"ICHAAAAAA!!!!!! GUE DULU YANG MANDI""GAKK GAKK. APA-APAAN LO MAIN DULUAN, GUE BANGUN PERTAMA JADI GUE DULU"
"IH APA SIH GUA DULU AH MINGGIR APA"
Perlu diketahui, dua kembar ini sangat sulit dibangunkan tetapi sulit untuk mengalah. Seperti ini contohnya, selalu berebut kamar mandi di pagi hari. Orang tua mereka menyediakan kamar beserta kamar mandinya, jadi kalau ingin mandi tidak perlu turun kebawah.
"GAK. LO TUH HARUSNYA NGALAH SAMA KAKAK" ucap Rachel tanpa mengubah posisinya
"APASIH MATERI DARI MANA, HARUSNYA KAKAK NGALAH AMA ADE" balasnya tidak mau kalah.
"ICHA ACHEL. MAU SAMPE KAPAN KALIAN BEREBUT DIDEPAN PINTU? UDAH ACHEL NGALAH SAMA ADENYA. SINI KAMU SARAPAN DULU ATAU GA KAMU MANDI DIKAMAR MAMAH" teriakan khas dipagi hari
"Yes! Dengerin tuh kata mamah. Gue dulu yang mandi"
"YAHH MAMAH KOK GITU SIH"
Terlihat Raisha tersenyum puas akan kemenangannya, sedangkan Rachel hanya merutuki nasibnya.
"Minggir minggir, princess mau lewat hahahha" ucap Raisha meledek dengan gerak cepat menutupi pintu kamar mandinya sebelum kembarannya mengamuk haha.
"Huh awas aja lo cha." Kesal Rachel.
Dengan sangat amat malas Rachel menuruni anak tangga. Menuju lantai bawah, terlihat di meja makan sudah ada papah dan mamah beserta kakak dan adik bungsunya. Rachel menatap malas meja makan tersebut.
"Anak papah gak makan dulu?" tanya papah
"Gak" ketus Rachel
Mendengar jawaban anaknya, Tedy, papah Rachel hanya terkekeh melihat tingkah laku anaknya yang kini menginjak usia remaja.
"Kok gitu jawabnya?"
"Abis, mamah bilangnya 'ngalah sama adeknya' kali kali gitu achel dulu yang mandi" sambil memperagakan cara bicara mamahnya.
Setelah pertengkaran kecil antara dua kembar ini, semua keluarga makan bersama di ruang makan. Seperti biasa, papah Rachel dan Raisha pergi terlebih dahulu untuk menyelesaikan pekerjaan di kantornya.
Ah ya, papahku kini bekerja disalah satu perusahaan terkenal di Jakarta. Dan Alhamdulillah beliau dapat di posisi teratas dalam perusahaan tersebut.
Mengenai mamahku, beliau kini membuka usahanya yaitu boutiq disalah satu Mall di daerah Jakarta.
Aku senang memiliki orang tua seperti mereka. Kenapa? Karena walaupun mereka sangat amat sibuk, masih bisa menyempatkan waktu untuk anak-anaknya.
"Achel sama Icha dianterin sama ka Sam ya."
"Sam, anterin adik kamu sampe gerbang sekolah, jangan pas belokan sekolah." Ucap mamah.
Namanya Samudra Alviano. Panggil aja Sam. Anak tertua dikeluargaku. Tampan, tinggi, mancung, putih itulah yang selalu ia dapat jika mengantarku ke sekolah. Bahkan, banyak teman ku yang selalu bertanya bila ia tidak mengantarku dan Icha ke sekolah. Termasuk Regina dan Reva. Hmmm
Terlebih menyebalkannya lagi, ia sering nurunin kita berdua di pinggir gang sekolah, dan nyuruh jalan lagi untuk sampai ke sekolah. Bisa dibilang jaraknya masih rada jauh dari situ. Nyebelin banget kan?
"Yaudah iya mah nanti Sam anterin sampe gerbang"
"Awas aja kalo gak. kita aduin ke mamah"
"Nah iya itu" ancam mereka berdua
Sam mendengus "iya iya bawel lo berdua. Cepet makannya terus pake sepatu. Gue mau ngeluarin mobil dulu" tegas Sam dan berlalu dari ruang makan.
Rachel dan Raisha hanya tersenyum puas. Pasalnya, mereka berdua tidak akan berjalan kaki lagi. Apa gunanya kalau dianterin tapi ujung-ujung suruh jalan juga. Bener kan?
"Dah kalian jangan senyum-senyum. Buru makannya dihabisin terus berangkat. Bentar lagi mau jam 7" mendengar ucapan mamah, dengan segera aku dan raisha menghabiskan makanannya lalu pergi menyusul kak Sam.
"ICHA RACHEL BURU. UDAH MAU JAM 7 INI"
"IYAIYAA BAWEL LO JADI KAKAK" ucap mereka bersamaan
***
tbc!
ahirnya publishh yeayyy!! mon maap kalau masih ada kata-kata yang salah. masih pemula soalnya xiixix
jangan lupa vote dan comment yah!
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE FRIEND
Teen FictionJika kamu memilih untuk menantinya maka kamu harus menerima konsekuensinya Namun apa daya jika yang ditunggu bahkan tak menunggumu balik? Dia lebih memilih menunggu sahabatmu. Taukan kamu apa yang lebih menyakitkan dari sebuah perpisahan? . . . . ...