Selamat bacaaaaa:))
______________^______^________________Allena mengecek uji kompetensi, ternyata sudah di kerjakan. Ia kembali masuk kedalam kelas, dan memberikannya kepada pak Budi.
"Ini pak." Ujar Allena.
"Katanya basah, bilang saja kalau belum." Kata Pak Budi.
Allena hanya diam, ia tidak mau berdebat dengan pak Budi. Lalu ia pun duduk dibangkunya."Len, kok cepet banget keringnya?" Tanya Silva.
"Nanti deh gue cerita, rumit." Jelas Allena.
Bel pulang pun berbunyi, Allena, Silva, dan Dika keluar kelas. Mereka berjalan menuju gerbang sekolah.Tiba-tiba ada yang menepuk pundak Allena. "Nih buku lo, sekarang lo balikin buku gue." Ujar seseorang.
Allena pun membalikan badannya, dan menemukan seorang ketua osis SMA Taruna Bangsa.Allena mengambil buku Adit dari dalam tasnya, lalu mengambil bukunya di tangan Adit. "Terima kasih ya kak." Ujar Allena. Adit tidak merespon, ia berjalan begitu saja melewati Allena.
"WHAT? Segitu dinginnya kah dia? Sok banget sih." Protes Allena. Allena pun mengejar Silva dan Dika yang sudah jauh didepannya. Lalu mereka menaiki angkot.
"Oh iya, lo belum cerita ke kita. Kenapa buku lo bisa kering?" Tanya Silva. "Jadi tadi tuh pas gue keluar untuk liat buku, gue kaget karena tiba-tiba bukunya kering. Terus gue bolak-balik bukunya dan nemuin nama pemiliknya." Jelas Allena.
"Siapa emang namannya?" Tanya Dika. "Aditya Mahardika." Jawab Allena tenang. "APA? NGGA SALAH DENGER GUE?" Teriak Silva. "Berisik!" Bentak Allena.
"Iya, dan gue terkejut dong. Terus ada notes gitu dibelakangnya. Tulisannya 'ini buat lo.' Tapi keselnya, malah diambil lagi dong, terus dia ngasihin buku gue yang udah lumayan kering." Jelas Allena lagi.
Allena pun turun dari angkot dan masuk ke rumahnya. Di rumah ia melihat adiknya sedang duduk sambil menonton tv. "Tumben jam segini udah pulang." Kata Adik Allena, yaitu Alleva.
"Emang kenapa?" Tanya Allena. "Biasanya pulang jam 5." Jawab Alleva. Allena tidak merespon dan langsung masuk kekamarnya, di kamarnya ia menaruh tas dan berganti pakaian.
Allena mengecek handphonenya, lalu ada pesan masuk ke handphonenya.
AdityaM. (1)
"Your wellcome."
Allena yang melihat itu sangat terkejut, ia hampir saja melemparkan handphonenya."Gue harus bales apa nih?" Tanya Allena bingung. Lalu ia menge-chat Silva, untuk membantunya menjawab.
Silvaakn
"Sillll!!!!"
"Apaaa?"
"Si Adit ngechat gue! Dia bilang your wellcome."
"Terusss?"
"Gue harus jawab apaa?"
"Ya jawab aja, sip kek atau ok."
"Yasudah."Allena kembali ke menu kontak Adit.
AdityaM.
"Sip."
Allena langsung keluar dari aplikasi line lalu ia mematikan handphonenya. Allena pun mengeluarkan buku fisikanya, karena besok ia harus mengumpulkan tugas fisikanya.Setelah mengerjakan tugasnya, ia turun ke bawah untuk makan malam. "Eh Allena, nih mama masak Kangkung, sama ayam saus mentega." Tawar mama Allena. "Iya ma." Jawab Allena.
"Ma, kok mama ngga masak makanan kesukaan aku sih?" Gerutu Alleva. "Udah untung dikasih makan." Timbal Allena. "Ikut campur aja!" Bentak Alleva dengan bibir terbaliknya.
"Ehh, udah ayo makan nanti keburu dingin loh!" Lerai mama mereka berdua. Lalu Allena pun makan, setelah makan Allena kembali ke kamarnya dan tidur.
Hari sudah pagi, Allena bangun dari tidurnya. Ia mandi, lalu turun ke bawah untuk sarapan. Seperti biasa, mamanya sudah berada dikamar untuk dandan. Jadi Allena hanya makan selembar roti.
"Maa! Cepet nanti Allena telat!!" Kata Allena setengah teriak. "Iyaaa sabar!!!" Jawab mamanya dari dalam kamar. Setelah mamanya selesai berdandan, Allena dan mamanya langsung pergi.
Setelah sampai disekolah, gerbang belum ditutup. Allena langsung berlari menuju kelasnya, ia menaruh tasnya dan berlari menuju lapang. Karena hari itu akan dilaksanakan literasi.
"Hfft, capee!!" Keluh Allena. Allena langsung duduk dipinggir Silva. "Gimana kemaren?" Tanya Silva. "Yaa gitu deh, belum di baca sama dia sampe sekarang." Jawab Allena.
Saat sudah literasi, sang ketos maju kedepan panggung. "Hari ini, pada jam pelajaran terakhir semua anak membersihkan kelasnya masing-masing! Jika kelasnya ada kotoran sedikitpun, akan dikenai hukuman!" Titah Adit.
Allena yang melihat itu geram, masa hanya kotoran sedikit saja di beri hukuman? "INI TIDAK ADIL!" Teriak Allena. Silva yang melihat Allena, berusaha menarik tangan Allena agar duduk kembali. "Siapa suruh bicara?" Tanya Adit tenang.
"HATI SAYA YANG INGIN BICARA! KOTORAN SEDIKIT KAN WAJAR, BAGAIMANA JIKA JEJAK KAKI ANDA YANG MENYEBABKAN KOTORAN?" Teriak Allena. "Itu terserah kalian, saya tidak perduli." Jawab Adit dengan sangat santai.
_____________^________^_______________Hehe, mantul ga?
Maaf kalo pendek yaw:) jangan bosen bacaaaaaa!!!Salam baca🌞

KAMU SEDANG MEMBACA
KATAKU
Novela JuvenilADIT MAHARDIKA ketos SMA Taruna Bangsa. ALLENA NINDYA PUTRI gadis biasa yang memiliki adik bernama ALLEVA NINDYA PUTRI.