hangat, dan terkesan mewah dengan percaya diri. Mereka tidak peduli dengan deathglare para pelayan cafe yang kesal karena lantai cafe jadi basah tertetesi air dari baju mereka yang basah kuyup.

Setelah mendapat posisi yang menyenangkan, kedua orang itu duduk di kursi nyaman dengan beludru coklat tua bergaya Eropa. Tak lama, seorang pelayan mendatangi mereka dan mempersilahkan mereka memilih menu yang ada. Setelah mencatat pesanan, pelayan itu kemudian pergi. Tinggallah kedua remaja yang beranjak dewasa itu sedang sibuk dengan urusan tangan dan pikiran mereka masing-masing.

"bodoh... Kenapa kau tidak melihat jadwal kunjungan?! Sekarang hari senin. Tentu saja tempat itu tutup!" gerutu Sehun pada gadis yang duduk di hadapannya yang sedang sibuk mengelap kaca mata yang basah.

"Kalau kau tau hari ini mereka libur, kenapa tidak memberitahuku dan malah seperti orang bodoh pergi ke sana bersamaku?!" balas gadis tadi setelah kaca mata itu kembali bertengger di wajahnya. Sebetulnya percakapan mereka itu tidak perlu. Karena jelas mereka berdua sama-sama tidak tahu jadwal kunjungan di Museum Nasional Korea.

Perlu diketahui, bahwa kedua orang itu adalah utusan yang--menurut mereka--istimewa dari Universitas tempat mereka berlayar sebagai civitas akademika. Lebih tepatnya di salah satu unit kegiatan mahasiswa di bidang pers dan jurnalistik. Deathline yang harus di kejar seminggu lagi membuat mereka serius focus mengerahkan semua kemampuan untuk menjalankan tugas mereka; Menyiapkan sebuah rubrik utama dari tema bulan ini.

SeStal StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang