✨2. Hazel✨

24 4 0
                                    

Inilah aku, Hazel livia. Aku adalah remaja kelas 12 di SMA Jaya Bangsa. Aku berasal dari keluarga sederhan. Ayahku seorang guru honorer di SD, sementara ibuku bekerja di pabrik tas dan sepatu.

Sekolahku adalah sekolah yang ternama di ibu kota. Bisa bayangkan seperti apa murid-muridnya? Ya, tas branded, sepatu bergaya, penampilan modis bak model papan atas. Mereka semua adalah anak dari para pejabat dan millionaire.
Sedangkan aku? Tas seadanya, sepatu pasaran, dan penampilan sederhana.

Setiap kali masuk gerbang sekolah, hanya aku yang rela kepanasan terkena terik matahari pagi karena harus berjalan kaki sejauh 5 kilometer dari rumahku ke sekolah.

Mereka? Ada yang naik kendaraan sendiri, ada juga yang diantar orang tuanya serta ajudan-ajudan mereka.

Kalian penasaran kenapa aku bisa masuk ke sini? Tentu karena otakku yang bisa diandalkan. Walau aku tak pernah mengikuti bimbel apapun di luar sekolah, tapi otakku bisa menandingi pemikiran orang-orang kaya itu.

Jika disandingkan dengan mereka, aku hanyalah kerikil yang tertimbun diantara jutaan permata. Memang, banyak dari teman-temanku yang bilang bahwa paras alami yang kumiliki bisa dijadikan saingan dari mereka yang selalu melakukan perawatan rutin setiap harinya. Parasku tak semengagumkan para dewi yunani, tapi wajah naturalku mampu membuat seseorang terpana hanya dengan melihatnya. Itu adalah asumsi dari mereka.

Sekarang, aku sedang berjalan diatas trotoar jalan dengan menggunakan sandal jepit andalanku. Udara malam kota Jakarta membuatku tak lupa memakai sweter berwarna kuning kesayanganku dan juga celana leging. Ibu menyuruhku membeli obat untuk Yasmin yang sedang sakit.

Oh ya? Aku lupa. Aku punya dua adik, dia adalah Yasmin dan Keno. Yasmin kelas 2 SMP. Sementara Keno, dia masih kelas 4 SD.

Aku menyebrangi jalan dengan santainya, tanpa menyadari dari arah kananku sedang ada mobil yang berjalan cepat. Hingga saat lampu mobil itu semakin mendekat dan menyorotku, aku menolehkan wajah ke arah datangnya suara deruman yang semakin terdengar.

Aku membelalakkan mata. Apakah ini akhir hayatku? Aku menutup wajah dengan kedua tanganku.

"AAAAAAA... TIDAKKKKK.. BERHENTI!" aku berteriak berharap si pengemudi mampu menyadarkan diri bahwa akan ada nyawa yang melayang akibat kelalaiannya ini.

Citttttttthhhhhh..

Suara decitan terdengar keras sekali, saat benda keras terasa menyentuh betisku tanpa menabrakku.

Aku membuka mataku perlahan-lahan.
Syukurlah, aku masih bernafas ya Allah -batinku menyeruakkan kelegaan.

Ketika aku menundukkan wajahku, aku melihat sepatu mengkilat berwarna hitam. Dan saat itulah aku mendengar suara bernada bariton dari seorang pria.

"Jalan itu lihat-lihat!" tekannya penuh ketegasan.

Aku mendongakkan wajahku. Menatap siluet pria bertubuh tinggi-tegap yang ada dihadapanku sekarang. Wajahnya tertutup sinar rembulan, ikut terkena cahayanya. Dia memakai pakaian formal dengan jas berwarna navy begitu pula dengan celana berwarna senada. Sehingga aku tak mampu berfikir waras.

Tampan, berwibawa, aku mengagumi ciptaan Tuhan yang ini -Batinku sambil tersenyum penuh arti.

"Gila!" katanya dengan sangat lancar yang membuat aku memudarkan senyumuku seketika.

"Enak saja kalau bicara." kataku ketus.

"Kau memang GILA! Berjalan tidak melihat sekitar, lalu senyum-senyum sendiri seperti orang kerasukan." katanya sambil menekan kata 'gila' mampu membuatku mencabikkan bibir kesal.

"Jangan ulangi! Semoga kau tak seceroboh ini saat kita bertemu lagi." imbuhnya sembil melangkah memasuki mobil lamborgini berwarna hitam.

Aku meneruskan jalanku yang sempat terhenti sambil bermonolog.
"Siapa dia berani mengataiku ceroboh?! Lalu apa tadi katanya? Bertemu lagi? Cih, aku tak sudi." kataku sambil berdecih saat mengingat kata-kata sialan pria itu.

"Maafkan dosa hambamu ini yang pernah mengagumi pria tak tau diri seperti itu ya Allah." Kataku penuh harap sok dramatis.

***

TBC..

  Jangan lupa VOMMENTnya🙌
Author sayang kalian😘 Jangan jadi silent readers, itu menyakitkan!!

MonokromTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang