empat.

20 2 0
                                    

"Lo.. Norak!"

April menoleh setelah mendengar lontaran dari orang di belakangnya.

Mendapati si anak baru.

"Astagfirullahaladzim. Yaallah yarobii. Kenapa gue harus ketemu lo lagi, sih?!"

Tak mendapat respon, April memilih untuk meninggalkan cowok itu. Namun baru beberapa langkah, cowok itu bersuara.

"Cowok lo?"

April mengigit sudut bibirnya, tanda ia kebingungan. "Apasih? Cowok gue siapa coba maksudnya. Eh ya, Alanaaa gue bilangin..".

April menghampiri Alana yang tengah tiduran di rumput. Ia menduduki kursi yang terdapat di samping tempat Alana berbaring.

"...kalo ngomong sama orang jangan ngirit ngirit. Mening kalo orang itu ngerti bahasa lo, coba kalo ngga? Apa salahnya sih ngomong dengan jelas? Jangan setengah setengah? Heran ya gue sama lo. Kayaknya lo rugi banget gitu kalo ngomong banyak!"

Alana melepaskan earphone yang tengah tersampir di kedua telinganya. "Cot ah!"

Mendengar itu, April menghentak hentakkan kakinya ke rumput. "Dasar Alana jelek!!!!" ia kemudian berjalan ke arah kelas. Namun, seseorang yang tengah memanjat pagar menghentikan langkahnya.

"Lah.. Tu orang mau ngapain? Bolos?! Ah, gue harus cepet cepet poto nih! Lumayan kan point gue bertambah 10!"

Mengeluarkan ponselnya dan langsung membuka aplikasi kamera.

Cekrek!

'Mati ae gue!' batin April. Ia merutuki kecerobohannya lupa men silent ponselnya. Dan, jadilah si cowok tadi mengurungkan niatnya untuk bolos. Ia kemudian menghampiri April yang tengah sibuk mengembalikan ponselnya ke menu utama.

"Atas dasar apa lo poto gue?!" sentak laki laki bername tag Rama itu.

"Dih geer banget jadi human! Sapa yang moto anda sapa?!" ketus April sambil perlahan memasukan ponselnya ke saku rok.

"Hapus, potonya!" titah Rama. Hal itu membuat April menggeleng.

"Gamauuuu!" April memandang Rama tajam "suruh siapa mau bolos?"

"Bukan urusan lo, pendek!"

"SIALAN LO BILANG GUE PENDEK! GUE BAKAL KASIH POTO LO KE BU AYNA!!" teriak April. Ia merasa tersinggung dengan kata pendek yang Rama lontarkan.

"Lo, gaakan berani!" ejek Rama.

April tersenyum miring. Hingga memperlihatkan sekilas lesung pipitnya. "Siapa bilang? Gue.akan.ngasih.ini.sekarang.juga!"

April berbalik badan. Tapi, omongan Rama memberhentikan langkahnya.

"Kalo sampe poto itu di kasih ke Bu Ayna, hidup lo gaakan tenang. Aprillia Laluna!" ancam Rama.

Deg.

Ucapan Rama sontak membuat April menoleh. "Siapa peduli, babe?!"

April langsung bergegas ke ruang Bk guna memberikan hasil jepretannya ke Bu Ayna

"Assalamualaikum Bu!" ucap April menghampiri Bu Ayna yang sibuk dengan kertas kertas di depannya.

Menoleh sekilas, lalu bu Ayna kembali berkutat dengan kertas itu. "Ada apa, Pril?"

"Bu, April tadi jadi saksi seorang laki laki yang bolos di taman bu!"

"Ada bukti nya ngga?"

"Ada kok bu. Nih" April menunjukan ponselnya yang menampilkan gambar Rama tengah memanjat pagar. "Namanya Rama"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 11, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Nazriel.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang