Chapter 1

1.1K 127 2
                                    


"Kau sudah gila, forehead!"

Sakura menutup rapat matanya saat suara membahana dari Ino –penghuni kamar asrama yang sama dengan dirinya selain Hinata– menembus gendang telinganya dengan spektakuler. Ia berdecak kesal sambil menoel gemas pipi gadis yang lebih muda setahun darinya itu dengan jari tangannya yang berlumur cream kue. Tentu saja hal itu membuat Ino menepis tangannya kasar sebelum menghapus noda cream di wajahnya.

"Bisa tidak kau tidak teriak-teriak? Kau membuatku telingaku sakit, pig!"

"Tidak sebelum kau menghentikan tabiatmu itu, jidat lebar tidak waras!"

Sakura mendelik tidak suka pada Ino. Mungkin bila Hinata ada di sini, ia akan melerai perdebatan duo gadis yang mempunyai kebiasaan suka berteriak-teriak jika sedang bertengkar itu. Sayangnya, Sang Gadis yang paling dewasa di antara mereka bertiga itu sedang menyusun angket untuk penelitian skripsi yang akan di ambilnya semester depan, jadi jangan harap itu akan terjadi.

"Kau dan Si Mulut iblis itu juga punya tabiat yang sama tidak warasnya, pig,"

Ino melongo tidak percaya mendengar jawaban Sakura.

"Tidak waras katamu?! Adalah wajar bermanja-manjaan dan saling memanggil 'sayang' dengan kekasih sendiri, forehead!"

Ino berteriak frustasi. Sementara yang diteriaki hanya memutar bola matanya jengah. Tidak waras baginya. Hubungan normal hanyalah seperti hubungan yang dijalin Shikamaru dan Hinata.

"Bukankah aku dan Sai sama saja? Kami sama-sama bermulut manis? Kalau dia boleh, kenapa aku tidak?"

Sakura menjawab dengan enteng sambil kembali fokus pada menghias kue yang ada di depannya saat ini. Dan itu sukses membuat Ino menepuk dahinya.

"Ya ampun, Sakura! Tidak peduli seberapa banyak pemuda tampan yang sudah kau gombali, aku tidak akan mempermasalahkannya! Itu terserah kau! Tapi kau sadar siapa yang menjadi incaranmu sekarang?!"

Sakura menoleh singkat dan mengangguk innocent sebelum kembali menekuni pekerjaannya. Menghias kue. Tinggal memberi nama di atasnya. Ia tidak tuli saat menangkap suara dengusan kasar di sebelahnya. Jangan tanya milik siapa.

"Kau pikir aku tidak waras sampai tidak mengetahui siapa dia?"

"Kau akan semakin tidak waras jika masih nekad melakukan niatmu itu."

Sakura mengangkat kedua bahunya acuh.

"Ayolah, Ino. Aku hanya berniat menggodanya. Tidak lebih. Aku juga tidak akan menjadikannya kekasihku. Jadi kau tenang saja."

Ino menatapnya tidak percaya.

"Tapi dia--"

Selesai.

Belum selesai Ino berbicara, Sakura sudah berbalik menghadapnya, membuat Sang Gadis teralih atensinya menatap apa yang dipegang gadis gulali di depannya. Wajahnya dapat menunjukan betapa syoknya dia.

"Kau bercandakan?"

Sakura cengengesan sambil menggeleng kemudian menatap penuh binar kue yang sudah selesai di hias dengan sebuah nama di atasnya.

JudgeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang