10-Banyak pemeran

157 10 0
                                    

--------

"Entahlah, padahal pertemuan kita tergolong singkat. Namun, sangat terasa berbekas di hati"

--------

Natasya kembali ke rumah dengan perasaan kesal, sedih bercampur aduk.

"Ngapa lo?" Natasya menatap Rayn dengan tatapan datar, melihat wajah murung adiknya membuat Rayn mengurungkan niatnya untuk bercanda.

"Adek gue yang satu ini, kenapa hm?" Rayn menatap Natasya dengan tatapan lembut, Rayn menggenggam erat tangan Natasya.

"Bang" Rayn menatap Natasya dengan alis yang terangkat, baru kali ini Rayn melihat Natasya sekacau ini. Rayn mengeraskan rahangnya. Rayn akan mencari tahu siapa yang sudah membuat adiknya seperti ini.

"Apa abang pernah ngerasain yang namanya sakit hati?"

Rayn tersenyum kecil, rupanya sakit hati-lah yang sudah membuat adiknya kacau seperti ini. Rayn jadi penasaran, siapa yang membuat Natasya patah hati.

"Hm, jadi siapa?" Rayn menaik turunkan alisnya beberapa kali, Natasya yang tidak mengerti hanya menatap kakak nya itu dengan pandangan bingung.

"Maksud abang?"

Rayn melepaskan genggaman tangan itu dan beralih merangkul Natasya. "Jadi siapa orang yang berhasil bikin adek gue yang manja ini jadi patah hati?" ucapan Rayn terdengar menggelikan di telinga Natasya

"Apaan sih bang!" pipi Natasya bersemu merah, Rayn langsung tertawa terbahak bahak melihat reaksi adiknya yang salah tingkah itu.

"Davino?" tebak Rayn tepat sasaran, Natasya tidak menjawab, ia hanya tersenyum malu dan memukul pinggang abang nya dengan keras.

"Abang ih!" Natasya mengerucutkan bibirnya kedepan, Rayn hanya tertawa terbahak bahak melihat reaksi adiknya yang sangat lucu.

"Oh ya sya" Rayn kembali ke posisi awal yaitu menghadap Natasya. Natasya hanya menampilkan wajah datar dan malas melihat wajah Rayn.

"Hmm"

"Temen lo yang cantik itu, sebentar lagi ulang tahun kan?" Natasya mengerutkan keningnya dalam, mencoba mencari tahu maksud ucapan Rayn. Setelah lama berfikir, akhirnya Natasya tahu siapa yang di maksud Rayn.

"Nabila maksud lo?"

"Iya, temen lo yang cantik nya beuh kaga ketulungan"

"Masih lama juga kamvret. Sotau sih lo" Natasya menempeleng kepala kakaknya dengan keras.

"Lo suka sama Nabila? Yaampun bang! Lo itu playboy banget sih, ngucap gue punya abang kaya lu" gerutu Natasya.

"Heh! Gue gaada ngomong kalau gue suka sama dia ya"

"Ya bagus deh, dia udah ada yang punya" Natasya berjalan meninggalkan Rayn yang masih terdiam. Namun, baru beberapa langkah, Natasya kembali berhenti dan menatap Rayn dalam dalam.

"Yang punya galak" setelah itu, Natasya benar benar pergi menuju kamarnya.

"Seganteng apa sih dia, bisa dapetin cewe cantik kaya Nabila?"

-------

Davino menatap gadis di hadapannya dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.

"Jadi ada apa?" tanya Davino langsung pada intinya.

"Dav, apa yang udah lo lakuin ke adik gue sampe dia nangis kaya gitu?" Davino mengusap wajahnya dengan frustasi. Sebenarnya Davino tidak ingin bertengkar lebih jauh dengan kekasihnya, namun, semenjak gadis itu datang ke hidupnya, masalah Davino semakin rumit.

GengsiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang