1-Taralia Rahayu

78 14 5
                                    

Hello London, I' Come

Reading On Wattpad
@milaazh_

Inilah kebiasaan tara setiap ada waktu luang, ia pasti menyempatkan dirinya berziarah ke kuburan mantan kekasihnya, daffa. Setahun sudah daffa meninggal. Tapi tara masih belum bisa melupakan daffa. Ia masih dibayang-bayangi kenangan indahnya bersama daffa.

"Daf, kenapa kamu ninggalin aku." Ucap tara menahan air matanya agar tidak keluar.
"Kamu janji gak bakal tinggalin aku tapi, kenapa kamu ninggalin aku," lanjutnya. "Kamu tau gak, sekarang aku sendirian, sepi tanpa kamu, sebelum kamu meninggal kamu bilang ke aku bakal nemuin laki-laki yang lebih baik dari kamu," tara tidak bisa lagi menahan air matanya.
"Itu gak mungkin, kamu yang terbaik buat aku." Lanjutnya dengan suara parau.

"TARALIA RAHAYU,"
Tara yang merasa terpanggil mendongakkan kepalanya, menghadap orang yang memanggilnya.
"Iya, " ucapnya sambil mengucek matanya.
"Lo ngapain tidur entar ketahuan pak danang mampus lo ra,"

"Biarin lah, lagi pula pak danang lagi sibuk ngejelasin materi tuh"

"Huaa, mending gue lanjut tidur lagi ah," lanjut tara

"Pak, pak tara tidur." Ucap piyanka sambil menunjuk kearah tara, yang membuat gadis itu tersontak kaget.

"Ehh, enggak pak, piyanka bohong." Kata tara menggerutu kesal. "Dasar kamvrettt, awas lo,"

"Becanda siss," ucap piyanka terkekeh pelan.

Bel pulang sekolah telah berbunyi, murid-murid sma Jung juniverse berhamburan keluar gerbang sekolah. Tara yang biasanya semangat saat bel pulang, sekarang sudah tak semangat lagi. Biasanya saat pulang sekolah daffa selalu menunggunya di pos satpam. Jujur tara sangat merindukan dirinya.

Tara masuk ke kamarnya, rasa penat menggerogoti tubuhnya. Ia lalu membaringkan badannya ke kasur miliknya. Tara mengipasi tubuhnya menggunakan kertas koran yang ada di kamarnya. Ia menarik buku harian di dalam laci. Pada halaman depan terpampang jelas tulisan "PENGEN KE LONDON" Tara tersenyum-senyum melihat buku diary nya.

TOK TOK TOK
Tara tersontak kaget mendengar suara ketukan pintu, ia lalu membukanya dengan segera.
"Mama, kenapa ma." Tanya tara pada mamanya.
"Mama ada hadiah buat kamu," ucap friska tersenyum kecil.
"Apa ma"
"Suprise." Secarik tiket terpampang jelas dimata tara.
"Itu tiket apa ma,"
"Tiket ke London."

"Demi apa, ke London, seriuss." Tara nampak girang, friska senang anaknya bisa tertawa bahagia, setelah kejadian meninggalnya daffa tara jarang sekali tertawa sebahagia ini. Ia sangat rindu anaknya yang selalu tertawa girang.

Pagi-pagi sekali tara sudah siap berangkat sekolah. Seperti biasa tara mengenakan baju putih abu-abu dengan sepatu pink kesayangannya.

Gadis itu menuruni tangga satu persatu.
"Pagi papa ganteng." Sapa tara tersenyum membuat ajie terkekeh.
"Pagi juga anak papa yang cantik." Ucap ajie membuat tara tersenyum lebar.
"Tumbenan cepat bangun." Kata friska yang baru datang dari dapur.
"Hehe," tara terkekeh kecil.

"Piyannnnnn." Teriakan gadis itu membuat piyanka menoleh kaget. Mana pernah sahabatnya sebahagia ini.
"Pi, lo tau gak."
"Gak, gimana gue bisa tau orang lo aja belom ngasih tau."
"Gue mau ke London pi."
"Ajh, congrats raa, sayangnya lo gak ngajak gue.
"Abisnya gimana nyokap gue cuma beliin tiket satu doang."
"Yah deh gak papa, ntar liburan gue nyusul juga."

Hari ini tara sangat senang sekali, tidak bisa diukir bagaimana bahagianya dia saat ini. Besok dia akan pergi ke london, salah sesuatu kota impiannya.

Sepulang sekolah tara sudah harus bersiap-siap mengemasi barang-barangnya. Rasanya ada yang kurang karena mama dan papanya tidak ikut ke London.
"Mama tega nyuruh tara tinggal di London sendirian." Tanya tara cemberut.
"Yah enggaklah sayang, justru itu kamu di London tinggal sama temannya papa kamu." Friska tersenyum dan mengelus rambut tara.
"Tapi ma, tara kan disana 3 bulan, tara sedih gak ada mama papa,"
"Nanti kamu juga terbiasa kok, yaudah sekarang kamu tidur, besok pagi-pagi kamu sudah harus berangkat."

Tara memang ingin sekali ke london tapi mama dan papanya tidak ikut bersamanya, gadis itu merasa ada yang kurang.
"Ma, pa, tara pamit yah." Ucap tara berkaca-kaca.
"Jaga diri kamu baik-baik ya sayang." Friska memeluk tara sebelum ia berangkat.
"Hati-hati ya nak." Kata ajie mengelus pundak tara.
Tara menyalim tangan kedua orang tuanya dan mecium punggung tangan mereka. "Tara pamit, Assalamu'alaikum."

                                        LONDON
"London Aku datang, welcome to me."

Tara berjalan mengelilingi bandara, sambil mengecek penjemputnya, tiba-tiba datang seorang pria menghampirinya.
"TARA"
Tara yang mendengarnya tersontak kaget.
"I__iyah saya."
"Saya orang suruhan pak rahim, saya di tugaskan menjemput nak tara, mari." Ajak pria itu.

Sepanjang perjalanan tara sangat gugup, ia tak kenal dengan teman ayahnya. Apalagi dia pergi sendiri tidak dengan orang tuanya.

Akhirnya mereka telah sampai di sebuah rumah mewah dan sangat luas. "Mari mba masuk."
"Iyah pak," kali ini tara benar-benar gugup sekali.
"Mari masuk," ajak pria itu mempersilahkan masuk.
"Ehmm... iyah pak." Katanya tersenyum kecil.

Tara melangkah masuk kedalam rumah, ternyata pemilik rumahnya tengah berkumpul diruang tamu, mungkin mereka sengaja untuk menyambut kedatangan tara.

"Wahhh, tamu dari Indonesia sudah datang." Sambutan umaimah saat tara memasuki rumah. Tara hanya tersenyum. Dia tak mengenal siapapun dirumah ini, sejujurnya gadis itu ingin sekali pulang, dia tidak terbiasa pergi keluar negeri tanpa orang tuanya.
"Ayo nak duduk." Rahim pun berucap mempersilakan gadis itu duduk.
"Iya om, makasih,." Ucap tara tersenyum tipis.

"Selamat datang tara dirumah ini, semoga betah yah nak." Umaimah tersenyum kepada tara.
"Iya tante,"
"Kenalin ini anak umi, namanya isla, meya, ini ajjung, nah itu Yusha, dan yang ini harris anak umi yang paling tua." Umaimah memperkenalkan anaknya satu persatu kepada tara. "Ini abi rahim, kamu panggil saja saya umi dan panggil aja abi rahim abi ya nak, " Lanjutnya.
"Iya tan..... umi,"
"Meya sama isla anterin kakak tara ke kamarnya yah," perintah umaimah kepada meya dan isla.
"Ayo kak." Ajak isla.

Tara pun mengikuti kedua anak perempuan itu.
"Ini kamar kakak, didepan kamar kakak, kamar kak harris, hati-hati kak harris itu orangnya jahil." Isla tersenyum nakal.
"Kita tinggal dulu ya kak." Mereka berdua meninggalkan tara yang masih berdiri di depan pintu. Tara pun langsung membuka pintu kamarnya, ia begitu takjub dengan sebuah kamar luas dengan dekorasi serba pink, girly sekali.





Like my story guys❣️
Gimana ceritanya bagus gak.
Next or no?
Jangan lupa read and votment💋💋

Stay Di cerita ini guys pengen tahu kelanjutan cerita tara dan harris j.

Hello London, I' ComeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang