ツ first off all.

646 93 58
                                    

BELLYACHE.

edited, 1/04/20.

Malam ini sepi. Tenggelam dalam gelapnya langitnya malam. Tidak ada bintang karena come on, think logically. Memang kamu pernah melihat langit malam dipenuhi bintang?

Namun, rasanya malam ini terasa begitu suram, dan tercekam. Hawanya terlalu dingin, seperti adegan film horror yang menegangkan.

Ini bukanlah kisah manis atau kisah cinta yang terlalu rumit, tapi sebuah cerita tentang seorang psikopat yang melarikan diri setelah membunuh keempat temannya karena kesal, and plot twist, she meets a fellow psychopath who's also on the run.

Cerita yang indah bukan?

Awalnya, Mihyu hanya ingin jalan bersama teman-temannya. Tapi sepertinya, itu hari terburuk untuk teman-temannya, kecuali Mihyu. Hari itu menjadi hari terbaiknya, menjadi hari dimana ia menyadari kemauan tergelap dan terdalam hatinya.

"Indahnya hidup ya..." Mihyu berjalan di persimpangan jalan yang sepi nan gelap, hanya hening menemani langkah kakinya.

Tangannya dimasukkan dalam saku celananya, menyembunyikan tangan yang masih tersisa sedikit bercak darah yang belum dibersihkan.

"Ah, aku ingin banget membunuh orang sekarang hihi..." senyum kecil terukir di wajahnya, terbayang saat ia membunuh keempat temannya yang malang.

Langkah kaki Mihyu terhenti di sebuah rumah yang megah, rumahnya. Tangannya tergesa-gesa mencari kunci di sakunya. Dengan cepat, membuka gembok di pagar dan berjalan masuk dengan tenang.

Seperti orang yang tidak berdosa.

Mihyu bersenandung kecil, berjalan cepat menuju tangga, berlari masuk kamarnya di ujung kanan. 

"capeek banget hari ini" Mihyu berkata, melemparkan dirinya diatas kasur dan memeluk bantal gulungnya.

Ia menatap tangannya, pucat, namun penuh dengan darah. Darah pekat itu membuatnya senang, bergetar kesenangan.

"satisfying." Mihyu ucap dalam nafasnya, tersenyum begitu lebar mengingat rasa mencabut sebuah nyawa.

Ah, ia lupa. Ada seseorang yang melihatnya. Melihatnya menikmati rasa menyakiti seseorang.

Tapi tak masalah, ia bisa mencoba melacaknya, dan wajahnya sepertinya tak tampak oleh orang itu. Ia hanya kesal karena melupakan sesuatu.

Ia lupa menjahit mulutnya.

••°•

Flashback

Suara dering ponsel berbunyi, mengusik hening yang tercipta di kamar itu. Dengan malas, Mihyu mengangkat teleponnya, kesal melihat teman-temannya mengganggu aktivitasnya.

"Apa sih?" Mihyu akhirnya mengangkat teleponnya setelah membiarkan  ponselnya berbunyi beberapa kali.

"Jangan lupa nanti siang ya! Kita pergi jalan-jalan! Kamu kan yang traktir." suara perempuan terdengar di seberang telepon.

"Iya! Aku inget, gak akan aku lupain dehh, tenang aja."

"hehe, sori sori. Yaudah aku tutup ya, bye"

"ck, bye"

Mihyu menghela nafas, muak sama teman-temannya yang bermuka tebal. Ia tau kok, mereka hanya memanfaatkan dirinya karena kaya.

BELLYACHE.   jisung, renjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang