Mission 4, START!
Tiga hari sebelum Bintang Jatuh.
Aku pergi ke titik pertemuan yang telah ditentukan dengan membawa sebuah koper berwarna hitam sebagai tempat pakaian yang kubawa, dan Fafnir yang terbang rendah mengikutiku. Aku membawa kertas salinan lokasi yang diberikan Kepala Sekolah beberapa saat yang lalu.
Aku menggunakan kaos berwarna merah, celana jeans, dan sebuah jaket kulit yang kubiarkan terbuka di bagian depan sambil menggantung headphone yang biasa kugunakan di leherku.
"Ini... titik Alpha?"
Tempat yang dituju benar-benar berada di ujung pulau buatan ini, dan tempat itu hanyalah sebuah dermaga untuk kapal penyelamat dan berbagai kapal-kapal yang digunakan saat keadaan darurat. Selain itu, banyak sekali kargo yang berukuran besar.
"Apa kita tidak salah tempat?"
"Yah, menurut kertas ini, tempat yang kita tuju disini. Apa ada kesalahan, ya?"
Fafnir dan aku sedikit kebingungan karena di tempat ini tidak ada apapun sama sekali selain kargo berukuran besar dan kapal-kapal darurat. Aku bahkan tidak melihat pekerja yang seharusnya bekerja di sekitar sini.
"Ini aneh!"
Aku sudah menyetel waktu dan datang sesuai jadwal, tapi apa-apaan ini?! Apa tidak ada siapapun yang akan menjemputku?
"Oh! Jadi kau yang Ketua sebutkan?!"
Seorang lelaki berdiri di atas sebuah kargo yang berada di puncak kargo lainnya. Dilihat dari pakaiannya, dia sepertinya anggota Pasukan Garis Depan. Ah, aku ingat!
"Bukannya kau yang kalah dari Fafnir setelah terkena serangan petir itu?"
"Ahaha!! Waaah... itu benar-benar memalukan!"
Dia melompat dari atas itu dan mendarat di depanku. Hebat! Dia tidak terlihat terluka setelah melompat dari tempat setinggi itu?! Apa dia ini masih manusia?
"Jadi, dia yang pada saat itu mengalahkanku, ya? Heee..."
Daripada berbicara padaku, dia mendekatkan wajahnya kepada Fafnir yang sedang terbang di belakangku sambil mengelus dagunya sendiri seperti sedang berpikir.
"Kau... Si anak petir ungu itu?"
"Oh! Kau mengingatnya! Jadi, kata Ketua, kau bukan Destroyer, ya?"
"Jangan pernah menyamakanku dengan para bajingan itu!"
"Ahahaha...! Maafkan aku, dan maafkan kami karena menyerangmu pada saat itu. Yah, kau tahu sendiri tentang apa yang kami hadapai, bukan?"
"Ya. Aku mengetahuinya! Ryuu sudah memberitahuku secara garis besarnya."
Dia tiba-tiba melirik ke arahku dengan tatapan penasaran. Setelah itu dia mulai berjalan dan memegang kedua bahuku.
"Tatsuya Ryuu-kun, ya? Aku Iwakami Saito! Tidak perlu formal, panggil saja Saito. Salam kenal...! Ah, ngomong-ngomong, aku kelas dua. Dan juga berasal dari Jepang, sama sepertimu dan kakakmu."
"Ah, salam kenal, Senior Saito."
"Bagus! Sekarang..."
Dia melepaskan kedua tangannya dari bahuku dan melihat ke arah langit. Melihat dia, aku juga melihat ke arah yang sama dengannya. Memangnya ada apa di atas sana?
KAMU SEDANG MEMBACA
Savior : The End Of The Galaxy [HIATUS]
Ciencia Ficción[Update : Selasa] [1Bulan : 1 Chapter] Diambil dari latar Jepang modern. Maaf jika ada kesalahan kata (_ _) Itu terjadi setelah sebuah asteroid yang tidak diketahui jatuh di salah satu tempat di muka Bumi, tepatnya di selat Malaka. Asteroid...