"Kenyamanan itu ngga kenal waktu, ngga kenal juga siapa orang nya. Kalau nyaman nya sama pacar orang. Kita bisa apa?"
-------
Sekarang, Natasya dan Davino sedang berada di salah satu pusat perbelanjaan Bandung. Natasya sedari tadi memainkan jari-jarinya, berusaha menyalurkan kegugupan nya.
Sedangkan lelaki di sampingnya terlihat sangat santai. Davino menatap lurus ke depan dengan pandangan yang tajam. Wajah nya juga datar.
Natasya melihat liat toko toko yang menjual berbagai macam barang. Natasya menatap Davino dengan sedikit mendongak karena Davino lebih tinggi dari nya.
"Mau nyari kemana?" Davino hanya mengangkat bahunya tanda ia tidak tahu. Natasya hanya menghembuskan nafasnya perlahan dan melanjutkan berjalan.
"Ehhh, Dav!" Natasya refleks menarik jaket Davino. Mendapatkan perlakuan seperti itu, Davino hanya menaikkan alisnya sebelah.
"Itu!" tunjuk Natasya ke salah satu toko boneka yang sangat bagus di lihat dari luar. Natasya segera berlari sedangkan Davino hanya mengikuti saja dari belakang. Senyuman kecil terbit dari bibir lelaki itu.
Natasya tampak antusias melihat lihat boneka. Davino hanya membiarkan Natasya asik dengan dunianya. Kali ini, Davino seperti seorang kakak yang sedang mengajak adiknya berbelanja boneka.
"Davino, sini!" Natasya menggerakkan tangannya menyuruh Davino untuk menghampiri dirinya.
"Apa?" tanya Davino dengan nada dingin.
"Ini bagus banget kan. Lucu gitu" Natasya memperlihatkan teddy bear besar kepada Davino. Davino melihat dengan seksama boneka yang berada di pelukan Natasya.
"Lo mau?"
"Eh?" Natasya seakan tersadar. Tidak seharusnya dirinya seperti ini. Niat nya kesini tidak lain tidak bukan untuk menemani Davino. Hanya itu. "Bukan gitu maksud gue" Natasya menampilkan senyum kikuk.
"Yaudah ambil aja. Ayo sekarang bayar" Davino menarik perlahan pergelangan tangan Natasya. Natasya hanya cengo mendapat perlakuan seperti itu dari Davino.
"Tapi kan Dav, niat kita kesini buat beliin pacar lo. Bukan buat beliin gue" Natasya ngoceh ketika mereka sudah sampai di kasir. Davino menghembuskan nafas perlahan.
"Gapapa, sebagai tanda terima kasih. Kalau buat pacar gue mah, nanti aja gue beli langsung sama dia. Gue juga gatau sih dia sukanya boneka apa" Natasya menatap Davino tidak percaya, sedangkan Davino hanya nyengir.
"Kok gi-" belum sempat Natasya melanjutkan bicaranya, Davino sudah menariknya keluar dari toko boneka itu.
"Lo bawel banget sih" Natasya membuang muka nya dengan kesal, Davino ternyata sangat menyebalkan.
"Sekarang, lo anter gue makan yok" belum sempat Natasya akan menjawab, Davino kembali menarik tangannya.
Davino hobi sekali memotong ucapannya.
Natasya masih menekuk wajahnya padahal sekarang mereka sedang ada di salah satu cafe yang ada di mall itu.
Davino terkekeh melihat ekspresi Natasya yang menurutnya sangat lucu. "Muka lo udah jelek, nambah jelek kalau kaya gitu" Davino tertawa renyah. Natasya semakin di buat kesal oleh sikap Davino yang sangat menyebalkan
KAMU SEDANG MEMBACA
Gengsi
Novela Juvenil"Sama sama mencintai, tetapi sama sama malu mengungkapkan" Natasya menanti Davino menyatakan cinta. Sedangkan Davino pun sama. Hingga akhirnya, Davino menyatakan sesuatu yang membuat Natasya harus berjuang sekali lagi. Demi mendapat balasan Cinta...