THREE/TROIS

9K 1.4K 167
                                    

Rolf mendengar dengkusan keras Elena semenit setelah dia memuji perempuan itu sebagai "penyihir cantik." Entah apakah kalimat itu merupakan pujian atau justru menyindir Elena, Rolf tak bisa memikirkan alasan mengapa Elena mendengkus sekeras itu. Perempuan itu mengibas rambut panjangnya dan melanjutkan langkahnya menyusuri lorong panjang yang kiri kanannya terdapat ruangan panjang berkaca, yang isinya dapat dilihat Rolf dipenuhi orang-orang yang bekerja untuk Elena.

Ketika Elena melintasi lorong, para manusia yang berada di ruangan yang saling bersebrangan itu menghentikan kegiatan mereka, menatap dengan pandangan sama seperti di lantai bawah saat Elena melewati mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika Elena melintasi lorong, para manusia yang berada di ruangan yang saling bersebrangan itu menghentikan kegiatan mereka, menatap dengan pandangan sama seperti di lantai bawah saat Elena melewati mereka. Pandangan kagum dan gentar. Bahkan sepertinya lelaki urakan yang mengekor Elena sama sekali tak disadari keberadaannya. Dalam hati Rolf tertawa menyaksikan betapa kuatnya pengaruh keberadaan Elena terhadap orang-orang itu.

Hanya seorang penyihir saja yang mampu membuat orang-orang di sekitarnya tertegun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hanya seorang penyihir saja yang mampu membuat orang-orang di sekitarnya tertegun. Dengan sapu dan topi hitamnya, si penyihir hanya perlu menggerakkan tongkat ajaibnya membuat orang-orang itu kehilangan kata-kata. Itulah gambaran Elena di mata mereka. Di pikiran Rolf sebagai seorang penulis, Elena pantas menjadi salah satu cerita di mana sang tokoh utama perempuan memiliki karakter tegas yang memikat, seperti Wonder Woman? Atau Xena, the Warrior Princess? Astaga! Kedua tokoh superhero itu pantas disandang Elena.

Sementara Elena, alih-alih merasa tersinggung, ia justru merasa ingin memelintir mulut Rolf. Bagi Elena, sebutan penyihir sudah biasa didengarnya, namun Rolf menambah kata di belakangnya dengan kata "cantik." Dasar perayu menyebalkan! Kalimat itu takkan membuat Elena luluh atas kerusakan yang sudah diciptakan Rolf Zimmberman. Apalagi berbicara tentang berlian retak yang akan menjadi bagian pameran nanti malam. Dosa Rolf berkali-kali lipat di mata Elena.

Elena mendorong satu pintu ganda di bagian kanan yang bertuliskan General Manager, membantingnya menutup seakan lupa bahwa di belakangnya masih ada mahluk lainnya yang membawa blazernya.

Rolf bersiul panjang seraya menahan pintu dengan kakinya, berkata ringan dengan bermaksud menyindir Elena. "Apa kau lupa ada mahluk berkaki dua di belakangmu, Miss?"

Elena menoleh sekilas dan tersenyum melihat Rolf yang kembali menendang daun pintu dengan sebelah kakinya. "Ya, kurasa mahluk itu sudah memanfaatkan fungsi kedua kakinya."

MY DIAMOND LADY (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang