Chapter 4

567 103 1
                                    


"Buka pintunya, forehead! Aku tahu kau ada di dalam! Aku akan mendobrak kalau kau masih bersikeras tidak membuka!"

Sakura mendengus napasnya keras-keras. Ia mungkin bisa mengacuhkan sahabatnya itu dan berpura-pura tidak ada di apartementnya kemarin dan beberapa hari yang lalu. Tapi mendengar ancaman Ino kali ini ia yakin gadis itu tidak main-main.

Sakura memang sudah beberapa hari tidak pulang ke asrama dengan alasan menginap di apartement temannya. Tapi sepertinya Ino tidak bisa dibohongi. Gadis itu langsung menghubungi teman-temannya untuk menanyakan keberadaannya.

Dan disinilah akhirnya gadis itu berada sekarang. Apartement Sakura. Kemana lagi Sakura akan pergi jika tidak apartementnya atau rumah sepupunya? Setelah beberapa kali mendatangi apartement Sakura, ternyata Ino tidak menyerah begitu saja.

Suara pintu dibuka membatalkan niat Ino yang memang sudah mengambil ancang-ancang mendobrak pintu di depannya.

"Ada apa, pig?"

Ino melotot mendengar pertanyaan Sakura.

"Harusnya aku yang tanya seperti itu! Ada apa denganmu?! Kau seperti mengucilkan dirimu?! Kau bahkan menolak saat aku ingin mengenalkanmu dengan pemuda-pemuda tampan?!"

Sakura menghela napasnya kemudian diam. Dan itu membuat Ino semakin bingung dengan tingkahnya. Sakura selalu berapi-api jika berbicara tentang pemuda tampan. Ia menatap dalam gadis itu.

"Ada apa denganmu?"

Kali ini dia berbicara sedikit lembut.

"Hanya ada beberapa masalah, Ino. Kau tidak usah cemas."

Ino menatap tidak percaya pada Sakura yang sedang memaksa tersenyum.

"Kau tahu, kau selalu bisa bercerita padaku?"

Kini Sakura tersenyum tulus.

"Aku akan berbicara jika moodku mulai sedikit membaik. Aku janji."

Ino hanya mendengus mendengarnya. Ia mengerti Sakura. Gadis itu tidak akan menceritakan masalahnya sebelum keadaan dan suasana hatinya kembali membaik. Dasar gadis sok kuat.

Tapi yang membuat Ino mengalah adalah karena ia tahu Sakura adalah gadis yang tangguh. Ia pasti akan memberitahu masalahnya jika ia benar-benar merasa tidak sanggup menyelesaikannya. Jadi, selama ia belum mengadu pada Ino, itu berarti sang gadis merasa sanggup mengatasinya.

"Baiklah, tapi jangan mengasingkan dirimu terus. Kau membuatku khawatir. Pulanglah ke asrama. Hinata merindukanmu."

Setelah Sakura mengangguk sambil tersenyum, Ino kemudian menyerahkan sebuah map biru padanya.

"Permohonanmu untuk ikut team ke pedalaman Afrika disetujui Profesor Kakashi. Kau diminta untuk menemuinya hari Rabu untuk ikut pemantapan team. Jika kau tidak datang, kau akan didiskualifikasi. Geez, kau yang bersembunyi seperti ini membuat kabar ini susah sampai padamu."

Dunia Sakura bagai terputar seketika. Suara Ino tentang permohonannya untuk ikut team yang memang hanya diperuntukkan bagi laki-laki itu, berputar-putar di kepalanya.

JudgeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang