Hidup Baru

52 8 0
                                    

Semua memang berpasangan. Ketika ada manis ada pula pahit, ketika ada atas ada pula bawah, ketika ada maju adapula mundur, ketika ada semangat adapula malas,lalu mengapa ketika ada aku Engkau mengambilnya ya Rabbi
😢

Hati Altha masih di rundung awan hitam. 2 minggu berlalu, tak ada yang bisa dilakukan Altha selain terbaring lemah di kasur kamarnya. Bukan berarti Altha menolak TakdirNya, perasaan sangat berpengaruh pada kondisi badan manusia.  Ketika perasaan kita jauh dari kata goodmood, apapun yang kita lakukan terkadang menjadi sesuatu hal yang rumit. 

SEMUA BUTUH PROSES

PERJUANGAN TAK AKAN PERNAH MENGKHIANATI HASIL

PELAN ASAL SELAMAT

..............

"Nak, kamu harus lanjutkan hidupmu, Tak baik jika berlarut-larut dalam kesedihan" ucap abi sambil mengelus kepala Altha.

Altha sangat sangat terlihat tak memiliki semangat hidup. Senyuman yang terukir hanya senyum tipuan, bukan keikhlasan. 
Buku yang Andika beri masih terbungkus rapi. Altha hanya membuka dari kotaknya dan melihat  tanpa membaca. Tersimpan rapi di atas meja samping kasur Altha.

"Nak, esok Keluarga Budhe datang kesini. Muqris juga datang kesini, bulan ini Muqris akan menginap disini" ucap umi sambil membawakan makan untuk Altha.

Hal ini mengartikan bahwa hari ini semua harus bantu umi masak dan persiapkan untuk besok.

Tubuhnya yang masih lemas, memaksakan untuk keluar kamar menuju ruang keluarga. Abi,umi,mas Rizal sedang berkumpul di depan teras.

Melihat adik satu-satunya memaksakan jalan keluar kamar, Rizal langsung membantu Altha berjalan. 
"Kemana?" tanya Rizal

"Bantu umi" jawab Altha lemas

"udah,istirahat di kamar.  Umi biar mas yang bantu" jawab rizal sambil menghalangi jalan Altha

"Mas! " ucap altha, walaupun dengan nada yang marah, itu tak akan berarti apa apa bagi Rizal. 

Rizal yang sangat mengenal sifat keras kepalanya Altha, langsung menggendong Altha menuju kamarnya. Tentunya Altha menolak perlakuan itu dengan menggerakkan kaki nya secara absurd. Tubuh Rizal yang tinggi namun sedikit berisi tentunya bukan hal yang sulit untuk menguasai gerakan Altha. Rizal terus membawanya ke kamar.  Namun karena gerakan Altha yang layaknya anak kecil itu semakin menjadi. 

DUG!

Pergelangan kaki Altha menabrak kusen Pintu kamarnya. Spontan Altha menjewer telinga Rizal sambil menahan sakit kaki nya.

"Aaaahhh, mas sakit!!! " sambil menangis Altha menjewer telinga Rizal sampai merah. 

Tak terima dengan perlakuan adiknya. Tangan panjang Rizal, menarik tangan Altha dan memasukkan tangan Altha ke dalam mulutnya.  Untung saja Rizal tak menggigitnya. Mulutnya menahan tangan Altha.

Altha langsung di dudukkan Rizal di atas kasurnya. Perkelahian tak selesai disitu. Altha melempar bantal ke arah Kepala Rizal.  Rizal yang pada awalnya pergi untuk mengambil air dingin untuk kaki Altha spontan merasa kesal. Tak ada balasan dari Rizal, ia meninggalkan Altha di kamarnya dan menutup pintunya. 

Pergelangan kaki Altha yang awalnya merah berubah menjadi ungu lebam. Benturan tadi memang sangat keras. 
Sudah jatuh tertimpa tangga pula. 
Niat Altha untuk membantu umi semakin sulit dilakukannya. 
Altha yang cengeng hanya bisa menangis menahan sakit pergelangan kakinya.

Berharap abi atau umi datang membawa Kompresan atau cream penghangat,semua itu hanya impian yang tak akan terkabulkan. Umi dan abi sudah pasti sibuk. Dan hanya mas Rizal yang bisa membantunya

Imam Shalatku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang