Tahun pertama kuliah...
Rintik hujan di pagi hari membuat setiap orang enggan meninggalkan kasur. Misalnya Lila, masih ingin menghangatkan diri dalam selimut. Ditambah seseorang yang kini memeluknya membuat ia betah diatas tempat tidur.
"Lila..." Sakha merapikan anak rambut di depan wajah Lila. "Lila..." panggilnya lagi sambil mengelus kedua pipi Lila sayang.
Lila tidak bergerak sedikitpun. Diam-diam Lila memang telah terjaga sejak tadi. Namun ia enggan membuka matanya karna masih ingin mencari kehangatan bersama Sakha.
"Bangun Lila" Sakha mencium dahi Lila.
"Bangun" kedua, ia mencium mata kiri-kanan dan hidung Lila.
"Nggak mau bangun?" Sakha menatap Lila senyum.
"Oke" Sakha mencium bibir Lila, hanya menempel.
Lila membuka matanya. Ia terperangah. Matanya mengerjap lucu. Ini ciuman pertamanya. See? Wajahnya sudah semerah tomat. Lila menutup kedua wajahnya karna malu.
"Iiih malu" Sakha terkekeh sambil menarik-narik tangan Lila.
"Sakhaaaaa...." Lila bangun dari tidurnya, lekas masuk ke kamar mandi karna menahan malu.
Sakha sangat tau Lila. Lila si gadis polos, ia belum pernah berciuman. Tapi menurut Sakha, tadi itu hanya kecupan bukan ciuman yang sebenarnya. Apa Sakha perlu mencium Lila lagi yaa? Hahahahah
Disisi lain, Lila menetralkan degupan jantungnya. Membasuh muka merah layaknya kepiting rebus. Lila memegang bibirnya, ia masih merasakan bibir Sakha disana. "Sakhaaaaa! Good bye my first kiss"
Dan Lila paham. Ia bukanlah ciuman pertama Sakha, namun Sakha adalah ciuman pertamanya. Lila juga paham, Sakha pasti sudah berciuman dengan banyak gadis selain dirinya, sebelum menjalin kasih dengannya. Lila sepatutnya mengerti. Jadi tak apa, toh sekarang Sakha pasti hanya menciumnya. Duh! Otak Lila jadi ngeres gini.
***
"Terimakasih" Lila melambaikan tangannya kepada pemilik mobil yang telah membawanya sampai ke kampus. Siapa lagi kalau bukan Sakha.
"Morning princess!" sapa Hani yang juga baru datang.
"Morning babes!" Mereka melakukan pelukan ala-ala perempuan.
"Tumben pacar lu nganterin"
"Iya hehe"
Mereka berjalanan menuju kelas diselingi dengan obrolan ringan.
"What? Are u serious?" Hani terkejut karna cerita Lila tadi malam bersama Sakha.
"Don't too much girl!" Lila melirik Hani sinis karna suaranya terlalu kencang hingga membuat mereka jadi tontonan. Sedangkan Hani, ia hanya cengengesan sambil menutup mulutnya.
"I'm sorry" ujar Hani. "Wajar sih gua kaget, lu kan ngga mau tuh bobo ama cowo" tambahnya lagi.
Sampainya dikelas mereka duduk di kursi belakang dekat jendela. "Ngga terjadi apa-apa kan?" cengir Hani, matanya berkedip-kedip penuh arti.
"Ya enggak lah! Kotor banget pikiran lu. Masih pagi please!" sinis Lila.
Dan selanjutnya perkuliahan dimulai. Setelah itu mereka berbincang lagi. And Lila's good listener, Lila selalu sabar dengerin curhatan Hani tentang cowoknya Rehan yang ketahuan selingkuh.
Kasihan Hani-ku
***
Usai makan siang bersama Hani, Lila tidak langsung pulang. Ia memilih pergi ke perpustakaan fakultas untuk mencari buku accounting, hitung-hitung jadi referensi buat bikin tugas dari Prof Kus.
Lila menyusuri rak-rak buku di blok Economy and Bussiness. "Banyak banget sih" Lila mengeram kesal melihat daftar buku yang harus dicarinya. Asal kalian tahu, Prof Kus itu banyak maunya. Beliau nggak akan mau terima tugas hasil copy-paste dari internet dan nyontek punya yang lain. So well, Lila cari aman, hasil tugasnya harus perfect.
Mata Lila menangkap buku yang dicarinya sejak tadi. Buku accounting Warren Buffet yang telah diterjemahkan ke bahasa korea. "Tinggi sekaliiiiii..." Buku itu berada pada rak bagian atas. Lila kan pendek, ia meloncat-loncat meraih buku tersebut tapi tangan seseorang telah meraihnya duluan.
"Ini bukunya"
What the? Lila kenal suara itu. Lila berbalik, menatap wajah sang pemilik suara, memastikan diri bahwa ia sangat kentara akan suaranya.
AND BOOM!
Keduanya sama-sama terkejut. "Ini ambil bukunya" tambah dia lagi.
"Makasih" Lila tersenyum samar, meraih buku itu cepat dan langsung pergi dari sana.
"Kenapa harus ketemu sih!!!" Kesal Lila. Lila buru-buru mengeluarkan buku tulis dan pena dari tas nya. "Fokus! Fokus!" ia mulai membuka halaman pertama buku Buffet, mulai menulis catatan penting yang akan ia masukkan ke dalam laporan tertulisnya.
Tapi suara decitan kursi di sebelah menganggu keseriusannya. Then see! Orang tadi duduk di sebelah Lila. "Oh my god!" Lila menghela nafas, ia tak mungkin mengusir orang di sebelahnya ini. "Pura-pura ngga tau aja deh!" Lila fokus lagi pada buku di tangannya.
Disaat serius dan fokus, ia kembali terganggu dengan catatan kecil yang diberikan oleh orang yang sama. Isinya "Apa kabar?"
Heii! Heii! Dua kata itu sukses bikin Lila deg-degan kayak dulu. Lila gampang baper by the way. Lila ingin sekali membalas seperti jangan ganggu gue! Atau mungkin jangan deket-deket. Tapikan ini di perpus, nggak boleh berisik. Jadi ia hanya diam menatap kertas kecil dari orang tadi tanpa berniat untuk sekedar membalas melalui tulisan juga. Fyi, Lila's afraid to fallin in love with same person, it's mean jatuhnya untuk yang kedua kali. Jangan!
Basa-basi, Lila menoleh menatap kedua mata cowok di sebelahnya. Lalu tersenyum tersirat akan arti bahwa kabarnya baik-baik saja. Oke cukup! Lila harus segera ke tempat registrasi peminjaman buku dan langsung pulang. Lama-lama disini tuh nggak enak. Apalagi duduk bersebalahan sama mantan, jangan deh! Lila takut berpaling dari sang pacar dan balikan dengan sang mantan. Mantannya masih ganteng btw.
So.....
"Scary thing is when you fallin in love with your ex for 2nd time", Lila