Prolog - When We First Met

105 16 18
                                    

Ehehehe, baru bawa prolog ya. Nanti abis ini, update part terakhir The Wrong Beginning. Uhuhuhu, aku suka banget sama Jaehyun! My laaaav! Wkwkwk akhirnya bikin ff tentang doi deh. Semoga suka ya! Aku belum bisa kasih kepastian sih ngelanjutinnya bakalan teratur ngga. Kan bakalan tumpang tindih sama Too Much Different soalnya. Hehehe, penting upload dulu. Keburu gatel. 🤣🤣🤣. Vote dan komennya ya geeees!











Seorang gadis dengan rambut panjang bergelombang itu tampak sederhana. Rambut panjang hitam bergelombangnya ia gerai begitu saja. Sore itu, ia memakai dress berwarna peach berlengan panjang, dan juga memakai mantel berwarna hijau mint. Sangat feminin, dan kakinya mengenakan sepatu berwarna peach, senada dengan dressnya. Ia tampak buru-buru, sembari terus melihat jam tangannya.

"Aku bisa telat!" Ia menggerutu.

Hari ini, ia memang ada acara penting. Reuni SMA nya. Reuni besar-besaran yang tentu mengundang berbagai angkatan. Sungguh acara yang ia nantikan di akhir minggunya. Selain karena ingin bertemu dengan teman-teman lamanya tentu ada alasan lain yang membuatnya ingin datang.

Ia berjalan terburu-buru, berusaha agar sampai tepat waktu di halte bus dekat rumahnya. Kalau tidak, ia harus menunggu lebih lama untuk mendapatkan bus. Ia bisa saja memakai taxi, tapi entahlah, memakai taxi bukanlah seleranya. Baru ia akan keluar dari area rumahnya menuju jalan besar, suara klakson mengagetkannya.

Tin!

"Astaga!" Gadis itu memegang dadanya, kaget.

"Na Somin! Somin-ah!"

Gadis bernama Somin itu menoleh, mendapati seorang pemuda yang nyengir lebar dari jendela mobil yang diturunkan. Namja itu melambai-lambaikan tangannya. Membuat Somin berseru riang.

"Yook Sungjae!"

"Hai. Somin-ah, kau mau pergi ke acara reuni kan?" Tanya pria itu, sambil turun dari mobil.

"Eung. Lho? Kau juga?"

"Sama," Ucap Sungjae. "Masuklah. Kita berangkat bersama saja,"

"Astaga. Aku beruntung sekali! Gomawo Sungjae-ya!"

Sungjae mengangguk, nyengir. Senang bisa membantu teman sekelas saat SMA sekaligus tetangganya itu. Sungjae membukakan pintu mobil bagian belakang, menyuruh Somin masuk.

"Eh? Tidak apa-apa aku di belakang? Kau jadi seperti supir lho,"

Sungjae terkekeh.

"Gwenchana. Soalnya di depan ada adik kelas kita,"

"Adik kelas?" Somin mengangkat alis. "Siapa? Ah, Si Mingyu?"

"Ani. Jeffrey,"

Jeffrey? Rasanya, aku tak pernah tahu Sungjae berteman dengan seseorang bernama Jeffrey. Dia...

BeauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang