3.Rahasia

11.7K 306 8
                                    

Tapi Joey tahu setiap keputusan itu memiliki resiko masing-masing. Dan yang harus dilakukannya adalah menghadapi resiko dari keputusan yang telah dia ambil.

* * * * *

Mata Joey bergerak tatkala telinganya mendengar sesuatu yang mampu mengganggu tidurnya. Suara itu berasal dari ponselnya yang berdering di atas meja. Dengan mata yang masih terpejam, Joey meraih ponsel itu. Dia menggeser tombol hijau sebelun akhirnya menempelkan benda itu ke telingannya.

"Joey, kau di mana?" suara Meghan seketika membuat wanita itu membuka mata lebar. Rasa kantuk yang semula merundungnya seketika lenyap.

"Aku berada di hotel. Aku terlalu mabuk semalam. Apakah ada masalah?" panik Joey.

"Tidak ada. Hanya saja kau akan mendapatkan masalah jika tidak segera pulang dalam waktu setengah jam. Aku tidak tahu apa yang terjadi tapi tiba-tiba Mike memberitahuku mereka dalam perjalanan pulang."

Seketika Joey menegakkan tubuhnya hingga duduk di atas ranjang. Ketakutan langsung melanda wanita itu.

"Aku akan pulang. Terimakasih sudah membantuku, Meghan." Ucap Joey dengan tulus.

"Aku senang bisa membantumu mendapatkan sedikit kebebasan. Sebaiknya cepat matikan telponnini dan bergegas pulang." Ucap Meghan mengingatkan masalah yang akan di hadapinya.

"Baiklah. Sampai jumpa nanti."

Joey mematikan telpon itu. Kemudian meletakkannya di atas meja. Dia menoleh dan melihat Axelle masih tertidur. Pria tampan itu terlihat begitu damai. Joey menyunggingkan senyuman mengingat percintaan mereka yang luar biasa. Tidak hanya sekali. Namun Axelle membuatnya menginginkan pria itu terus menerus. Hingga akhirnya setelah dua kali bergelut, akhirnya mereka memutuskan beristirahat karena kelelahan.

Lalu tatapan wanita itu beralih pada jendela kamar. Terlihat langit di luar masih gelap. Kemudian dia mengecek jam di ponselnya. Masih menunjukkan jam tiga dini hari. Wanita itu bergegeas keluar dari selimutnya dan turun dari ranjang. Memungut pakaiannya lalu mengenakannya dengan gerakan yang sangat cepat.

Setelah mengenakan pakaiannya dengan lengkap, Joey melihat ke arah Axelle sekali lagi. Hatinya begitu berat meninggalkan pria itu. Namun dia tahu keindahan semalam hanya terjadi di malam itu saja. Dia tidak bisa mendapatkan keindahan itu lebih lagi. Akhirnya Joey meraih ponsel dan tasnya sebelum akhirnya melangkah pergi. Dia benar-benar meninggalkan cinta satu malamnya.

* * * * *

Joey memarkirkan mobil Meghan tepat di depan rumahnya. Dia bisa bernafas lega karena dia tidak melihat mobil suaminya terparkir di dean rumah. Segera Joey mematikan mesin mobil dan bergegas keluar dari mobil. Dia berlari masuk ke dalam rumah.

Saat membuka pintu, dia bisa melihat Meghan tampak mondar- mandir karena cemas. Kemudian saat mendengar pintu terbuka dan matanya menangkap bayangan Joey, seketika wanita berambut pirang itu bernafas lega. Dia segera berlari memeluk Joey.

Meghan melepaskan pelukannya dan berkata, "Syukurlahkau tiba duluan. Sebaiknya kau mengganti bajumu dan berbaring di atas tempat tidur. Sepuluh menit lagi Denis akan datang."

Joey menganggukkan kepalanya. Dia kemudian menyerahkan kunci mobil Meghan pada sang pemiliknya.

"Terimakasih sudah membantuku, Meghan. Aku menikmati kebebasanku yang indah."

Meghan tersenyum lembut. "Senang mendengarnya. Aku akan menagih ceritamu besok. Pergilah."

Joey menganggukkan kepalanya. Dia segera mengikuti perintah Meghan. Dia berlari menaiki tangga menuju kamarnya. Dia membuka pintu kamarnya. Terlihat lampu di samping ranjang masih menyala. Joey membiarkannya tetap menyala untuk berjaga-jaga Denis pulang lebih awal dan mengetahui dirinya masih tidur di kamar.

Jerat Cinta Sang CEO (Terbit di Fictum)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang