Sepanjang perjalanan aku dan Raisha hanya bermain main handphone. Kadang kala melihat keadaan dijalanan. Kalau kak Sam fokus dengan jalanannya, sesekali ia memerhatikan adik kembarnya melalui kaca.
"Dasar generasi nunduk" ucap Sam tiba-tiba
Mendengar ucapan seperti itu, aku dan Raisha langsung saling pandang, memasang wajah bingung. Maksud dia apa?
Tetapi setelah itu, aku dan Raisha menghiraukan ucapannya. Kembali fokus dengan handphonenya masing-masing. Sesekali memandangi jam tangan nya untuk memastikan dirinya tidak akan telat.
Sesampainya di sekolah mereka berdua, dengan sigap mereka langsung berlari kearah pintu masuk lalu menuju kelas mereka. Namun seketika langkah mereka terhenti di koridor kelas karena ada yang memanggil dirinya.
"Heh anak baru" tegasnya
Seketika tubuh mereka mematung, membeku, tidak berani berbalik badan karena takut kena hukuman dan takut diomelin oleh guru. Tapi, setelah dipikir-pikir, tidak mungkin seorang guru memanggil muridnya dengan seperti itu.
Sangat amat terpaksa, aku dan Raisha membalikan badan, dan ternyata...
"Apasih kak, lo bikin gue takut anjir" panik Rachel.
Ya. Yang tadi memanggil mereka ialah kak Sam, kakak mereka sendiri. Dan Sam terlihat tersenyum puas telah mengerjai adik kembarnya.
"Hahaha. Makannya jadi orang jangan parnoan PLUS jangan pikun" ucapnya dengan penekanan. Mereka malah semakin bingung.
Icha mengkerutkan dahi "pikun? Apanya yang pikun?"
"Tau. Gak jelas banget" kesal Achel.
Mereka berdua hendak pergi meninggalkan Sam di koridor tersebut. Namun, Sam memanggil mereka lagi.
"Lo sekolah cuman bawa handphone doang hah? Gak butuh buku? Gak butuh pr?" ketus Sam.
Dengan cepat mereka membalikan tubuh mereka kembali dengan cengiran di wajah dan senyum yang amat terpaksa.
"Hehehe lupa" Sam yang melihat itu, hanya membuang pandangannya asal.
"Nih. lain kali, kalau mau turun, jangan langsung turun, cek dulu ada yang ketinggalan gak. Lupa kan jadinya. Untung gue belum balik" Ucapnya
Mendengar pernyataan sang kakak, Rachel dan Raisha hanya terkekeh. Tumben banget dia baik, biasanya juga sabodo amatan sama adiknya.
Dengan segera mengambil tas nya masing-masing dan mengucapkan terimakasih kepada kakaknya. Langsung saja mereka berlari kembali menuju kelasnya. Selama dikoridor tidak ada siswa satupun diluar kelas. Dan itu membuat mereka semakin takut akan dihukum oleh gurunya.
Tetapi sesekali mereka melihat siswa yang menurut mereka sering terlambat. Apakah mereka termasuk?
"Eh Chel. Kayak nya kita telat deh. Lihat? Sepi banget koridor. Terus juga, hari inikan bu Susan ngajar. Dia kan kaga mau kalau siswanya sampai terlambat" ucap Raisha di sepanjang koridor
Jarangkan Raisha, aku aja takut. Kalian tau? Bu Susan ini termasuk guru yang dikategorikan galak dan tegas. Untuk kata tersebut memang beda tipis maknanya. Namun, kalau kalian ngerasain jadi aku dan Raisha, itu sungguh menegangkan.
Dulu pernah, ada salah satu siswa yang sempat kena hukuman dari bu Susan ini. Menurutku di cerita itu, memang kebetulan siswanya yang salah. Coba saja, sudah jelas diperaturan beliau yaitu tidak boleh terlambat dan siswa tersebut datangnya terlamat.
Dengan keberanian yang amat penuh, siswa tersebut masuk kedalam kelas dan disambut dengan tatapan tajam dari beliau. Kalau semisalnya aku yang telat, gak akan aku masuk kelas. Masih mending menunggu diluar kelas daripada kena omelan beliau.
Dan sekarang, aku merasakan diposisi siswa tersebut. Terlambar di jam pelajaran bu Susan. Sekilas aku menoleh ke arahnya Raisha, terlihat dari wajahnya tidak ada tanda-tanda tegang untuk hal ini.
"Kayaknya omongan lo bener deh Cha" ucapku
Benar saja, Raisha langsung senang setelah aku berkata seperti itu. Memang sih, Raisha termasuk orang paling santai. Tapi paling galak kalau lagi serius. Padahal hal ini juga termasuk hal serius. Aneh
"Yaudah kuy kantin" ucap Raisha dengan santai.
"Maneh teh gelo? Ini jam pertama dan lo bolos?"
"Lo mau? Nasib lo sama kaya siswa waktu itu hah? Gue sih ogah. Udah sih kali-kali bolos, ayo gue laper"
Baru saja satu langkah, satu langkah loh. Tiba-tiba bu Susan keluar dari kelas dan melihat mereka berdua ingin pergi menuju kantin.
"Raisha! Rachel! Mau kemana kalian!"
***
Wasiaappp ketauann wkwkwk
Aziggg up lagiii. Maaap maap masih pemula. Sorry juga kalau typoJangan lupa vote dan komennnn. Muahh xixiix
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE FRIEND
Teen FictionJika kamu memilih untuk menantinya maka kamu harus menerima konsekuensinya Namun apa daya jika yang ditunggu bahkan tak menunggumu balik? Dia lebih memilih menunggu sahabatmu. Taukan kamu apa yang lebih menyakitkan dari sebuah perpisahan? . . . . ...