5-Bersatunya Rindor dan Wainen

190 13 2
                                    

Ganteng ganteng kere

Davino: Besok, kumpul di basecamp. Kita bolos sampe jam 12. Penting!

Jordi: Ada apa Dav?

Davino: Nanti kalian tau, pokoknya bolos sampe jam 12

Rizki: Tapi, di kelas gue ulangan miss Jennie. Bisa abis gue.

Davino: Gue gamau tau. Lo semua ngga dateng? Keluar lo dari Rindor.

Davino langsung merebahkan tubuhnya di kasur, matanya memejam. Salah satu kebiasaan Davino ketika sedang banyak fikiran.

Davino duduk dari tidurnya, meneliti setiap isi kamarnya. Sampai sampai, matanya berhenti pada sebuah figura kecil yang menampilkan foto dirinya dan seorang gadis yang di ambil 3 bulan lalu. Tanpa sadar, senyuman terbit begitu manis dari bibir milik Davino.

Karena merasa sudah sangat lelah, Davino terlelap dengan damai, sedangkan dirinya masih memakai sepatu dan seragam miliknya.

------

"Ada apa lo ngumpulin kita semua disini?" Ilham yang baru datang langsung duduk di samping Davino yang menampakkan wajah datar.

"Kita tunggu seseorang dulu" Ucap Davino masih dengan pandangan lurus ke depan dan wajah yang senantiasa datar.

"Siapa?" kali ini Rizki yang bertanya, Rizki menatap Davino yang tepat berada di hadapannya.

"Nanti" Ucap Davino singkat.

Tak lama setelah itu, mereka semua yang berada di ruangan ini menoleh ketika mendengar suara motor yang sangat bising dari luar. Davino langsung berdiri dengan aura berwibawa.

"Keluar, sambut, jangan banyak tanya" Ucap Davino penuh penekanan kepada semua anggotanya. Mengerti maksud Davino, seluruh anggota Rindor keluar dari tempatnya dan berjalan di belakang Davino.

"Bang" Ucap Davino bersalaman ala cowo dengan seseorang yang Davino sebut 'abang'

"Gue?" Ucap lelaki itu yang tak lain adalah Rayn, Rayn menyimpan kedua tangannya di depan dada, alisnya di naik turunkan. Mengerti maksud Rayn, Davino langsung melangkah ke samping dan langsung tersenyum singkat.

"Masuk aja bang" Setelah dapat ijin langsung dari Davino, Rayn dan beberapa anggotanya langsung masuk dan duduk di bangku yang tersedia di ruangan itu. Rayn berhadapan langsung dengan Davino, sedangkan anggota Rindor hanya berdiri menatap Davino dan Rayn.

"Gimana? Lo udah ngomong?" Ucap Rayn menaikkan alisnya, berniat bertanya. Namun respon Davino hanya gelengan kecil. Melihat respon Davino, Rayn hanya terkekeh pelan.

"Jadi seperti ini, gue mau ajakin kalian semua gabung ke geng gue" Ucap Rayn, membuat semua orang yang ada di ruangan ini terkejut. Pikiran mereka melayang entah kemana. Mereka? Di ajak gabung geng Wainen? Geng yang sangat terpandang di Bandung? Tentu mereka tidak akan menolak.

"Dan juga, berhubungan gue udah kelas 12 dan seperti tradisi turun temurun, akan ada penerus menjadi ketua geng Wanien dari kelas 11"  menyerupai pergantian ketua osis lah.

"Dan, ketua yang gue pilih ada di hadapan gue sendiri" Perkataan Rayn berhasil membuat semua yang ada di ruangan itu menoleh kepada Davino yang sedang menampilkan wajah datar. Akhirnya, mereka semua bertepuk tangan dengan keras.

GengsiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang